Bab 15
Kevin mendahului Nirmala bicara, dia tidak memberi kesempatan untuk Nirmala mengucapkan kalimat-kalimat yang ingin diutarakan lewat mulutnya.
"Maaf Buk, anak ibu tadi pingsan di pasar. Dan saya membawanya ke klinik Medika. Dia tidak sadarkan diri lama. Jadi saya menunggunya sampai dia sadar." Jelas Kevin.
"Loh kamu sakit lagi Nirmala?" Tanya Bibi Asih dia mengukur suhu badannya dengan telapak tangannya.
"Kamu masih demam Nirmala," kata Bibi Asih sangat mencemaskan keadaan Nirmala hari-hari ini.
"Ya Buk, sebenarnya dia belum boleh pulang. Tapi ngeyel saja mau pulang. Jadi sekarang saya antarkan dia pulang," lagi jelas Kevin.
"Terima kasih ya Nak Kevin," ucap Bibi Asih.
"Bu, jangan perbolehkan anak Ibu bekerja dulu. Karena saya lihat dia belum sehat benar, biarkan dia istirahat dahulu," kata Kevin
"Ya Nak, Ibu juga gak tau dia itu sangat keras kepala. Ibu sudah menyuruhnya istirahat, tapi tidak pernah dia mendengarkan ibu!" Jelas Bibi Asih memasang wajah datar.
"Tuh Bibi mu bilang juga kan, kalau kamu memang keras kepala!" Umpat Kevin tidak lelahnya bicara gitu dari tadi.
"Silahkan masuk Nak!" Perintah Bibi Asih pada Kevin yang berdiri disana masih memegangi sepeda butut Nirmala yang tidak memiliki penumpu.
"Tidak perlu Bi, ini sudah sore saya mau pulang saja," Kata Kevin menolak ajakan Bibi Asih.
"Yah sudah terserah kamu aja, sekali lagi terimakasih ya Nak sudah menolong Nirmala," ucap Bibi Asih berulang kali.
Kevin mengangguk, dan berpamitan.
Nirmala tanpa sengaja tersenyum sendiri memandang Kevin, dan Kevin melihatnya dengan linglung
"Kenapa cewek itu senyum-senyum sendiri. Horor banget," gumam Kevin dalam hati.
Dari kejauhan dua orang suruhan papa Andre Winata melaporkan kegiatan Kevin seharian ini. Andra tersenyum melihat perkembangan anaknya. Dia sama sekali tidak menyangka Kevin memiliki hati yang mulia. Dua sudah banyak berubah setelah keluar dari rumah.
Kevin kembali ke kos-kosannya, dia langsung membaringkan tubuhnya pada kasur dikamar itu.
"Gerah banget sore ini," ucap Kevin dan berdiri lagi menyalakan kipas angin tapi apes kipas dikamar itu rusak.
"Sial, malam ini dapat dipastikan aku tidak bisa tidur,"
Kevin keluar kamar dan menarik handuk dari gantungan belakang pintu. Lalu meletakkan pada pundaknya menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Setelah selesai, dia coba membongkar kipas dan memperbaikinya dengan peralatan seadanya dia berhasil membuat kipas angin berputar kembali. Di menutupnya lagi.
Kembali dia membaringkan tubuhnya di kasur. Ada tetangga kos yang mampir ke kamarnya.
"Sore bro!" Sapa Bagas dengan tiba-tiba dan ikutan tiduran disana.
"Sore juga, tumbenan di kos? Gak keluar hari Minggu gini?" Tanya Kevin dengan menatap langit-langit pavlon kamar berwarna putih.
"Capek bro! Seharian aku tiduran di kamar. Sepi anak-anak pada holiday kayaknya. Apa lembur mereka?" Jawab Bagas dengan menghela nafas panjang.
"Hah, biarin Aja. Hari Minggu mungkin banyak yang jalan sama ceweknya," lanjut Kevin tiba-tiba fikirannya ke wajah Nirmala yang menjengkelkan itu. Tidak ada satu dari sifatnya yang membuat dia tertarik.
"Terus loe sendiri gak jalan sama cewekmu?"
"Siapa? Aku? Aku belum punya cewek bro! Kenalin temenmu atau siapa-siapa gitu bro!" Kata Kevin bercanda.
"Hah, aku sendiri jomblo kok, nyariin kamu bro!" Jawab Bagas dan Kevin tertawa lepas.
"Hahaha. Aku gak sibuk nyari cewek. Aku sibuk nyari uang dulu. Buat melangsungkan hidupku. Buat makan aja susah apa lagi nyariin makan pacar, Ha ha ha," jawab Kevin tertawa sampai terbatuk-batuk.
"Oh ya tadi siang ada cewek yang biasanya kesini itu. Dia nyariin kamu, aku jawab aja kamu lagi keluar."
"Siapa?" Tanya Kevin sampai dia terbangun dari tidurnya.
"Ya cewek yang pernah kesini dua hari yang lalu kalau gak salah," Kata Bagas sambil mengingat-ingat cewek itu.
"Hem, pasti dia yang tadi marah-marahin Nirmala. Benar-benar tuh anak." Gumam Kevin dalam hati. Makin tidak suka kalau samapi dia menemuinya lagi.
"Apa itu cewekmu?" Tanya Bagas tiba-tiba
"Bukan, dia cuma kenal sama aku saat di warung tempatku aja," jawab Kevin tidak ingin ada fitnah dirinya dengan cewek tidak jelas itu.
"Jadiin cewek aja. Sepertinya dia suka loh sama kamu!"
"Eh, kamu ambil aja sana! Bukan tipeku model kaya ondel-ondel gitu!" Kevin tidak habis fikir Bagas bisa menjodohkannya dengan dengan dia.
"Issh.. jangan ngomong gitu. Awal benci itu jadi cinta loh!"
Kevin jadi berfikir pada Nirmala yang dia benci, apa jika dia bertemu dia lagi perasaan itu akan menjadi cinta. Kevin tersenyum sendiri lagi memikirkannya. Bagas melihatnya, dia kira dia tersenyum membayangkan wanita yang dia bicarakan tadi.
"Woyy ngelamun kan. Tuh pasti mikirin dia!" Terk Bagas dengan menunj pipi Kevin yang belum memperbaiki posisi bibirnya yang mengembang.
"Ehh salah. Aku tidak lagi mikirin wanita tadi. Aku lagi mikir wanita yang beberapa aku temui."
"Siapa Bro?"
"Namanya cewek ngeselin,"
"Kok bisa ngeselin kamu fikirkan?" Tanya Bagas penasaran dengan cerita Kevin selanjutnya.
"Tiap ketemu pasti bertengkar hebat. Sampai aku kesel sendiri menghadapinya. Tidak pernah ada manis-manisnya ngomong sama dia. Kok ada ya perempuan kaya gitu?" Jelas Kevin masih bingung dengan Nirmala.
"Awas bencimu jadi cinta loh," Ucap Bagas mengingatkan.
"Entahlah, kalau terus-terusan bertengkar apa bisa waktu pacaran kita berdamai?"
"Hahaha. Belum lagi kalau uda berumah tangga, kalau sering bertengkar juga gak baik,"
"Nah itu, begitu yang ku takutkan," jawab Kevin menyadari hal itu.
"Tapi gak selamanya sih orang yang model kayak gitu sesuai dengan sifat aslinya," lagi Bagas menambahkan.
"Hmmm.. udahlah gak usah bahas perempuan. Emang perempuan itu biasanya merepotkan saja," kata Kevin pada akhirnya.
"Ya, jangan bilang gitu. Kalau gak ada wanita hidup kita sama sekali tidak bermakna," kata Bagas cekikikan. Kevin membalas tawanya.
"Ya udah Bro, aku mau cari makan. Loe gak makan juga?" Tanya Bagas.
"Iya, aku sampai lupa gak makan dari pagi," Kevin teringat dari pagi bertemu dengan Nirmala.
"Cewek itu juga seharian tadi belum makan," gumamnya sendiri.
Keduanya keluar bersama mencari pengganjal perut mereka.
Seperti biasa pada jam sore ada penjual bakso yang melintas, penjual itu berhenti disana, karena kedua pria itu menghadangnya.
Saat itu ada dua orang yang memarkirkan mobilnya ketepi, dan turun sepertinya dia ingin menanyakan suatu hal. Dengan membawa ponsel yang siap ditanyakan pada mereka.
"Permisi mas, mau tanya!" Ucapnya mula-mula pada keduanya.
"Ya Silahkan!" Jawab Bagas, saat itu Bagas yang di tunjukkan fotonya.
"Mas kenal atau pernah melihat perempuan di foto ini tidak?" Tanya seorang pemuda keumurannya dengan seorang bapak-bapak bersamanya.
"Maaf mas, saya tidak kenal dan juga tidak pernah melihat wanita di foto itu maaf ya mas," jawab Bagas