webnovel

Cinta dari Suatu Tempat

Lim Na Young dan Kim Min Hyuk merupakan teman semasa kecil. Kini mereka berada pada satu Universitas yang sama dan bergabung dengan sebuah organisasi ISEA (Raise Earth). Banyak mahasiswa populer bahkan para alumni yang ikut juga berkontribusi dalam organisasi tersebut. Kehidupan perkuliahan Lim Na Young dan Kim Min Hyuk semakin menarik tatkala Dae Han yang merupakan seorang mahasiswa jurusan hukum menyatakan bahwa ia ingin mendekati Na Young. Tanpa sepengetahuan Na Young ternyata Min Hyuk juga menyimpan perasaan untuknya, namun yang ia lakukan hanyalah membuat Na Young bingung atas sikapnya. Hingga suatu saat, Na Young mengizinkan Dae Han untuk berada di dekatnya, setelah ia berprasangka bahwa Min Hyuk mulai tidak peduli lagi dengannya. Akankah Min Hyuk dan Na Young dapat melanjutkan alur pertemanan mereka? Atau akankah Dae Han berhasil meluluhkan hati Na Young? "When a place can introduce our love." Information : A novel update every friday & saturday

Yasriaryn · Adolescente
Classificações insuficientes
11 Chs

Penasaran

"Na Young, bisakah kau membuat salinan daftar nama calon anggota yang sudah ku tulis?." Perintah gadis bernama Sun Ni yang menjabat sebagai sekertaris ISEA. "Tolong buatkan sebanyak 20 lembar."

"Baik sunbae nim." Na Young mengangguk mengerti.

"Oh ya, kau harus menyalinnya di perpustakaan lantai satu, kebetulan mesin fotocopy disini baru saja rusak." Sun Ni mendadak memberitahu Na Young sebelum ia pergi.

Baru saja turun satu lantai, benak Na Young mulai menggerutu kepada sunbaenya-itu. Sejak pertama kali ia bergabung ke dalam organisasi ini, satu-satunya orang yang paling malas ia dekati adalah Sun Ni. Beberapa orang bahkan memutuskan untuk memberi nama lain pada sunbaenya itu dengan sebutan 'Sun-nim'- suatu panggilan mengolok-olok. Hal itu terjadi karena melihat kebiasaan tingkah Sun Ni yang sering memerintah orang semaunya.

"Tenanglah, tolong bersabar." Ucap Na Young untuk meredakan rasa kesal di benaknya.

Organisasi yang dipilih Na Young dan Min Hyuk terletak tepat disebalah gedung perpustakaan. Berbanding dengan gedung perpustakaan yang mewah, gedung yang biasa disebut UKM-Unit Kegiatan Mahasiswa-menjadi gedung paling buruk. Sudah hampir 10 tahun gedung UKM tak pernah dilakukan renovasi bahkan warna hijau yang terlihat pada dinding pintu masuk nyaris seperti tumpukan lumut dan tumbuhan-tumbuhan merambat. Memang tak ada yang menyangka, Universitas Minguk sangatlah buruk dalam membuat kebijakan, para pejabat tinggi Universitas ini hanya memperdulikan prestasi-prestasi mahasiswa dalam bidang akademik saja. Kebijakan yang tak pernah diperbaharui ini membuat banyak UKM terhenti, seperti olahraga ski dimusim dingin, para pecinta desain grafis, musik-musik tradisional, dan kini tersebar rumor bahwa seni teater akan ditutup pada akhir semester. Dari sekian banyak hal, terdapat satu poin yang selalu membuat mahasiswa kecewa yaitu fasilitas yang ada digedung ini tidak dikelola bersama-sama melainkan dikelola secara berkelompok sesuai jenis UKM-yang lebih parah-fasilitas yang ada tergantung seberapa tersohor UKM tersebut. Misalnya, jika terdapat salah satu UKM yang mampu menarik perhatian para almuni, maka sudah pasti UKM tersebut akan masyhur.

Sebanyak 4 unit mesin fotocopy diserbu habis oleh berbagai mahasiswa yang menyibukkan waktunya di perpustakaan. Na Young pun ikut mengantre pada salah satunya, lalu melihat ke depan barisan berinisiatif menghitung jumlah orang yang ada. Hasilnya sebanyak 5 orang.

Rupanya Na Young telah menunggu selama 30 menit, ia cukup senang mendapat kesempatan terakhir, sebab asumsinya menyimpulkan ia tak akan diburu-burui oleh siapapun. Begitu ia mulai memainkan mesin fotocopy dengan fokus, ia dikejutkan oleh suara seseorang yang tiba-tiba muncul dari arah belakang punggungnya.

"Maaf, bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu." Ucap lelaki yang tak diketahui identitasnya.

"Bo-bo-boleh.." Na Young bersuara gemetar, lelaki yang sedang mengajaknya bicara itu ternyata seseorang yang baru saja ia curigai di bis pagi tadi.

"Apakah kau dari organisai ISEA?." Tanya lelaki itu.

"Ya, itu benar." Na Young berusaha menyembunyikan pikiran negatifnya.

"Masih bisakah saya mendaftar organisasi ini?, sejak tahun lalu saya selalu memperhatikan setiap kegiatan organisasi tersebut, hasilnya cukup menarik. Hal itulah yang membuat saya berminat untuk bergabung." Penjelasan singkat lelaki itu.

"Mohon maaf, tetapi 2 hari yang lalu pendaftarannya sudah diututup."

"Tidak bisakah menerima seorang lagi?." Lelaki itu sangat memohon kepada Na Young,

"Baiklah, akan saya pertimbangkan bersama ketua organisasi." Na Young sedikit bersimpati.

Na Young menghitung setiap lembar yang keluar dari mesin fotocopy, lalu merapikannya dengan cepat agar dapat segera menuju basecamp. Na Young merasa lelaki itu sedang mengawasinya lagi, setelah ia mengetahui lelaki itu tidak meninggalkannya dalam jarak jauh.

Sesampainya di depan basecamp, ia kembali terkejut.

"Maaf, mengapa anda mengikuti saya?." Kesal Na Young.

"Saya hanya penasaran dimana basecamp organisasi ISEA." Tegas lelaki itu dengan wajah datarnya.

"Tindakan anda membuat saya tidak nyaman." Na Young berterus terang.

"Mohon maaf." Lelaki itu menundukan kepalanya.

Tanpa ambil pusing Na Young segera masuk ke dalam basecamp dengan emosi kesal di setiap sudut matanya.

"Sebenarnya kau ini siapa?." Suara Min Hyuk yang tanpa diduga menghampiri lelaki itu, diam-diam ia mengikuti Na Young dari jauh, seusai pulang dari kantor pengelolaan gedung.

Min Hyuk beradu tatap dan menahan bahu lelaki itu dengan satu tangannya, berupaya mendapatkan jawaban dari rasa penasaran yang kini sedang memuncak. Tak kunjung mendapat jawaban, ketegangan diantara mereka diakhiri dengan dering ponsel.

"Aku mengerti." Ucap lelaki itu menjawab suara yang berasal dari ponselnya.

***

Orang ini membuatku ingin memukulnya. -Min hyuk.