webnovel

Pilihan Ana

Setelah Anya pergi hanya tinggal si Troublemaker Dion dan Ana yg notabene adalah "tunangan" Dion berdua di ruang tamu itu.Hanya ada 1 sofa di ruangan itu,dan untuk saat ini Ana harus menjaga jarak aman agar bisa tetap tenang menghadapi Dion.

Dengan tetap mempertahankan pandangan mata kearah Dion,Ana menarik sebuah kursi makan yg tidak jauh dari tempat dia berdiri dan meletakkannya persis didepan sofa dengan jarak sepanjang 3 meter lalu mendudukinya sehingga posisi Ana benar benar duduk berhadapan dengan Dion.

Cukup lama Ana hanya diam dan mengamati wajah Dion.Dion yg sedari tadi hanya dipandangi merasa sedikit gelisah namun berusaha menutupinya dengan bersikap biasa dan tersenyum sinis sambil menatap Ana.

Dion merasa penasaran dengan reaksi Ana kali ini.Apakah akan sama seperti biasa ataukah bereaksi sesuai dengan yg diinginkan Dion selama ini.

Setelah diam cukup lama Ana buka suara .

"Kenapa Anya?"

Dion masih diam seperti tak ada niat untuk menjawab pertanyaan itu.

"Harusnya aku ralat pertanyaanku.Kenapa selalu wanita yg berada disekitarku?"tanya Ana kembali.

Merasa ada perubahan dalam Ana bereaksi membuat Dion sedikit bersemangat.Baru kali ini Ana menanyakan sesuatu,biasanya dia hanya diam dan berlalu pergi ketika Dion bertingkah playboy."Jika kau tak mengenalnya maka tidak akan menarik bermain bersama mereka."

Sudah banyak orang yg mengatakan pada Ana kalau Dion itu adalah playboy kelas kakap.Ana juga bukannya tidak tahu itu tapi selama ini Ana merasa yg dilakukan Dion selama ini adalah kesengajaan.Dion berusaha mengungkapkan sesuatu yg tidak bisa dikatakannya namun hanya bisa lewat perbuatan.

Mungkinkah sampai saat ini Dion masih membencinya karena menyetujui pertunangan yg digagas kakek Ana dan Ayah Dion ini?Sudah berjalan hampir satu tahun,Ana berpikir mungkin lambat laun akan ada tempat di hati Dion buat Ana meski hanya titik kecil.

Detik ini juga Ana mengambil sebuah pilihan.Biasanya dia akan bertahan dengan kondisi ini tapi kali ini Ana benar benar merasa lelah dan ingin mengakhiri semuanya.

Dengan wajah datar Ana melepaskan cincin pertunangan di jari manisnya alih alih kembali bertanya kepada Dion.Ana bangkit dan menghampiri coffe table di depan Dion dan meletakkan cincin itu disana.

Sebelum pergi Ana pun mengatakan."Ayo kita akhiri aja.Aku tahu kau tidak suka dengan pertunangan ini tapi aku tidak tahu kalau kau sebenci ini menjadi tunanganku.Aku akan menjelaskan semuanya pada kakek dan Om Danu.Pihakku yg membatalkan pertunangan ini jadi kau tidak akan masalah dari Om Danu.Semoga hidupmu bisa jadi lebih baik dan kau tidak perlu lagi merayu wanita wanita disekitarku untuk mengangguku lagi."

Dion terpaku melihat Ana.Bukan ini reaksi yg aku inginkan dari Ana.Kenapa dia berbeda kali ini?Semua hal itu terbesit di benak Dion.

Sudah setengah jam Ana pergi,Dion masih terduduk di sofa memandangi cincin Ana.Dion masih heran dengan sikap Ana.Memang benar Dion sengaja menganggu Ana dengan berkencan dengan wanita wanita yg berada disekitar Ana.Tapi bukan ini reaksi yg diinginkan Dion dari Ana.

Dion tidak ingin Ana hanya diam seperti biasa namun dia tidak ingin juga Ana meninggalkan dia seperti ini.Dion hanya ingin Ana cemburu sehingga Dion bisa memastikan tempatnya di hati Ana.

Dion merasa frustasi dan tidak tahu harus melakukan apa.Cincin itu seolah berteriak padanya dan mengatakan Dion adalah orang bodoh yg mengunakan cara yg paling bodoh untuk memastikan hati Ana.

Untuk hari ini Dion merasa sudag cukup pusing dan memutuskan untuk memikirkan masalah ini esok hari.Diambilnya cincin Ana dari meja dan memasukkan seuntai kalung dan memakainya dileher.Dion memutuskan untuk istirahat malam ini untuk mengumpulkan energi untuk berperang esok hari untuk merebut hati Ana kembali.Kali ini dengan cara yang benar.