webnovel

Biarkan Mata Berbicara

Berawal dari kisah cintanya Anjani semasa SMK , yang takut untuk jatuh cinta, semua itu dikarenakan dia selalu melihat konflik antara kedua orang tuanya . Obsesinya untuk menjauhi arti cinta yang akhirnya membuat dia terpuruk akan cintanya sendiri. Ketika Anjani belajar untuk mencintai seseorang , Anjanipun menjalani kisah nya , ternyata dia hidup terombang ambing oleh bayangan dari pria yang dia cintai , membuatnya menjadi depresi dan mengambil jalan terakhir untuk masa depannya . " Akankah aku mengakhiri hidup ku ? atau aku harus bangun dari tidur panjangku ??... Anjani berkata dalam hati , matanya memandang lautan luas yang berada dihadapannya . cerita Anjani ini adalah awal novel saya, mohon kawan kawan berikan ulasan , saran dan kritiknya ya... agar saya bisa lebih baik lagi dalam menulis dan bercerita..(◍•ᴗ•◍) terima kasih , salam hormat penuh cinta dari saya. Chandrawati.

Chandrawati · Urban
Not enough ratings
239 Chs

Keputusanku....

Rahasiaku...

Kami bertiga akhirnya menemukan tempat yang asyik buat mengobrol.

Antoni pun segera menuju kasir untuk memesan minuman dan camilan buat kami .

Kulihat wajah Oman agak kebingungan , entah apa yang sebenarnya dia tutupin dari ku.

" Oman , bagaimana keadaan mama...?

" Apakah mama masih terus mencariku..?

Akupun memulai percakapan dengan Oman , karena rasa penasaran ku sudah tidak dapat kutahan lagi.

" Anjani... gue bukannya mo ikut campur.. dan sok nasehatin lo..!"

" Gue cuma ngarep mending lo pulang aja , mama lo itu cuma punya lo.. kalo lo pergi trus bokap lo pergi , nyokap lo sendiriaaan... "

Oman berkata sangat serius kepadaku , membuat dadaku berdegup kencang karena aku merasa sangat sangat bersalah kepada mama .

" Tapi Man.... semenjak gue pergi , setidaknya papa ada disamping mama....

Buktinya mereka berdua mencari cariku..."

Kujawab Oman dengan nada pelan dan lirih.

" Nah ntu die ! pan tadi gue dah ngomong , gue bukannya mo ikut campur , urusan lo .....

Tadi pan gue bilang ini mah , arepan gue doank Anjaniii.. " Oman menjawab dengan mimik muka yang alakadarnya.

Kulihat Antoni sudah balik kearah kami dari memesan minum dan camilan.

" Sudah cocokkan tempatnya , bisa ngobrol dengan nyamankan disini " Antoni duduk disampingku dan berkata kepada kami.

" Antoni , Kalo lo memang sayang sama diaa...

Suruh dia pulang kerumahnya.. jangan malah lo kekep dia di rumahlo... pan lo ma dia belum di resmiin !"

Tiba tiba Oman berkata kepada Antoni , sontak aku terkejut mendengar kata kata yang di ucapkan oleh Oman kepada Antoni , membuat Antoni langsung menoleh kepadaku. dan menjawab Oman.

" Oman , bukannya gue ngga mau suruh dia pulang , tapi dari kemarin dia ngga ada bilang apa apa sedikitpun sama gue , dan gue juga tidak maksa dia supaya dia cerita ma gue tentang masalahnya.

karena gue tau dan yakin , Anjani tau mana yang terbaik buat dia dan mana yang tidak baik bagi dia.

" Justru karena gue sayang sama dia , gue suruh dia tinggal di rumah gue , jadi jelas kalo ada apa apa lo bisa cari dia dirumah gue.

Gue dah ijin sama nyokap bokap gue tentang Anjani , dan mereka tau.. siapa Anjani bagi gue ".

Dengan gayanya yang santai , Antoni pun menjawab dan menceritakan semuanya kepada Oman.

Disini akhirnya Antonipun menjadi tau rahasia dan sebab musabab aku pergi dari rumah.

" Oman , gue ga mau pulang kalo liat papa dan mama belum berubah !

Gue tau cara gue ini salah , tapi gue ga tau musti berbuat apa lagi , kuping gue penging kalo tiap hari gue musti denger bokap gue teriak teriak dan nyokap gue cuma mewek doank... Perasaan gue bingung kalo gue liat nyokap gue ngurung diri di kamar , gue ga mau Man... " ujarku kepada Oman.

Sebenarnya , aku hanya butuh waktu agar aku bisa berfikir tenang karena sebentar lagi aku harus menghadapi UAS .

Aku harus berfikir tentang masa depanku.

Untuk tinggal dirumah Antonipun , sejujurnya aku juga tidak mau , jika semua ini aku tidak terpaksa , aku hanya membutuhkan waktu 2 minggu saja untuk bisa bersamanya.

Setelah UAS selesai aku harus pergi dari sana.

Aku masih punya cita cita dan mimpiku. Usiaku masih muda dan jalanku masih panjang.

Aku tidak mau hidupku terpaku seperti patung lilin hidup yang setia dirumah Antoni.

" Yaa... itu sih kembali lagi sama lo , lo yang ngelakuin semua Anjani , hidup lo ada ditanganlo "

Oman berkata datar kepadaku.

" Man , tolong titip pesen gue buat mama , bilang sama mama , gue baik baik aja, dan dia jangan nangis terus "

Gue tetep sayang dan akan selalu menjaga dia "

Aku berkata kepada Oman tentang harapan ku kepada mama.

" Yaaa... gue sih maap maap aja, ga mao lah ketemu nyokap lo... ga tega gue liat dia nangisin lo terus.!

Sedangkan anak yang ditangisin ! malah lagi enak enakan pacaran "!

Oman berkata sambil melirik ke arah Antoni .

Nadanya perkataanya menyindir kami berdua

" Man..! serius gue ye ! kalo lo bukan temennya Anjani dah gue Tampol mukalo !

Lo ngomong jangan asal Bacot !!!.…

Dengan nada tinggi Antoni membalas kata kata Oman.

" Antoni.. Lo baru kenal Anjani kemarin sore "

" Gue yang kenal dari dia masih ingusan , dan keluarganye juga gue tau seluk beluknye !

Gue berkata gini justru gue ga mau dia salah arah ...

Tau ga LO ! Omanpun semakin ngotot membalas Antoni.

Tidak tahan dengan semua ini , aku berfikir sebelum terjadi sesuatu di tempat ini , akupun berdiri meninggalkan mereka....

Aku merasa benci kepada mereka , kenapa mereka berfikir dengan seperti itu berarti mereka itu benar .

" Anjani... Anjani....."

Antonipun mengejarku dan menarik tanganku.

" Anjani... tunggu gue ! gue ngarti perasaan lo , tenang donk.. jangan lari lagi ya , jalan pelan pelan aja ya....

" Anjani...." Antoni pun merangkul tubuhku membuat ku berhenti lalu dia berkata..lembut ditelingaku..

" Anjani , kalo lo mau malam ini kita liat nyokap bokap lo ya... gue akan antar lo kesana "

Kata kata yang keluar dari mulut Antoni , membuat hatiku nyaman dan kekesalanku menjadi ilang.

" Anjani ..! gue minta maaf kalo gue salah , tapi jujur itu semua yang memang mau gue ucapin ke elo "

" Antoni ...! gue harap lo jaga die baek baek...

karena bagi gue dia adalah adek gue...!

Dengan terengah engah Oman akhirnya bisa menyusul kami. dia berkata kepadaku dan dia menitip kan pesan kepada Antoni agar menjaga diriku selalu.

" Oman... lo kan tau perjuangan gue dapatin Anjani , masa giliran dapat gue malah sengsarain.."

Dengan senyum dan tonjokan tangan Antoni pelan ke bahu Oman , Antoni berkata kepada Oman

" Ya udeh... dah sore.. gue balik dulu yaa... dah mo mahgrib niih..." Omanpun pamit pulang kepada kami.

" Yee.. ati ati yaa man..." sahut ku kepada Oman

" Bro . thanks ya dah mau nemenin kita ngobrol" Ujar Antoni kepada Oman

Kini tinggalah aku dan Antoni yang berdiri di pinggir jalan ini.

Karena waktu menunjukan jam 6 sore , Kami tak bisa balik kesekolah lagi untuk mengambil motor Antoni yang dititipkan di sekolah tadi,

" Anjani... apakah kamu masih mau ke mall ?

Antoni bertanya kepadaku.

" Terserah kamu.. tapi motormu tidak bisa diambil sekarang .." Aku menjawab Antoni.

" Aku bisa suruh Mamang Ali jemput , atau kita naik GRAB saja.... gimana menurut mu"

Antoni melihat ku dan menyuruhku untuk memberi keputusan.

Aku hanya bisa menatap wajah Antoni ,

Seandainya dia tau apa yang ku mau dan ada dihatiku ,

Aku ingin ketemu mama , dan aku rindu sama mama..

jujur aku kangen sama mama...

Kutarik napas ku dalam dalam agar air mata ini tidak menetes dipipi.

Ku berdoa dalam Hati dan ku berkata.

" Tuhan... tolong jaga mama dan lindungi mama dirumah ya.. "

 

============ °°° ===========