webnovel

Biarkan Mata Berbicara

Berawal dari kisah cintanya Anjani semasa SMK , yang takut untuk jatuh cinta, semua itu dikarenakan dia selalu melihat konflik antara kedua orang tuanya . Obsesinya untuk menjauhi arti cinta yang akhirnya membuat dia terpuruk akan cintanya sendiri. Ketika Anjani belajar untuk mencintai seseorang , Anjanipun menjalani kisah nya , ternyata dia hidup terombang ambing oleh bayangan dari pria yang dia cintai , membuatnya menjadi depresi dan mengambil jalan terakhir untuk masa depannya . " Akankah aku mengakhiri hidup ku ? atau aku harus bangun dari tidur panjangku ??... Anjani berkata dalam hati , matanya memandang lautan luas yang berada dihadapannya . cerita Anjani ini adalah awal novel saya, mohon kawan kawan berikan ulasan , saran dan kritiknya ya... agar saya bisa lebih baik lagi dalam menulis dan bercerita..(◍•ᴗ•◍) terima kasih , salam hormat penuh cinta dari saya. Chandrawati.

Chandrawati · Urbano
Classificações insuficientes
239 Chs

Pertemuan ini...

Papa ...

Akhirnya Antoni jadi mengajakku pergi ke Mall , membelikan ku baju dan semua kebutuhanku.

Aku hanya bisa terdiam melihat semua yang dilakukan oleh Antoni kepadaku.

Aku berjanji dalam dalam hatiku , bahwa ini semua akan kukembalikan dengan Uangku , Uang hasil jerih payahku , biarlah ini kujadikan Hutangku dulu kepadanya , karena mau tidak mau , aku memang membutuhkan barang barang ini semua.

" Anjani , ayuk kita makan dulu ,dari tadi perut gue dah keroncongan..." Antoni berkata kepadaku

Kulihat raut wajah Antoni terlihat pucat , mungkin memang benar dia sudah kelaparan . Karena dari tadi sepulang sekolah kita hanya makan kudapan dan minuman saja.

Karena lelah berjalan jalan di Mall , akupun merasakan perutku berbunyi sudah belasan kali.

Sontak aku terkejut , rasanya mataku tak asing melihat sosok laki laki yang duduk bercanda mesra di ujung ruangan.

" Astaga ...Tuhan, itu papa ! ku berkata dalam hati.

ingin rasanya ku lempar piring atau ku guyur mereka pakai air teh panas.

Rasa dada ini penuh amarah dan benci , ingin ku datangi mereka dan ku tarik papa pulang ... atau aku telpon mama , agar mama segera datang kesini.

Aku terdiam duduk di bangku urutan depan , sambil sesekali aku melirik ke arah papa.

Aku merasakan malu yang terangan sangat pada keluarga Antoni.

Sampai mati ayah Antoni tetap mencintai istrinya.

tetapi papaku....

papa sibuk bergonta ganti pasangan , Entah apa sebenarnya yang ada di pikiran papa.

Apa kesalahan mama sehingga papa menjadi seperti ini.

" Anjani , kenapa ?

Mukamu memerah seperti orang yang mau marah ? ada apa Anjani ?...

antoni pun bertanya kepadaku , dan aku bingung untuk menjawabnya.

dihatiku perasaan ini sangat membuat diriku malu.

Aku bingung apakah aku harus mengatakannya pada Antoni. Tentang apa yang sesungguhnya terjadi di tempat ini. tapi mata ini lama lama pun menjadi panas dan terbakar emosi.

Rasanya gelap mata dan jiwaku...tidak sabar lagi ku menahan semua ini. Akhirnya...

Aku berdiri dan berjalan menghampiri mereka.

papa

melihatku dan papa pun terkejut...

" A...anjani..! mau apa kau kemari ?

tanya papa yang terbata bata akibat kedatanganku

" waah... papa hebat sekali !

" Kupikir papa dah pulang daribtadi ,karena jam kantor kan pulang dari jam 4.30 tadi.

kenapa papa sekarang ada disini sedang apa...dan siapa perempuan ini.

tanya ku keras kepada papa.

" Hi.. aku Mala temannya papamu , senang bertemu denganmu...." dengan rasa percaya dirinya dia berbicara memperkenalkan dirinya kepadaku. di ulurkan tangannya dihadapanku

" Plak... " aku tepis tangannya di hadapanku.

seraya aku berkata kepadanya

" Kamu sudah berapa lama kenal papaku , dan sudah apa saja yang kamu dapat dari papaku ! "

Tiba tiba papa berdiri dan berkata kepada ku..

" Anjani.. ! kata katamu sungguh tidak tau sopan santun kamu ya... ! Papa pun membentakku.

" Papa ! apasih kesalahan mama kepada papa , sehingga papa berbuat ini kepada mama...!

Demi perempuan ini papa pergi meninggakan mama dan aku !

Rasanya mulutku mulai tidak terkendali dan aku akui aku semakin benci papa dan perempuan jalang itu.

Tidak lagi ku gubris Antoni yang berada di samping ku.

Dia menarik narik ku dan berusaha agar aku bisa tenang menghadapi papa.

" Anjani Sabar.. lebih baik kita duduk dan tenang , nanti kita malah di usir satpam ..."

Antoni berkata kepadaku dan menyuruhku agar aku diam dan tenang.

" Antoni...Tidak ada kata tenang bagiku sebelum aku mencabik cabik muka perempuan jalang ini....!!!

Aku berkata dengan penuh emosi , rasanya tanganku ini benar benar ingin meraih muka perempuan itu dan ingin merusaknya.

" Plaak...!" tangan papa dengan cepat, menampar pipi sebelah kananku.

" Om... !! jangan salahkan Anjani.

Dia harusnya di bela bukan malah terus disakiti !

Ayah macam apa kamu ini.

Antoni pun akhirnya berkata dengan nada keras kepada papa. karena dia melihatku ditampar oleh papa.

" Hei... bocah ! apa urusannya kamu dengan anakku !

aku papanya ! aku berhak menghukumnya kalo dia bersalah. bukan kamu ..bocah tengik !

papa mendorong Antoni yang berusaha menggadangnya.

" Aku Antoni Om ! Aku akan mengambil Anjani dan Tante dengan cepat kalo Om seperti ini .

Aku tidak menyangka... kalo aku harus bisa menghormati Om yang tingkah lakunya seperti ini.

Dengan gaya bagaikan seorang kesatria Antoni berkata kepada papa.

Ada rasa kagumku kepadanya . karena tidak pernah kusangka dia akan berbuat ini kepadaku dan mama.

" Apa maksudmu bocah tengik ...! mau ku gampar mulut mu yang lancang itu terhadap Orangtua HAH ...!

papa menarik baju Antoni dan berkata keras di hadapan Antoni.

" Om... Aku sayang sama Anjani . dan aku berjanji akan menikahinya. Aku berjanji akan membuatnya bahagia.

malam ini juga aku akan menjemput Tante Om .

jadi Om tidak perlu kuatir untuk memikirkan mereka lagi .....

" Tolong lepaskan baju saya , dan saya akan pergi meninggalkan Om , dari sini.. "

Antonipun memegang tangan papa , meminta agar papa melepaskan baju yang dari tadi ditariknya.

" Jangan harap kamu akan mendapatkan restu dari saya .... hahahahaah ...bocah TENGIK..!

papapun melepaskan baju Antoni dan mendorong badan nya hingga jatuh kebelakang .

membuatku terkejut dan berteriak kepada papa.

" Papa..!"

Mulai detik ini aku bersumpah !

Akan membencimu seumur hidupku..!

Dengan Air mata kebencian yang menetes dipipiku , akupun berkata kepada papa.

dan berharap ini adalah untuk yang terkahir kalinya.

Antoni menggandeng tanganku dan mengajakku pergi dari tempat itu.

aku melihat para Satpam berlarian menuju tempatku membuat keributan tadi.

Entah apa yang harus kukatakan pada Antoni.

aku malu dan takut , aku malu jika papaku di bandingkan dengan papanya Antoni.

dan aku takut jika aku menerima karma akibat perbuatan papaku.

Aku berjalan sambil menangis , sungguh rasa di jiwa ini sangat sangat membuat ku ingin berlari jauh meninggalkan semua orang orang ini.

" Anjani , kita langsung jemput mamamu ya , dan jangan bilang kejadian ini kepada mamamu.

cukup jadi rahasia kita berdua saja... ok !"

Aku hanya bisa terkesima mendengar kata kata yang keluar dari mulut Antoni . karena tidak pernah terpikirkan olehku bahwa dia akan mengambil sikap seperti itu dengan cepat.

Apa nanti yang akan dikatakan oleh si patung lilin itu...

atau apa nanti yang akan dilakukan oleh papanya Antoni. Pikiranku bingung tujuh keliling , karena aku sudah tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan selain hanya berharap kepada Antoni saat ini.

" Anjani... kenapa kamu melihatku terus menerus , apakah wajahku ini terlalu ganteng hingga membuat kamu terpesona tanpa berkedip .…. hahaahahaa "

gurauan Antoni memecahkan pikiran ku yang sedang terkesima oleh tingkah lakunya tadi.

" HuH...! dasar so Ge ' eR ! kataku pada Antoni ,

ku palingkan mukaku sambil aku tersenyum ,

" Antoni .... terima kasih ya "

ku genggam tangan Antoni sambil ku menatap wajahnya.

Baru kali ini ku lihat jelas wajah Antoni.

ada tahi lalat di pipinya , Alis yang tebal , hidung yang mancung , dan bola mata yang berwarna kehijauan.

Antoni benar benar mempunyai wajah yang tampan , karena dia adalah anak blasteran.

pantas saja banyak anak perempuan yang ingin menjadi pacarnya.

tapi entah apa yang membuat dia tertarik kepadaku dan mencintaiku sampai seperti ini.

" Mba .. Mas.. kita bener lewat sinikan.."

Pertanyaan Bapak Supir Grap , membuat kami tersipu , karena hampir saja Antoni mencium pipiku.

" Iya pak... nanti ada gang didepan itu belok kanan ya pak.. " sahut ku kepada Bapak Supir Grab

" Pak , bisa tunggu ga pak ? , nanti antar kami pulang lagi, karena kami hanya mau menjemput seseorang pak..? tanya Antoni kepada Bapak supir Grab.

" Ooh.. bisa bisa... saya tunggu disini brarti ya Mas..?

ujar Bapak supir Grab kepada Antoni , dan aku pun menjawab...

" Iyaa pak.. tunggu sebentar yaa.. "

Kulihat pintu depan terbuka dan aku pun langsung masuk memanggil mama.

" Maaa.. mamaaa... Anjani pulang maa..."

Maa... mama dimana...?

aku mencari cari mama dari depan kebelakang dan disetiap ruangan mama tidak menjawab panggilanku.

Aku mulai was was.. dan kalut , pikiranku bercabang bertanya mama pergi kemana...

" Oh nak Anjani datang tepat waktu...!

tiba tiba tetangga depan rumahku datang menghampiriku. dan berkata tentang mama..

membuat airmata ku ini keluar deras tanpa henti dan ku berlari ke arah Antoni, kutarik tangan Antoni yang sedari tadi menungguku diluar .

" Ayo cepat pak... antar kami ke rumah sakit Siloam "

Akupun masuk kedalam mobil tanpa berkata sepatah katapun kepada Antoni.

Antara percaya atau tidak Antoni hanya bisa terdiam dan mengikutiku , diapun tidak berani bertanya apa apa kepadaku , hanya bisa merangkulku dan mengusap air mataku.

Dihatiku semakin terpatri rasa dendam kepada papa.

Ingin rasanya aku membuat papa bertekut lutut dihadapan mama. dan meminta maaf kepada mama sampai akhir hayatnya.

" Mba ...sudah sampai , apakah saya harus menunggu lagi disini mba ? tanya Bapak Supir Grab kepada kami.

" Tidak usah pak , terima kasih " ujar Antoni kepada nya.

" Anjani , kamu tau mamamu ada dimana ?"

Antoni melihatku dan bertanya kepadaku , aku hanya bisa menangis dan menangis , aku tak bisa menjawab Antoni . karena tadi aku langsung berlari ketika aku mendengar mama di bawa kerumah sakit ini.

" Ok ..ok.. jangan nangis terus..., ayo kita ke UGD dulu , jika tidak ada baru kita tanya di Informasi " diajaknya aku menuju ruang UGD, tangan Antoni selalu menggandengku , setidaknya aku bersyukur pada saat seperti ini dia ada disampingku.

Hatiku kini hanya bisa berharap ingin mengetahui keadaan mama dan bertanya kepada mama , kenapa maa... kenapa mama melakukan ini semua..

========== °°° ==========