webnovel

Awal dari Segalanya

Kanaya Pov

Hai! Namaku Kanya Nazeefa Mahveen, orang-orang biasa memanggilku Naya. Saat ini aku duduk dibangku sekolah kelas 11 SMA Garuda, salah satu sekolah favorit dan banyak diminati oleh banyak orang, salah satu sekolah di daerah bandung. Aku merupakan gadis yang ceria, humoris dan selalu bekerja keras demi mendapatkan apa yang aku inginkan.

Hmm jika kalian berpikir aku merupakan seorang gadis cantik yang berasal dari keluarga yang kaya raya, harmonis, dan bergelimah harta. Kalian salah besar, aku merupakan gadis yang terlahir dari keluarga sederhana dan yang paling menyedihkan adalah aku terlahir dari keluraga seperti keluarga lainya ketika keluarga lain merasakan hangatnya dekapan kedua orang tua, namun tidak bagiku orang tuaku bercerai saat aku masih kecil. Sedih, kecewa, kesal itu yang aku rasakan.

Anak mana yang suka dengan kata perceraian, pasti semua anak tidak menyukai kalimat itu, satu kalimat yang dapat merusak moment kebahgaian setiap anak. Apalagi penceran orang tuaku itu berlangsung saat usia ku masih belum mengerti apa-apa, dimana pada usia tersebut diberikanya kasih sayang dari kedua orang tua yang masih utuh. Tapi sudah lah itu hanya bisa ku jelaskan tanpa bisa merubah keadaan berharapan akan orang tuaku kembali pun satu halam mustahil bisa terwujud, yah orang tuaku saat ini sudah memiliki kebahagianya masing-masing dengan pendamping hidupnya masing-masing. Harapanku saat ini semoga ayah dan mamahku bisa hidup bahagia.

Saat ini aku tinggal bersama dengan ayahku dan ibu tiriku dan tentu saja bersama kedua kakak perempuanku, jika difilm-film tinggal dengan ibu tiri itu tidak enak banyak anak yang disiksa lah, ataupun ada yang beranggapan jika ibu tiri itu baik, huh semua kembali lagi pada orang, sifat dan kelakukan orang berbeda.

Namun yang aku rasakan tinggal bersama dengan ibu tiri itu enak ga enak juga si, dipukul, ditampar, bahkan dikurung didalam gudang pun sudah aku rasakan. Namun itu hanya berlangsung ketika aku kecil sejauh ini si ibu tiri ku hanya membentak-bentak saja, dia baik kok tapi ga sebaik orang kira. Kalo kalian ingin tahu masa kecilku akan aku ceritakan.

Flashback on

Cerita ini berawal sejak usiaku berumur 7 tahun saat itu aku yang tidak betah tinggal bersama nenek dan kakekupun akhirnya mamaku memutuskan untuk memindahkanku ke salah satu sekolah di jakarta yang aku inginkan, namun sebelum akhirnya aku pindah ke jakarta aku harus ijin terlebih dahulu kepada ayahku,hingga akhirnya akupun harus berpisah dengan mamahku hingga saat ini.

Berawal dari ayahku yang memaksa aku untuk tinggal bersamanya yang menyebabkan aku berpisah dengan mamah. Saat itu aku yang sedang bermain di halaman rumah ayahku bersama adiku, sampai akhirnya ayahku memanggilku yang menyebabkan mau tidak mau aku harus masuk kedalam rumah, mamahku langsung menghampiri adiku di halaman rumah.

"naya... sini dulu ayah mau bicara" sahut ayahku akupun menghampiri ayah

"kanya tinggal sama ayah sama ibu disini yaa"bujuk ayahku

"ga mau, kanya ga mau tinggal disini kanya mau sama mamah aja"lirihku dengan mata berkaca-kaca

"pokoknya kanya harus tinggal disini bareng ayah sama ibu sama kakak juga" ujar ayahku memaka

Samapai akhirnya ayahku yang mendapatkan penolakan dariku mengusir mamahku yang sedang di luar lalu menguci pintu dari dalam rumah, aku yang melihat mamahku di usir berlari mengejar mamahku sambil menangis namun apalah daya ayahku yang mendekap diriku sehingga tidak bisa berbuat apa-apa.

Akupun disimpan di dalam kamar yang aku yakini kamar ayah dan ibu tiriku, ketika itu aku meliihat jendela di atas sana, akupun naik keatas kasur lalu menyusun bantal dan menumpukan setelah itu aku dapat melihat mamah dan adeku berjalan perlahan menjauh, sakitt, sedih itu yang aku rasakan hanya bisa menangis dan menangis.

Berdiam diri di dalam kamar membuatku berpikir bagaimana caranya agar aku bisa pergi dari rumah ini, dimana saat itu ayahku sedang bekerja dan ibu tiriku sedang menyuci sehingga membuatku hanya sendirian di dalam kamar. Akhirnya akupun memutuskan untuk keluar kamar. Pintu saat itu menjadi pandangan pertamaku, akupun berjalan ke arah pintu karena bagian atas pintu yang tinggi membuatku susah untuk mencapainya, akhirnya akupun menyeret salah satu kursi di ruang tamu untuk dapat mencapainya, namun sayang seribu sayang kursi yang aku tarik itu menimbulkan suara sehingga terdengar oleh ibu tiri ku yang langsung menghampiri diriku, akupun langsung diangkat dan dibawah ke kamar lalu di kuci, yah lebih tepatnya aku dikurung di dalam kamar.

Siangpun tiba ayahku telah pulang kerja dan yang membuatku sedih kembali adalah ketika aku mendengar bahwa aku sudah di daftarkan sekolah di sini, namun sayangnya aku dimasukan ke sekolah TK, yang jelas jelas harusnya aku sudah masuk kelas 1. Menangis kembali itu yang aku lakukan pupus sudah harapanku untuk bersama dengan mamahku.

Flashback off

Seperti itu kisah masa kecil ku dimana moment itu yang tidak akan mungkin bisa aku lupakan, ikhlas yang bisa lakukan saat ini hanya itu moment itu terjadi sekaligus awal dari segalanya yah awal untuk memulai hidup bersama ayah dan ibu tiriku serta kedua kaka perempuanku . Akupun sudah bisa menerima keadaanya, yang bisa kulakukan saat ini adalah fokus mengejar cita-citaku dan pergi yang jauh dari rumah.

Author Pov

Kanya melangkahkan kedua kakinya pelan menyusuri koridor sekolah yang tampak ramai oleh murid-murid SMA Garuda. Kanya memasang wajah datar dan acuh saat banyak cowok yang menatapnya memuja secara terang terangan

"Kanya tunggu!"

Langkah kanyapun terhenti ketika mendengar seseorang memanggil namanya. "Apa?" jawab kanya sambil membalikan badanya.

"apaan si lu cuek banget, heh gua ini sahabat lo, bukan orang asing yang kaga lu kenal" keluh Giani, sahabat kanya sejak sekolah dasar, mereka sudah seperti anak kembar yang kemana-mana selalu berdua bahkan saat inipun mereka dipersatukan dalam satu sekolah. Mereka ini sudah seperti tidak bisa terpisahkan, dimana ada kanya pasti juga ada giani.

Kanya terkekeh, "ya maaf si, lagian gua ga tau lu yang manggil si, eh btw kenzy sama savira mana? Lu ga bareng mereka ?" tanya kanya yang melihat giani hanya seorang diri

"tau deh gua males kek lu ga tau aja kenzy biasalah bucin mulu sama si andrian noh lagi di kantin, kalo si savira si kaga tau dah gua juga belum liat belum datang kali" jawab giani

Kenzy dan Savira merupakan sahabat mereka juga, mereka berteman sejak masuk SMA lebih tepatnya saat Masa Perkenalan Sekolah (MPS), Kenzy orangnya asik dan friendly, tidak intovet, sedangkan savira orangnya sedikit cuek, rajin yah savira selalu menjadi juara kelas setiap tahunya. Kanaya cukup nyaman bersahabat dengan mereka yang bisa saling melengkapi.

"udah yuk masuk kelas" ujar giani

Kanya mengangguk saja dan melangkahkan kakinya kembali menuju kelas mereka.

"Nay hari ini ga ada tugas kan? Gua semalem asik nonton jadi kaga belajar." Tanya giani sembari berjalan kebangkunya.

Kanya menyimpan tasnya di meja lalu duduk dibangkunya, tepat di samping giani.

"Hmm.... seinget gua si kaga ada ya"

"yeah lu yang bener nih "

"bener kaga ada, tapi kalo besok ada tugas fisika."

Giani menghela nafasnya, fisik merupakan salah satu pelajaran yang tidak disukainya selain karena guru tetapi akan banyak rumus-rumus yang harus dia ingat, walaupun dia akui memasuki jurusan IPA yang tentunya harus siap dengan pelajaran fisika, huh dia akui sepertinya dia salah jurusan.

"Kenzy, Savira!! Akhirnya lu berdua datang juga!" ucap giani menyambut kedatangan kedua sahabtanya ini

"apa si lu lebay deh, nih gua nemenin dulu bocah ngebucin males banget deh" ujar savira sambil mendudukan dirinya.

"yeah lu mah, makanya lu semua punya pacar coba biar bisa ngebucin kek gua, ahh seneng banget deh gua"ujar kenzy .

"dih males banget dah" ujar savira sambil memutar bola matanya

Kenzy menyentil kening savira dengan pelan tapi bisa membuat savira meringis kesakitan,"lu fokus aja belajar sanah dahh. Belajar yang rajin ya sayang biar gua bisa nyontek terus ke lu hehe" ujar kenzy pada savira, sementara savira hanya bisa memutarkan bola matanya dengan malas

Sementara kanaya dan giani hanya mengeleng melihat perdebatan kedua sahabatanya, bagi mereka sudah biasa melihat pemandangan seperti itu, savira dan kenzy sudah bagaikan ajing dan kuci yang selalu memperdebatkan hal keci.

Tak lama bel masuk berbunyi. Murid-murid pun berbodong-bondong masuk kedalam kelas dan tak selang lama, bu beca, selaku guru yang mengajar pelajaran sejarah memasuki kelas itu yang membuat suasana kelas menjadi hening dan tegang seketika.

.....