"Ihihi, sudah ketahuan, Ci … kayaknya bahkan Rio sendiri pun juga sudah tahu kalau kamu suka sama dia."
Cici tak senang dengan kenyataan itu. Tidak boleh, hal itu tidak boleh terjadi. Cici hanya menginginkan sebuah kisah manis yang tertutupi. Tidak ada yang boleh tahu tentang itu.
"A … apa, sih? Bukannya kamu yang suka pada Rio. Kok, malah …."
Caca meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Cici. "Sstttt! Sudah, cukup! Aku sudah mengetahui semuanya."
Cici terdiam. Ada alasan yang harus masuk akal sekarang agar bisa diterima Caca.
"A … aku sampai lupa mempersiapkan kado."
Cici mengubah topik pembicaraan. Ia memang sengaja melakukannya. Caca sebenarnya tahu mengapa adik kembarnya itu mengambil kado dan mulai membungkusnya. Oh, terlalu mudah untuk ditebak. Saat ini pasti hati Cici dengan berbunga-bunga.
"Kamu mau pakai kertas kado yang warna apa?" tanya Cici. Di tangannya sudah ada dua kertas kado—merah dan juga pink.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com