ANGELINA JASMINE adalah seorang gadis cantik tapi Badgirl dan bar-bar ia pintar dalam segala bidang ia juga pecinta novel yang bergenre romantis, fantasi dan psycopath namun apa jadinya jika ia masuk kedalam novel yang disukainya dan menjadi pemeran antagonis dalam novel yang mati dengan tragis dan memiliki nama sama dengan dirinya 


Apakah Angel dapat merubah nasibnya?atau ia pasrah mengikuti alur novel hingga ajal menjemput?

✓So Happy Reading

Selain tak ahli bersosialisasi, Kiki punya satu kekurangan fatal yang menyebabkannya tidak punya banyak teman—dia melihat kenyataan dengan kacamata penuh perhitungan. Mulai dari urusan uang saku hingga hubungan interpersonal, dia selalu menganalisisnya terlalu berlebihan. Sampai satu hari, datang seorang anak perempuan, yang sebetulnya merupakan teman sekelasnya, ingin mencurahkan perasaan tulus padanya. Bingung kenapa ada perempuan yang tertarik dengannya, entah bagaimana mereka berdua akhirnya memutuskan untuk mencoba kencan satu hari, walaupun Kiki bisa dibilang terpaksa melakukannya.

Tak mau kehidupannya berakhir menjadi cerita komedi romantis, Kiki pun mengocok isi kepalanya untuk menggagalkan premis konyol itu, meski harus mengandalkan kemampuan analitis dan pendekatan tak biasa lainnya.

menjadi seorang siswa sekaligus istri  ia harus berusaha untuk jadi lebih sabar dan kuat ia.menikah hanya untuk bisa mendengar suara detak jantung neneknya yang ada di dalam tubuh sang pria yang belum ketahui lebih pasti seperti apa calon suaminya yang ia dengar dari sang ibu Ani adalah orang seumuran sama bapaknya dan juga punya penyakitan.ia hanya bisa sabar dan menjalani hidupnya dan mengikhlaskan masa mudanya di tangan tua Bangka yang akan ia nikahi tanpa ia ketahui bahwa yang ia nikahi adalah anak dari seorang  pebisnis dan juga pemilik dari sekolah tempat ia belajar

Dian,adalah seorang bidan yang bekerja di sebuah klinik di jakarta.Dia hobi ngopi di cafe sambil baca novel terutama novel romantis keluaran Harlequin.Dia selalu berharap suatu saat menemukan sosok pria impiannya seperti di dalam novel yang sering dia baca..

Untuk umur 17+ yaa...

Love in highschool

Wah... Aku bangun pagi dan mulai merapikan kasur ku, bersiap dan bergegas untuk melanjutkan hari hari ku. Berjalan menuju sekolah sambil membaca sebuah manga kesukaanku

Ya Namaku bima aku duduk di bangku sma aku bersekolah di sma yamana. Aku duduk dibangku kelas 2 F, semester lalu aku menjalankan hari hari ku menjadi seorang wibu nolep yang pendiam tidak mempunyai teman,sahabat apa lagi pacar, 
sehingga menurutku tahun ini tidak terlalu keren bagiku, sampai suatu ketika

Day 1
Hari ini adalah hari yg cerah, tidak terlalu panas atau dingin membeli sebuah buku dan membaca nya sambil meminum secangkir kopi hangat itu bukan ide yang buruk
Apalagi buku terlaris sepanjang masa hari ini akan beredar jilid 2 nya aku sudah tidak sabar menantikannya. 

Sepulang sekolah aku mulai beregegas pergi ke salah satu toko buku di kotaku, cukup dekat dari sekolah ku sehingga aku berpikir tidak akan ada kendala dijalan nanti. Aku masuk kedalam toko lalu membeli beberapa buku yg cukup menarik bagiku

"wah novel Fire online, samudra biru, manga samurai hero season 3 !!..
Aku sangat beruntung" ujar ku

Aku menoleh dan tidak sengaja melihat sebuah manga romantis berjudul golden memories dengan cewe cantik berambut pirang sebagai sampulnya

"permisi" seseorang berbicara padaku 

"ya" aku mengatakannya dengan gugup sambil menoleh

Waa..!! Aku terjatuh dan terduduk dihadapannya. Seseorang bidadari cantik berada di hadapanku tidak/bukan di adalah seorang murid dari sekolah yamana juga kelas 2 A, dia adalah murid teladan sekaligus idol di sekolah tersebut. rambut pirang ,tinggi dan menawan ,dia seperti bidadari yang turun dari surga..

"nama mu bima kan?" tanya natasya dengan senyuman

" ya.. Be.. Be.. Benar" jawab ku dengan gemetar 

"Maaf maaf biar aku bantu" dengan suara imutnya

Aku yang terpesona akan kecantikannya hanya bisa mengangguk saja,
Secara tidak sengaja dia melihat salah satu manga yang baru saja ku ambil 

"oh...golden memories ya" katanya

Jawabku dengan mudah "ya.. Be.. Begitulah" tunggu sebentar Ah..!!  Aku lupa tokoh utama dalam manga itu sangat mirip dengan dirinya 

"manga romantis dengan banyak adegan ciuman, pantai, dan bikini" dia benar benar membacanya

Aku dengan gugup mencoba merubah apa yg kukatakan
 
"tidak tidak maksudku aku tidak menyukainya aku tidak tahu banyak adegan panas dalamnya maksudku tadi temanku mengatakan bahwa manga ini bagus jadi aku melihatnya" dengan penuh ketakutan

"ayolah tidak apa apa kamu kan anak laki laki"
Ujarnya

Dia benar benar seperti sedang menjerumuskan temannya kedalam lautan dosa

Setelah banyak kesalahpahaman yang terjadi  kami akhirnya mulai memilih buku buku sekaligus memperkenalkan diri masing masing

"jadi kamu menyukai manga juga ya" ujarku

"ya.. Aku menyukainya,aku sudah menjadi wibu sejak aku smp" dia mengatakannya dengan halus

Aku bahkan tidak percaya orang secantik dirinya bisa menyukai hal hal yang berbau kejepang jepangan 

"ah..  Rent a girlfriend?"

Tanpa pikir panjang Aku berlari ke hadapannya dan berkata 

"wah!! Novel terbaik sepanjang sejarah karakter nya yang berkharisma ada banyak adegan action dan komedinya apalagi novel ini diangkat dari kisah nyata tidak bisa dipercaya!! " ujar ku dengan semangat

"hehehmm.. " dia tertawa kecil

Ternyata kegairahanku menjadi tontonan bagi banyak orang

"tring.. kamu benar benar membelinya kan" kata natasya seperti menciduk seseorang

Tapi jujur aku tidak bisa semunafik itu

Kami mengahbiskan hari hari kami berjalan dan mengitari taman padahal awalnya aku ingin melihat senja sambil meminum secangkir kopi tapi berdua bersamanya aku rasa sudah sangat cukup

" jadi kenapa kamu bisa menjadi wibu"
Sambil melihat kearah matahari terbenam

"ya.. Ya.. Aku memulainya secara tidak sengaja"ujarku

"maksudnya" dia menoleh kepadaku

"pada awalnya aku tidak sengaja menonton anime kurro di platform video, tapi aku malah ketagihan dan menonton semua episodenya sampai tamat" dengan penuh teka teki

"hehehmhm.. Kamu orang yang unik ya bima"dengan suara lembut nya

Aku tidak mengerti apa yang dikatankannya tapi aku merasa jatuh cinta terhadap nya

DISISI LAIN

"Bram-kun.. "

"cih.. Jangan memanggilku kun..!!" ujar bram

"tadi asik sekali ya.. " mereka baru saja keluar dari game space

"ya terserah kau saja" khas dengan nada bram

Secara tidak sengaja bram melihat kearahku

(cih.. Sedang apa dia disini)

(Si anak pendiam itu ya Orang sepertinya tidak mungkin mempunyai pacar cantik seperti diriku)  sambil menatap kearah erika

"kau sedang apa bram-kun" tanya erika 

"ah.. Tidak apa apa hanya memikirkan sesuatu" jawab bram

Padahal dia tidak tahu bahwa aku sedang bersama natasya

KEMBALI KE PEMERAN UTAMA

"jadi.. Kamu dari mana mengenal anime"ujarku

"ya.. Aku mengenalnya dari paman ku"jawabnya

Tanpa disengaja hari sudah mulai gelap

"ah.. Hari sudah malam hari ini kita selesaikan ya "dia mengatakannya dengan penuh senyuman

aku tidak tahu maksud dari senyuman itu tapi itu sangat menyenangkan hati ku

"ba.. Ba. Baiklah"ujar ku sambil berjalan keluar taman

SESAMPAINYA DIRUMAH

"aku pulang.. "

Aku makan malam lalu naik ke kamarku

"wah.. Hari ini sangat melelahkan" sambil melihat buku golden memories

Natasya tahu darimana namaku ya Ah.. Tidak usah dipikirkan lagi pula tadi hanya kecelakaan mungkin besok dia tidak akan menemuiku

Mematikan lampu dan melanjutkan tidurku

Kisah seorang pria bernama Bima yang jatuh hati kepada cewe cantik yang menjadi idol di sekolahnya
Banyak lika liku yang Bima dapat setelah mengenal Natasya apakah hubungan mereka akan selalu terjalin atau malah kandas?

Stay in this novel

Hari ini seperti janji Griffin kemarin, Nevan akan sekolah di sekolahan umum. Namun tetap saja harus dengan prosedur pengawalan ketat. Lelaki itu yang mengantars endiri di SD Internatioanal itu. Fatin juga turut serta. Pada hari pertama ini, lelaki itu menyuruh Ronald untuk membatalkan semua jadwal yang sudah di rancang, sampai sekitar pukul sembilan. Kedatangan mereka menjadi pusat perhatian.
 
"Eh, siapa sih? Anak presiden kali,"bisik salah satu orang tua murid.
 
"Bukan, bukankah Pak Jokowi sudah gede semua anaknya? Cucunya juga masih kecil banget." Ibu yang satu menimpali.
 
"Yang pasti anak orang kaya, Ibu-Ibu. Sudahlah jangan menggosip. Setiap rumah tangga punya cara sendiri untuk mengatur keluarganya." Salah satu orang mencegah orang-orang pada kepo. Fatin turun dari mobil dengan tangan Griffin yang sudah mengulur. Sedangkan Nevan sebagi tuan muda terlihat sangat kharismatik. Dibelakang terlihat dua ornag tinggi tegap membuntuti mereka.
 
"Uh, hebatnya. Seandainya itu aku. Romantis banget tahu nggak sih? Udah ganteng, kaya, romantis pula. Senyumnya itu lho." Teman-temannya yang lain saling pandang melihat wanita itu seperti kegirangan melihat Fatin diperlakukan romantis oleh sang suami.
 
"Kamu itu, ngayalnya jangan ketinggian." Mereka yang mengantar anak-anak sekolah pada saat masuk pertama memang sebagian besar hanya asisten atau pengasuh. Sedangkan Nevan, Fatin sendiri yang mengantar. Fatin tidak mau momen langka ini terlewatkan.
 
"Kita masuk ruang kepala sekolah dulu?" tanya Griffin pada Fatin.
 
"Sepertinya begitu, Sayang." Fatin mengikuti langkah jenjang Griffin. Sedangkan lelaki itu menyesuaikan langkah Fatin yang sedikit slow.
 
"Permisi." Fatin mengetuk pintu ruangan yang tertera name blok berjudul kepala sekolah.
 
"Silakan masuk!" Griffin permisi setelah urusan semua selesai dan putranya tersebut masuk ke ruangan. Lelaki itu tanpa sungkan mencium puncak kepala istrinya. Ah, para pengantar lagi-lagi merasakan aura keromantisan mereka.
 
"Pergu dulu, ya? Nanti hubungi saat sudah pulang. Divia biar menyusul. Abang tidak bisa kayaknya siang ini." Fatin tersenyum manis. Dari gelagatnya dia memaklumi kesibukan suaminya. Dia melepaskan pelukannya dan kini Griffin melenggang bersama sang supir. Sedangkan dua body gurd masih setia berjaga agak jauh dari Fatin.
 
"Hai calon pengantin! Maaf ye, aku lagi nganter anak sekolah. Maklumlah emak-emak pasti begini." Fatin melakukan vidio call kepada Dinda sahabatnya.
 
"Ih, so sweet ibu muda. Bagaimana kehamilanmu? Masih mual?" tanya Dinda.
 
"Enggak, sekarang gue jadi pengerat. Segala juga masuk ke perut. Jangan tertawa kalau annti lihat aku sangat gendut." Fatin dan Dinda sama-sama terkekeh. Mereka saling curhat dan bicara. Terlihat Dinda sedang melakukan tretment. Semua tretment sebelum menikah Fatin yang mengahadiahkan. Dia pilihkan tretment yang termahal di kota itu.
 
"Heh,Bumil! Lo kudu dateng ke rumah lho. Terutama saat malam sebelum pernikahan. Laki Lo ngijinin nggak?" tanya Dinda.
 
"Beres. Dia mah apa maunya aku aja. Entar aku ijin sama dia. Din, gue nggak percaya akhirnya Lo kawin juga. Jadi jarang main ke rumah nih." Fatin terlihat sendu.
 
"Kata siapa? Malah sering-sering kali. Rasya nggak mungkin ngelarang gue buat stop ketemu Lo." Terlihat dalam layar ponsel jika Dinda seperti sangat menikmati spa tersebut.
 
"Eh, anak gue istirahat. Udahan ya?" Terlihat pukul sembilan Nevan sudah keluar dari ruangan. Fatin menyambutnya dengan senyum ramah dan tangan terulur.
 
"Bagaimana, Sayang? Kamu bahagia bersekolah?" Nevan dengan celoteh khas anak laki-laki namun terlihat lebih cool seperti orang dewasa menuturkan.
 
"Ma, ternyata Bu Gurunya itu cantik dan energik. Dia jalan-jalan ke mana-mana. This is very fun." Fatin tersenyum melihat kegembiraan putranya tersebut. Untuk hari pertama sekolah, sudah cukup. Nevan memberikan nama dada yang besok akan digunakan lagi. Fatin memintanya dan memasukkannya ke dalam tasnya.
 
"Sayang, aku sudah selesai. Biar kami pulang dengan body gurd gak papa." Griffin tidak membalasanya karena lelaki itu sedang rapat sekarang. Fatin kembali mengantongi ponselnya. Lelaki bertubuh tegap yang mengekorinya meminta orang-orang memberikan jalan untuk sang majikan.
 
"Mari, Bu. Maaf ya saya duluan?" sapa Fatin. Mereka merasa senang. Ternyata nyonya muda itu tidak sombong. Mereka berbisik-bisik lagi. Fatin tidak menggubris bisikan itu. Dia  masuk ke dalam mobil setelah sang body guard membukakan pintu.
 
"Ya Allah seneng banget hidupnya. Pantas cowoknya tergila-gila dianya saja baek. Coba aku semujur itu." Wanita dengan rambut dikuncir kuda itu memegang kedua pipinya.
 
"Heh Sumi! Mimpi Lo ketinggian. Pembokat macam kita mana ada majikan yang ngelirik.paling-paling mereka cuma butuh tidur dengan kita doang. Kalau hamil juga ditinggal. Kamu nggak inget si Lastri? Bunuh diri dari lantai lima gara-gara hamil? Amit-amit." Teman-teman yang lain tertawa cekikikan mendnegarnya. Mereka menunggu jemputan atau menunggu taksi online biasa saling ngerumpi.
 
"Eh siapa tahu Mbak Watini, nasibnya Sumi mujur." Kali ini seorang pembantu dengan baju warna ungu membela Sumi.
 
"Iya, Nih.Mbak Watini sirik aja!" Sumi memutar bola matanya.
 
"Heh, gue bukannya sirik, Sumi.Tapi ngingetin. Lo jangan baca novel melulu deh. Dunia novel memang indah. Apalagi yang judulnya 'Aku dan Mafia' itu top banget bikin kita baper. Tapi lagi-lagi hanya halu. Jangan lantas kamu jadi kecanduan." Watini menjelaskan panjang lebar.
 
"Ya sudah gue jalan dulu udah dijemput. Ingat,  Sum. Jangan halu melulu." Watini bangkit dan menggandeng momongannya. Dia masuk ke mobil dan menyapa sang supir.
 
"Ono apa to, Mbak Wat? Kok serius banget?"  tanya sang sopir.
 
"Biasa para PBB pada ngehalu mulu." Watini memakai sabuk pengamannya, kemudian memakaikan untuk anak majikannya tersebut.
 
"PBB apa to?" Pak Parmin yang memang tidak tahu singkatan dari PBB bertanya.
 
"Persatuan Babu-Babu." Parmin yang sedang memainkan stir bundar itu terkekeh sampai merasakan perutnya kram karena tertawa sangat lama.
 
"Ada-ada aja, Mbak Watini ini. Ini mau pulang dulu apa ke mana?" tanya Parmin.
 
"Pulanglah dulu. Aku lapar, Pak Pamin. Lagi pula masih lama les pianonya." Wanita itu menyenderkan tubuhnya ke jok mobil. Setelah itu Pak Parmin agak cepat menyetir karena kebetulan jalanan sudah lengang.
 
Nevan dan Fatin sudah sampai di rumah. Anak itu cerita dengan semangat  pengalamannya sekolah pertama. Alicia yang baru saja dari dapur mendengarkan cucunya dengan seksama.
 
"Sepertinya dia mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, Ma." Fatin membenarkan perkataan anaknya.
 
"Iya, hanya saja aku suka ngeri. Musuh suamimu ini banyak. Takutnya akan terjadi sesuatu." Fatin meyakinkan ibu mertuanya itu untuk tidak khawatir. Anak-anak juga butuh dunianya sendiri agar tidak suntuk. Dirumah memang mereka memberikan segalanya. Namun relasi dan interaksi teman sebaya, itu yang tdak dapat diberikan oleh mereka. Nevan langsung masuk kamar dan mandi. Dia mendapatkan teman baru hari ini.

Seorang wanita penjual bunga bernama Fatin Pelangi tiba-tiba berubah kehidupannya harus berurusan dengan seorang mafia. Ternyata wajahnya yang cantik membawanya pada Griffin seorang mafia kelas internasional, karena kemiripannya dengan istri Griffin Helia Chessy.
 Hari-harinya penuh dengan ketegangan. Akan tetapi, satu penghibur yang membuatnya bertahan adalah seorang anak kecil yaitu Nevan yang membuat hari-harinya berwarna. 
 Hari demi hari dia lalui harus berpura-pura menjadi Helia karena demikian perintah dari Griffin yang tidak bisa di bantah. Keluarga Griffin juga membuatnya frustasi karena selalu membullynya. Mampukah Fatin bertahan?

"Wah, mendadak saya jadi terinspirasi bikin novel berjudul 'Suamiku adalah Pasangan Debat Abadiku'," ungkap Kirana yang tiba-tiba mendapat ide untuk membuat buku baru.
"Ah, jangan. Judul itu mungkin terlalu norak. Mungkin bisa dibuat lebih ringkas dan lugas. Pembaca novel online sepertinya akan suka dengan judul 'Mendebat Cintamu'. Wow, tiba-tiba saya punya banyak ide."
Rendra dibuat melongo gara-gara Kirana tiba-tiba merasa terinspirasi membuat cerita fiksi dengan judul yang menurutnya sangat norak. Dia jadi ingat kalau Kirana sedang dalam proses menerbitkan novel. Apakah judul novelnya nanti juga senorak itu?
"Bagaimana kalau 'Debat Cinta'? Wah, itu juga lumayan."
"Teman Debat Seumur Hidup."
"Suamiku Ketua Tim Debat."
"Menaklukkan Argumennya."
"Kutukan Debat Romantis."
Kirana masih saja asyik menyebutkan satu per satu ide judul buku yang melintas di kepalanya. Dia terus-menerus menggumam sendiri, melupakan perdebatan dia sebelumnya dengan Rendra begitu saja.
Rendra awalnya kaget karena mendengar judul-judul aneh terlontar dari bibir Kirana. Namun lama-kelamaan, entah bagaimana semua itu berubah menjadi hal yang lucu sehingga membuat Rendra tersenyum, lalu tertawa ringan.
"Mas Rendra kenapa ketawa?" tanya Kirana yang terheran-heran karena tawa Rendra perlahan semakin menjadi.
"Hahaha.… Kamu lucu banget, Ran. Apa tadi yang terakhir? Kutukan Cinta Romantis? Hahaha…."
Bukannya marah karena idenya seolah sedang ditertawakan, Kirana malah menjadi semakin bersemangat. Pikir dia, jika Rendra bisa tertawa karenanya, judul itu berarti memang cukup menarik, terutama kalau Kirana ingin membuat cerita bergenre drama komedi.
"Mas Rendra ada ide lainnya, nggak?" Kirana malah minta dibantu mencari ide.
"Hahaha…. Sebentar, biar saya pikirkan," kata Rendra yang tampak antusias. 
"Gimana kalau 'Catatan Hati Teman Debatku'?" Rendra kembali tertawa setelah mengatakannya.
"Oke, lumayan," komentar Kirana. "Lumayan alay, sih, lebih tepatnya. Hahaha…."
"Debat di Bulan Mei," celetuk Rendra mengusulkan judul lainnya.
"Debat di Bulan Mei?" Kirana menggelengkan kepala. "Pola judulnya terlalu mirip karya penyair terkenal, Mas. Jangan, deh. Nanti jadi kontroversi."
Rendra lalu datang dengan ide lain. "Debat Panas."
"Debat Panas di Ranjang," sambut Kirana yang kemudian terkekeh karena geli sendiri dengan ide anehnya.
Apa yang baru saja diucapkan Kirana sukses membuat Rendra syok. "Ran, itu kesannya kayak judul cerita stensil. Kamu suka bikin cerita dewasa kayak begitu?"
"Belum pernah, sih. Apa saya coba aja, ya? Banyak yang suka, lho, Mas. Hahaha…."
Keduanya terus mengobrol dan tertawa soal ide-ide aneh untuk judul buku yang entah benar-benar akan dibuat Kirana atau tidak. Tak terasa, mereka akhirnya sampai di depan rumah Kirana.
"Besok kamu libur, kan, Ran?" tanya Rendra.
"Iya, libur sehari," jawab Kirana sambil melepas sabuk pengaman. "Kenapa? Mau ngajakin pergi?"
Rendra menganggukkan kepala. "Mau, nggak?"
"Mau, tapi jangan ke Mandala Mall lagi. Ajak Bobby aja kalau Mas cuma mau keliling mall kayak gitu."
Protes dari Kirana membuat Rendra tertawa pelan. "Oke. Nanti saya cari-cari referensi asyiknya ke mana."
"Mas mau ngajak kencan atau bikin makalah tugas kuliah, sih? Kok, pakai acara cari referensi segala? Mending saja aja yang bikin rencana, deh, kalau gitu."
Komentar Kirana lagi-lagi membikin Rendra tertawa. "Ya, sudah. Kamu yang tentukan aja kalau gitu. Terserah mau ke mana. Saya ikut aja."
"Boleh ke mana aja, kan?"
"Iya, ke mana aja," jawab Rendra sembari tersenyum. 'Ke mana pun nggak masalah, asal bareng kamu,' lanjutnya dalam hati.
*** 
Toni melihat Rendra dan Kirana yang sama-sama keluar dari mobil dengan wajah sumringah. Rendra mengantarkan Kirana hingga depan pintu gerbang, lalu menunggu sampai perempuan itu benar-benar masuk rumahnya.
"Mereka udah akur lagi?" 
Toni masih ingat bagaimana pasangan itu sempat berdebat kecil di area parkir kantor Solidnews. Namun, sekarang mereka sudah baik-baik saja dan tampak seperti pasangan kasmaran pada umumnya.
Lihat saja bagaimana Rendra terus tersenyum saat memastikan Kirana masuk rumah. Itu adalah tatapan penuh cinta.
Beberapa saat kemudian, Rendra terlihat berjalan menghampiri mobil Toni. Pria berbaju hitam itupun sadar diri untuk menyambut orang yang membayar dirinya.
Toni keluar dari dalam mobil, lalu memberikan hormat kepada Rendra dengan menundukkan kepalanya.
"Terima kasih sudah menjaga Kirana dengan baik, ya. Besok kamu bisa libur dulu karena Kirana bakal pergi sama saya seharian," ujar Rendra kepada Toni.
Rendra teringat dengan omongan Kirana yang merasa tidak nyaman jika Toni tetap mengawasi dirinya saat pergi berkencan dengan Rendra. Perempuan itu tidak mau Toni berakhir melihat sesuatu yang tak seharusnya.
Tanpa banyak bertanya, Toni langsung menjawab, "Siap, Pak."
*** 
"Baru pulang? Diantar Rendra, kan?"
Kirana mendengar suara ibunya saat melewati dapur rumah. Dia lalu berhenti melangkah dan menghampiri sang ibu yang tampak menggenggam sebuah gelas, mungkin karena baru saja minum air putih.
"Iya, tadi diantar Mas Rendra."
Kirana mengambil gelas di rak, lalu menuangkan air putih untuk dirinya sendiri. Dia pun segera meminumnya sampai habis.
"Besok aku mau jalan-jalan sama Mas Rendra, Bu. Boleh?" tanya Kirana meminta izin kepada ibunya.
Sinta menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Kalian emang harus sering-sering pergi bareng biar semakin nyaman satu sama lain. Mau ke mana rencananya?"
"Belum tahu, sih, Bu. Gimana?"
"Ya, udah, asal jangan pergi ke Candi Prambanan aja. Pamali kalau belum menikah. Takutnya nanti hubungan kalian malah kandas sebelum dimulai," ucap Sinta dengan wajah cemas.
"Ya, ampun, Bu. Itu, kan, cuma mitos," sahut Kirana.
Candi Prambanan yang terletak di perbatasan Jogja dan Jawa Tengah memang cukup terkenal dengan sebuah mitos. Ibarat kisah cinta Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang yang tidak berakhir bahagia, konon pasangan yang belum menikah akan berakhir putus jika nekat datang ke obyek wisata tersebut.
"Jangan main ke Candi Ratu Boko juga. Tempatnya bagus, tapi katanya juga bisa bikin pasangan putus," imbuh Sinta yang akhirnya tertawa. 
Seperti Candi Prambanan, Candi Ratu Boko juga punya mitos serupa yang lumayan populer di kalangan wisatawan maupun masyarakat setempat.
Kirana pun ikut tertawa. "Terus, mending pergi ke mana, dong? Ada tempat yang mitosnya bagus, nggak?"
"Ada," jawab sang ibu mantap. "Ajak Rendra ke Alun-Alun Kidul. Ingat, kan? Setiap orang yang bisa melewati jalan di antara dua pohon beringin dalam kondisi mata tertutup, konon keinginannya bakal terkabul, termasuk soal berharap punya hubungan langgeng dengan jodohmu."
"Ibu beneran percaya sama mitos kayak begitu?" tanya Kirana dengan tatapan menyelidik. 
Sinta tersenyum, lalu menggelangkan kepalanya. "Kenapa Ibu harus percaya mitos?"
"Nah, terus kenapa Ibu mendadak ngomongin mitos terus?" balas Kirana.
"Eh, tapi mitos yang terakhir boleh dicoba, lho. Coba suruh Rendra jalan sambil tutup mata di situ. Siapa tahu, kan?"

Kirana Agniya menghadapi masalah klasik bagi perempuan yang berusia hampir 30 tahun. Dia diharapkan segera menikah, tapi trauma di masa lalu membuatnya enggan berkomitmen. 
Kirana dijodohkan dengan Birendra Wijaya, lelaki yang dua tahun sebelumnya menolak perjodohan mereka. Kini, pria itu mendadak ingin menikah dengan Kirana.  
“Kenapa Mas tiba-tiba berubah pikiran?” tanya Kirana.
“Memangnya, kenapa tidak bisa?” pria itu justru balik bertanya.
Kirana tak berniat menolak perjodohan ulang. Namun, dia harus tahu mengapa calon suaminya bisa berubah pikiran. Mungkinkah dia hanya pelarian?
***
"Kenapa Bos memilih dia?"
“Karena dia sepertinya juga tidak mungkin jatuh cinta kepada saya,” tutur Rendra. “Jadi, tidak akan ada pihak yang terluka saat ikatan itu berakhir.”

Setelah Zen mendengar pernyataan dari Irene tentang perpindahan dunia, Zen mencoba mencerna semua informasi yang Zen telah dapatkan sejauh ini dari Irene terlebih dahulu.
Merasa sudah memahami semuanya, akhirnya Zen kembali bertanya
"Lalu Irene, bisakah kamu menjelaskan tentang perbedaan dunia - dunia itu?"
[Baiklah Kak]
[Dunia 0 adalah dunia yang relatif aman, dikarenakan hampir tidak ada kejahatan didunia ini. seperti beberapa anime, komik dan novel yang bergenre komedi, romatis maupun keduanya. Dan tingkat kehancuran dunianya adalah 0 atau tidak ada.]
[Dunia 0.5 adalah dunia yang lebih mirip dunia asal kakak yang memiliki tingkat kejahatan yang lumayan tinggi namun tanpa melibatkan kekuatan sihir maupun supernatural. Dengan tingkat kehancuran dunianya yang rendah]
[Dunia 1.0 adalah dunia yang memiliki tingkat kejahatan tinggi, berisikan monster yang lumayan berbahaya dengan keterlibatannya kekuatan sihir maupun supernatural. Dengan tingkat kehancuran duniannya yang sedang.]
[Dan dunia 2.0 adalah dunia yang memiliki tingkat kejahatan tinggi, berisikan monster yang berbahaya dengan keterlibatan kekuatan sihir maupun supernatural. Dengan tingkat kehancuran dunianya yang sangat tinggi.]
[Apakah sudah dimengerti Kak?]
Jelas Irene.
"Aku masih belum memahaminya, Irene. Bisakah kamu memberikanku contoh?" tanya Zack.
[Baiklah. Dunia 0 seperti yang Irene jelaskan seperti dunia fiksi bergenre romantis atau komedi, jadi contohnya mungkin dunia nisekoi. Kalu dunia 0.5 mungkin dunia Classroom no elite, untuk dunia 1.0 mungkin Danmachi, dan dunia 2.0 mungkin Naruto. Seperti itu Kak, apakah masih belum paham?]
"Hmmm.. jadi seperti itu, tergantung tingkat kekuatan yang terdapat pada dunianya" Kata Zen didalam hatinya, sambil mencerna semua informasi yang baru dia dapatkan.
"Namun, untuk apa kedunia dengan tingkat 0 Irene?, bukannya tempat itu tidak mempunyai ancaman?" kata Zen
[Mengumpulkan harem mungkin?] jawab Irene
"Mengumpulkan Harem?, bisakah kamu memberikan pernyataan yang valid Irene." Kata Zen sambil menyembunyikan perasaan bersemangatnya karena mendengar perkataan mengumpulkan harem. 
"Siapa yang tidak ingin mempunyai harem" Ucap Zen didalam hatinya.
[Sang Pencipta membuat peraturan ini agar Kakak dapat menikmati semua dunia anime yang Kakak ingin kunjungi, terlebih lagi Sang Pencipta menginginkan agar Kakak tidak terus menuju dunia yang dapat membahayakan keselamatan Kakak, karena Sang Pencipta sudah menganggap Kakak sebagai keturunannya.]
Mendengar ini perasaan hangat menghampiri diri Zen, karena Zen merasa sangat diperhatikan oleh orang lain selain Pamannya yang sangat baik kepadanya.
"Baiklah kalau begitu" kata Zen yang masih merasa melankolis.
[Oh iya, Irene lupa memberitahu Kakak, bahwa ada satu menu lagi yang terdapat dalam sistem namun tidak ada di daftar menu sistem. Menu ini hanya bisa kakak aktifkan sendiri.]
"Benarkah, lalu apa yang harus kulakukan untuk memunculkannya."
[Katakan <Relationship>]
<Relationship>
[Relationship]
Istri [0]
Pacar [0]
[Tidak perlu kujelaskan kan Kak?, Kakak akan mengetahuinya sendiri, namun ada sebuah keuntungan yang tidak bisa Irene jelaskan, namun jika Kakak menemukannya, Irene akan menjelaskannya.]
"Lalu Irene, mengapa menu ini tidak berada didalam sistem menu?"
[Agar sistem menu tidak terlalu penuh, karena mungkin Kakak akan memiliki banyak harem.]
"Hmm.. Oke" kata Zen yang mulai mengiyakan perkataan Irene tentang harem.
[Lalu, apakah kakak sudah siap menuju dunia pertama untuk memulai petualangan kita?]
"Baiklah, tetapi sebelum itu bisakah kau memberikanku sebuah baju, Irene?, karena aku tidak bisa membuatnya"
Kata Zen, yang sekarang sedang telanjang bulat tanpa menggunakan satu helai benangpun setelah selesai membuat tubuh barunya.
[Kakak bisa membelinya pada toko sistem]
Zen lalu membuka menu toko dan mulai membeli baju, celana, sepatu dan beberapa aksesoris pria.
"Sial, semua toko poinku langsung habis" kata Zen setelah membeli semua keperluannya.
Lalu Zen mulai mengingat sesuatu.
"Irene, bisakah kamu menambahkan poin statusku untuk 5 poin ke STR, 3 ke AGI dan 2 ke VIT" kata Zen yang mengingat, bahwa dia memiliki status poin yang dia dapat dari hidden quest.
[Selesai, Kakak bisa memeriksanya]
<Status>
Status:
Nama: [Uchiha Zen]
Umur: [16]
Level: [2](0/200)
Bloodline: [God 1%]
HP: [200/200]
MP: ∞
Toko Poin: [0]
Status Poin: [0]
STR: J [7/10]
AGI: J [5/10]
INT: G [1/100]
DEX: J [3/10]
Skill: [Clean: 0]
"Irene, mengapa aku merasa biasa saja setelah menambahkan statusku?" tanya Zen
[Karena perubahannya hanya sedikit, tapi Irene dapat pastikan, Kakak bertambah kuat walaupun hanya sedikit.]
"Baiklah, aku sudah siap. Sekarang bagaimana aku pergi kedunia anime untuk memulai petualanganku Irene?" tanya Zen
[Baiklah Kak, Kakak ingin mengunjungi dunia 0 atau dunia 0.5?] tanya Irene.
"Irene, apakah kamu mempunyai listnya?" tanya Zen
Lalu munculah kembali layar imaginer dengan list beberapa dunia yang dapat dikunjungi oleh Zen.
Lalu Zen mulai berfikir dan mulai memilah dunia mana yang akan dia kunjungi.
"Hmmm... apakah nisekoi, atau we never learn, atau dunia sikembar lima" kata Zen sambil menyebutkan semua dunia yang dia inginkan dengan bersemangat.
[Bisakah Irene merekomendasikan sesuatu] Sela Irene yang melihat Zen masih bersemangat memilah - milah dunia yang akan dia tuju.
"Baiklah" jawab Zen.
[Bagaimana kalau dunia Sword Art Online didunia 0.5]
"Hah.. ada Sword Art Online?" Lalu Zen mulai membuka list dunia 0.5
"Bukannya Sword Art Online dunia yang sangat berbahaya, mengapa dia berada di dunia 0.5?" tanya Zen bingung.
"Sword Art Online hanyalah sebuah game yang diciptakan oleh dunia itu, sedangkan dunia asli dari Sword Art Online adalah dunia yang sangat mirip dengan dunia asal Kakak, namun mempunyai teknoligi yang lebih maju."
"Tapi, bukannya aku akan mati jika mati didunia game tersebut?" tanya Zen kembali.
[Betul, tapi Kakak memiliki Irene, sistem sekaligus adikmu yang baik hati dan tidak sombong. Irene memiliki cara agar Kakak tidak mati jika memasuki game tersebut.] Kata Irene dengan nada bangganya.
[Dan jika Kakak memasuki dunia itu, Kakak juga bisa mendapatkan pengalaman bertarung dengan monster, untuk mempersiapkan petualangan Kakak pada dunia 1.0 tanpa takut terjadi sesuatu kepada Kakak.]
"Masuk Akal. Baiklah, mari kita berpetualang di dunia Sword Art Online" kata Zen.
[Baiklah kakak akan di teleportasikan pada waktu seminggu sebelum beta tester game tersebut dimulai.]
"Baiklah" kata Zen dengan bersemangat
[Destinasi: Dunia 0.5 (Sword Art Online)]
[Yakin Dengan Pilihan Ini]
[IYA][TIDAK]
Lalu Zen menekan tanda IYA dan cahaya mulai mengepung dirinya dan mulai menghilang dari tempat itu.

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. 
.
.
Perhatian:
- Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini.

- Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. 

- Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. 

- Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

Jasmina menaiki Ojek online dari gerbang samping sekolahnya. Ia tidak mau berpapasan dengan Bagas di sekolah atau menuju rumah. Saat ini Jasmina tidak berniat untuk pulang kerumah. Ia sudah mengirimkan pesan kepada kak Gading kalau ia akan mampir ke mall yang agak jauh dari sekolah. "Mau Shopping KAK!" Ia sedang tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa.
Sesampai di mall, ia mengganti seragam atasnya dengan kaos yang selalu ada di tasnya. Buat emergency seperti ini, ga nyaman rasanya keliling mall pakai seragam sekolah. Ia membiarkan rok SMA karena warnanya masih matching dengan kaos yang ia pakai.
Tujuan pertama Jasmina adalah restoran Pizza dan pasta yang sudah lama tidak ia datangi. "Bodo amat! Hari ini mau hari raya!", Jasmina menatap menu dengan rakus. Ketika pelayan datang, ia siap memesan,"Lasagna 1 yang large, pizza ukuran personal ektra keju, dan milkshake coklat!". Pelayan tersenyum simpul. Jasmina tidak perduli. "Cepetan ya maaasss, laper nih", celoteh Jasmina.
Ketika Akhirnya Jasmina asyik makan sambil menononton drama korea di HP, ia melihat sesosok cowok yang sangat familiar. Cowok itu menggandeng seorang cewek yang sangat cantik dan seksi. Mereka juga masuk ke restoran, namun memilih meja yang cukup jauh dari Jasmina, sehingga tidak menyadari kehadiran Jasmina di restoran yang sama. "Hey, itu kan Devon. Sama siapa tuh cantik banget! Pantesan aja di sekolah dia ga pernah ada gossip punya pacar. Wong pacarnya cantik banget kayak gitu!", gumam Jasmina dalam hati. Bodo amat. Bukan urusannya.
Setelah kenyang dan membayar makanannya, Jasmina keluar dari restoran dengan hati-hati agar tidak terlihat oleh Devon. "Hemm… andaikan cewek itu tau ya hari-hari Devon makannya padang 3 kali sehari. Kalo kencan aja baru deh makan di mall", Jasmina terkikik sambil menatap sekilas pada cowok itu. Ia melanjutkan perjalanan ke sebuah department store. 
Ia sadar bahwa ia telah kehilangan 8 kg sejak pacaran dengan Bagas. Akhirnya, seluruh jus sayur, makan makanan sehat ratusan kali dalam sehari dan jogging membuahkan hasil. Ia tidak saja merasa lebih ringan, tapi banyak bagian-bagian tubuhnya yang cepat menyusut. Ia butuh baju-baju baru. Papa telah mengisi rekeningnya minggu lalu.
Tapi entah kenapa Jasmina tidak begitu berselera ketika melihat baju-baju itu. Haruskah ia tunggu sampai berat badannya turun 5kg lagi? "lagian untuk apa aku harus terlihat cantik? Toh aku juga udah ga punya pacar lagi. Atau, bisakah ia berharap untuk kembali menyukai kak Miko?", Jasmina bergumam dalam hati. Yaaa bisa jadi.
Ia mulai memilih gaun-gaun casual yang cocok dengan bentuk tubuhnya sekarang. Ia memilih sebuah gaun selutut warna ungu, sebuah celana jeans yang ngepas di badannya, dan sebuah jaket kulit, yang mirip dengan punya kak Miko. Ia juga membeli sebuah flat shoes berwarna ungu yang senada dengan gaunnya. "Bila suatu hari nanti kak Miko mengajakku pergi, aku pake ini deh", harapnya dalam hati.
Sekilas ia melihat Devon dan sang pacar juga masuk ke department store yang sama. Sang gadis memilih-milih baju, padahal Devon sudah memegang setidaknya 8 paperbag dari berbagai macam toko. "Dapet uang dari mana si Devon ini sampe sanggup bayarin tuh cewe belanja ya, ck ck ck", komentar Jasmina usil dalam hati. Sesekali ia melihat sang cewek menggandeng mesra Devon sambil menunjuk barang-barang yang ia inginkan. "Ahhhhhh, not my business!", gumamnya lagi.
Setelah selesai membayar, Jasmina akhirnya meneruskan ke tujuan akhirnya dan tempat favoritnya. Toko buku! Walau toko buku gerai terkenal ini sama sekali tidak romantis seperti di ruko itu, tapi Jasmina tidak perduli. Ia tenggelam bersama novel-novel percintaan remaja yang suka ia beli. Ia mulai membaca buku-buku contoh dan memutuskan untuk membeli 5 novel yang sedang diskon. Ia sudah membaca sinopsisnya di internet, "Kayaknya baper nih ceritanya", gumamnya sambil terkikik. Yaaa, saatnya menghibur batinnya.
Ketika Ojek online mengantarkannya tepat di depan pagar rumahnya, Jasmina melihat ternyata tetangga sebelah sudah menempati rumah sebelahnya. Lampu-lampu diruangan sudah menyala, begitu juga dengan lampu-lampu tamannya. Taman yang tadinya hancur berantakan sudah dipangkas rapi dan ditata, walaupun belum ada tanaman kecuali rumput.
Seekor kucing keluar dari pagar rumah tetangga dan lari kearahnya. Seekor kucing Persia yang sangat lucu. Walau agak gelap, Jasmina bisa melihat bulu kucing itu berwarna putih dan abu. "Lucuuu bangett kamuuuuu", Jasmina tidak tahan untuk berteriak, mencampakkan tas dan barang belanjaannya dan menggendong kucing itu. Ia memandang linton yang terpasang di leher kucing itu, "Jordan". Hah? Siapa yang ngasi nama kucing Jordan?
"Hey Jordan! Where are you!", suara seorang cewek memanggil-manggil sang kucing.
 "Disini mbak!!", jawab Jasmina. Sang cewek keluar dari pagar. 
Whattt! Pacarnya Devon! Tetangga aku pacarnya Devon?! Jasmina terperanjat!
"Rania! Did you found Jordan?", tiba-tiba sesosok cowok keluar dari pagar yang sama. Sang cowok menggunakan kaos oblong yang kedua lengannya sudah di gunting, menampakkan keteknya, dan celana basket. Ia tidak memakai sendal sama sekali. DEVON!!! Kok dia tinggal bareng pacarnya? Jasmina terperanjat sampai ia memeluk erat kucing itu dan menjauhkan sang kucing dari Devon dan pacarnya. Reaksi apa itu coba???
"Ahaaa Jasmina! Akhirnya kita ketemu juga ya sebagai sesame tetangga! Nih kenalin adekkku satu-satunya. Rania Ann Burnwood", Devon melambaikan tangannya ke Jasmina dan menunjuk cewek bule di sebelahnya…
APAAA?? ADEKKK???
--- 
Setelah meletakkan barang belanjaan dan tasnya di rumah, Jasmina di undang ke dalam rumah Devon dan Rania. Tidak ada tanda-tanda orangtua mereka disitu. Barang-barang masih di dalam kardus-kardus yang tersusun rapi di tengah-tengah ruang tamu. Kelihatan dapur belum beroperasi, Jasmina bisa melihat bekas-bekas kontainer pesan antar. Kulkas ukuran raksasa model terbaru kelihatan baru saja di bongkar dari kardus.
"Mama papa tuh kayak orangtuanya Dora the explorer. Tapi mereka bukan arkeolog mencari fosil. Mereka nyarinya minyak", kata Devon tertawa. "Sejak aku 5 tahun,dan Rania 3 tahun, kita pindah dari Indonesia ke Brazil. Disana kita sekitar 6 tahun lah, sampai akhirnya pindah ke Dubai. Karena mama papa maunya pensiun disini, jadi aku udah siap-siap dan pindah sendiri ke Indonesia. Makanya aku  ngekost. Kalo Rania baru sampe beberapa hari yang lalu. Gak mungkin dia tinggal di resto Padang. Ya mulai sekarang kita tinggal disini".
"Oooo jadi Rania bakal masuk sekolah kita donk?" tanya Jasmina sambil memperhatikan foto keluarga Devon. Papanya bule, mamanya orang Indonesia. Mamanya cantik!
"Jiaaah bisa mati berdiri kali dia di sekolah kita", jawab Devon ngakak. Jasmina bingung. "Si Rania ini ga bisa bahasa Indonesia. Dia Cuma bisa bahasa Brazil sama Inggris doank. Jadi dia masuk sekolah internasional. Masih deket sekolah kita juga kok.  Jasmina ingat salah satu sekolah internasional yang ikut berpartisipasi dalam festival seni Tanah Merah. Bright Star High School kalo ga salah.
"Jasmine, will you be my friend?", tanya gadis itu ramah.
Jasmina tersenyum, "It will be tiring then, because I can only speak English a little bit, jawab Jasmina berbohong. Iya kali a little. Dia kan juara debat bahasa Inggris. Mereka bertiga tertawa.
Jasmina cukup happy hari ini. Setidaknya hari ini ia mendapatkan seorang teman baru, baju baru, tetangga baru, dan semangat baru.

Jasmina Winata seorang cewek insecure  dengan berat badan berlebih dan kaku dalam bersosialisasi sejak kecil. Ketika ia memasuki SMA favorit 1001, ia bertekad untuk berubah dan mendambakan masa SMA luar biasa dengan keinginan yang simpel: Masuk OSIS, punya genk cewek, pacaran dengan orang yang ia sukai tapi tetap berprestasi. Ia tau, masa SMA hanya terjadi 1 kali saja

Sebaliknya, Bagas Pramudya adalah calon kuat ketua OSIS yang selalu mendapatkan apapun keinginannya. Dengan tambah cakep dan pembawaan cool bak "Cha Eun Woo", ia sukses menjadi cowok paling populer di sekolahnya sejak SD. Ganteng, kaya, berwibawa dan tentu saja berprestasi di sekolah.

Ketika Bagas dan Jasmina terjebak dalam situasi dimana mereka harus PACARAN PAKSA, ada begitu banyak intrik yang terjadi akibat dari hubungan gegabah mereka itu. Termasuklah terganggunya hubungan Jasmina dengan Kak Miko Raja Lubis yang sudah ia idolakan sejak ia memasuki SMA itu, begitu juga dengan Bagas yang ternyata telah menjalani hubungan diam-diam dengan seseorang selama setahun.

PACARAN PAKSA itu mentransformasi Jasmina yang malu-malu, menjadi seorang gadis yang akhirnya berani mencoba banyak hal dalam hidupnya. Ia tidak menyangka bahwa memang memerlukan kerja keras agar bisa menjadi bahagia, bukan keberuntungan semata. Ia berjuang agar menurunkan berat badannya, berjuang untuk mengerjakan proyek-proyek di OSIS, dan juga Termasuk juga urusan asmara. Ia ternyata tetap harus berjuang.

Berbekal artikel-artikel cinta di google dan novel-novel romantis, Jasmina mencoba untuk menelaah hatinya dan mencari kebahagiaan dari hubungan percintaannya yang cukup rumit.

Jadi? Kepada siapa hati Jasmina berlabuh? Kepada Bagas sang ketua OSIS yang cool dan berprestasi, atau kepada kak Miko sang anggota band yang luar biasa tampan dan berkarisma, yang selama ini selalu mengisi angan-angan Jasmina. 

Rekomen banget novel ini buat para buciner-buciner yang merasa insecure. Inget, selalu ada jalan untuk bisa glow up!

novel online romantis novel

aku suka membaca novel-novel romantis berharap bertemu jodoh romantis

BECOME ANTAGONIST NOVEL

Ekonomedi Romantis

guruku suami romantis

Kekasih Impianku Fantasiku

LOVE IN HIGHSCHOOL

Aku dan Mafia

Broken White

ZEN: Didunia Fiksi

Pacaran Paksa (Dengan Ketua OSIS)

People search novel online romantis also like: