3 Trik Jitu

Sudah berhari hari Dion berusaha memikirkan sebuah rencana untuk memperbaiki hubungannya dengan Ana.Rencana sebelumnya adalah sebuah mimpi buruk.Rencana yg baru harus benar benar berbeda dan harus efektif.

Tok....tok....tok...

Terdengar suara pintu diketuk dari luar ruangan praktek Dion.

"Masuk."

"Permisi dok.Semua pasien sudah dipanggil.Yg tadi adalah pasien anda yg terakhir hari ini."

"Tidak ada lagi pasien kan?Kalau begitu aku mau pergi dahulu.Kalau tiba tiba ada pasien darurat , hubungi saya langsung."

"Baik dok."

Dion bergegas berkemas dan dengan langkah setengah berlari menuju parkiran.Hari ini hari pertama dari rencana besarnya.

###

Ana masih sibuk memilah milah desain pakaian yang akan dipakai untuk acara fashion show ulang tahun perusahaan ketika terdengar suara ketukan dari pintu ruang kerjanya.

"Masuk."

"Ada apa Sar?"

"Bu Ana,ada yang tamu yang mencari ibu.Saya minta menunggu di loby.Apakah ibu mau menerima tamu ini?"

"Siapa tamunya?"

"Dia tidak memberikan nama dan hanya bilang Dokternya Ibu Ana."

Ana sedikit heran mengapa Dr Henry repot repot datang kekantor.Bukankah jadwal check upnya masih 2 hari lagi."Persilahkan beliau masuk."

"Baik bu."

Beberapa menit kemudian ada ketukan lagi dipintu.Ana yang sudah punya bayangan siapa yang datang lansung memintanya untuk masuk.

Senyumnya yang semula disajikan lebar karena menyambut tamunya berubah menjadi masam melihat siapa tamunya yang sebenarnya .

"Kenapa kamu yang datang,Dion.Kau bahkan menggunakan identitas Dr Henry."

Dion yang melihat Ana kesal menjadi sedikit senang dan menjadi semakin jahil.

"Aku tidak pernah bilang kalau aku dokter Henry.Lagipula aku juga tidak bohong kalau aku seorang dokter."

Ana tidak punya keinginan untuk membatah perkataan Dion dan hanya melihatnya dalam diam ketika Dion menarik kursi didepan meja Ana dan mendudukinya.

"Ada apa kau kesini?Bukannya sudah tidak ada urusan diantara kita lagi bukan.Aku sedang sibuk,kalau kau tidak keberatan silakan pergi"

Dion sedikit meringis melihat sikap dingin Ana.Tapi hal itu tidak akan menyurutkan semangat juangnya."Sepertinya kau punya sekretaris yang baru."

"Iya,berkat dirimu.Terima kasih."Ana menjawab dengan acuh.

Dion tersenyum kecut dengan sindiran tak langsung Ana.

"Sepertinya kau belum mengatakan apa apa soal kau yang memutuskan pertunangan kita."

Ana mengangkat kepalanya dan memandang Dion.

Dion melanjutkan perkataannya."Tuan besar Danu belum sekalipun menghubungiku.Itu berarti kau belum bilang pada kakek dan ayahku.Kenapa?"

"Aku belum punya waktu .Aku berencana mengatakan pada mereka setelah acara ulang tahun perusahaan.Kenapa ?Apa kau sudah tidak sabar lagi terlepas dari pertunangan ini?Bersabarlah.Hanya butuh waktu 2 bulan lagi."

Ana kembali menekuni dokumen dihadapannya tanpa sempat melihat senyum Dion yang lebar.

Ah...aku cuma punya waktu 2 bulan pikir Dion.Aku harus cerdas memanfaatkan waktu ini.

Ana menyadari Dion masih duduk didepannya,"Sudah selesai bukan.Sekarang pergilah."

"Baiklah ,untuk saat ini aku akan pergi dulu."

Dion harus lembur nanti malam untuk menyusun strategi perang cintanya kali ini.Perang kali ini hasilnya haruslah kemenangan.

avataravatar