ANGELINA JASMINE adalah seorang gadis cantik tapi Badgirl dan bar-bar ia pintar dalam segala bidang ia juga pecinta novel yang bergenre romantis, fantasi dan psycopath namun apa jadinya jika ia masuk kedalam novel yang disukainya dan menjadi pemeran antagonis dalam novel yang mati dengan tragis dan memiliki nama sama dengan dirinya 


Apakah Angel dapat merubah nasibnya?atau ia pasrah mengikuti alur novel hingga ajal menjemput?

✓So Happy Reading

novel ini mengisahkan tetang kisah cinta dari dua tokoh utama.mereka mempunyai kisah cinta yang sangat romantis. mereka memulai kisah ini dari  kisa kisa kocak yang bisa bikin pembacanya ngakak?.dalm cerita ini.pembaca tidak hnya mendapat suasana yang romantis. namun pembaca jga akan berada diauasana sedih dan kocak bikin ngakak.cerita ini tdk hnya mengisahkan tntang percintaan namun ada kisah persahabatan.
semoga kalian yang membacanya menyukai cerita saya
terimakasi semoga kalian bisa terhibur?

Hai...para pembaca...khususnya pembaca setia Novel ku..ini
"Mentari ,Kekasih Sang Iblis,,....

Saat ini sudah sampai BAB 113...,,
Sebelumnya..Author atau penulis, meski.ada perbedaan arti antara.Author (pencipta novel) atau penulis (menuliskan kembali karya orang).
Tapi Author lebih familiar dengan. kata penulis.
Penulis memohon maaf dan mohon di maklumi kalau masih banyak "Typo,,
di Novel,,ini...keritik dan saran sangat " di HARGAI" penulis..sebagai wujud pendewasaan dalam penulisan cerita ini,,penulis berusaha memperbaiki sedikit demi sedikit,dan berusaha menyajikan cerita atau kisah yang yang terbaik,semoga pembaca... MENANTIKANNYA  dan MENYUKAINYA,,

Di dalam Alur cerita novelku ini...
Penulis berusaha membangkitkan Karakter Masing-masing pemain fiksi ini..,dan MENITIK BERATKAN pada PERASAAN CINTA YANG BESAR antar pasangan...,,

MOHON MAAF..." 
Apa bila ada sebagian pembaca yang menganggap Novelku terlalu VULGAR.
Di sini penulis..,, Menganut Aliran 
EKPRESIONIS.. BARAT....dan.. HAM dalam hubungan percintaan.
(Not  Porn Story or article).

Dengan WARNING...
di bawah 17 tahun di LARANG KERAS MEMBACA .
Penulis menjunjung Etika dan Norma,
kemasyarakatan terlepas dari berbagai Religion.

Dalam BAB kisah Judith,, Di Sana memang di sajikan,,Gadis belia yang sudah faham dalam adegan dewasa,dengan catatan.. usianya sudah 17 tahun..!!!

Nah para pembaca setia ku ,,Terima kasih bagi yang menyukai cerita di Novelku ini,,gaya penulisanku memang agak blak-blakan dan tidak menyukai yang bertele-tele,, penulis sangat senang menuangkan hasil pemikirannya secara gamblang dan terbuka..

 Jujur aja,,ini Author POV....,,
karakter penulis yang ga suka berbasa basi.
kalau suka bilang suka.....'
ga pake malu....
kalau enggak.. ya di tolak..,,ups maaf.
Menuangkan dalam karakter

"Lord Burhan,, yang keras,bengis, namun Romantis..dengan cintanya yang dalam..
" Mentari, Tokoh Utama novel ini..
iya gadis yang lembut,,ceria,jujur,setia dan tidak pernah menyangkal perasaan cintanya...,,iya berhasil menaklukan Lord Burhan,yang kekejamannya ibarat Iblis.bukan berarti Mentari kekasih Iblis beneran,, Lord Burhan Sangat tampan loh..???yang jelas perkasa...,,!!(hehe).

Penulis ,berfikir untuk menularkan karakter Romantis Sang Iblis ke seluruh anggota keluarganya..,,biar lebih hidup suasananya..ga lucu kan kalau keluarganya datar-datar aja masa Sang Iblis sendirian yang kaya cacing ke panasan..??

MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN      ______________________________________
Penulis,yang sedang mempelajari psikologi,, berharap..dan ga tau malu sih...( he..he..)
berharap membangkitkan rasa cinta antar pasangan, baik taraf pacaran atau rumah tangga, agar lebih hidup.
di mana realita saat ini,kehidupan berumah tangga sangat flat...,,
alias datar..,membaranya saat pacaran, setelah menikah, punya anak,sibuk bekerja, memenuhi kebutuhan sehari-hari. jadi HANYA SEBUAH SIKLUS PERKEMBANGBIAKAN DAN MESIN PENCARI UANG SETELAH ITU.."MATI,,
ups...sorry kalau terlalu.frontal...??

Penulis mewakili mereka ,yang punya perasaan dalam punya hasrat yang membara ehh..pasangannya ga..peka..
yang ada di balas.."udah punya anak ga usah macam-macam,,
nih...penulis ANTI.deh type orang kaya gini...,,padahal inti.dari hubungan itu..
PERASAAN CINTA..caelaaaaah....
bener dong ,kalau udah ga ada,pasti putus,cerai...uang..nomor 1000 .deh..
baru sadar...??? 

penulis berfikir kisah ini bermanfaat,,
bagi para pasangan,,meski.realita tipis yang ada,bukan ga ada...,paling tidak ada loh.. di dunia Novel,,,paling tidak saat hubungan yang rapuh itu kandas dengan membaca ini,, bisa di tiru ke hubungan selanjutnya dengan pasangan baru...
dunia itu indah loh.dengan cinta..

Note : kalau kita ingin mendapatkan lebih harus memberi lebih,,ibarat bola pasti pantulannya berbalik ke kita, begitu juga cinta.pahammm..???
 

Ya..sekian Profesor cinta memberi kuliah...kelas di harap bubar...,,


Mohoooooonnnn....." 
Lima bintangnya...!!!!?????
Power stone,review dan komentar positifnya...,,aduuhh itu upah kecil Author loohh,, "pleaaaaasse,,..??
jangan menghujat author ya,,kalau di kunci..,,itu aturan si boss,,biar kontraknya manjang...(he..he..he..)

NANTIKAN BAB SELANJUTNYA....!!!


makasih..
By: (Red Queen, farahdiba_sandala).

(WARNING 21++)

bacalah sesuai umur...!

Hasrat dan Cinta Sang Iblis Pada Mentari. 

https://youtu.be/KygjKgYt4DE(contoh triller).


 "Mentari"......,,, Tidak Pernah bermimpi bertemu dengan Seorang Pria Yang Sangat Dominan,Seperti " Lord Burhan Adiwijaya" .

 Ia Brutal Keras,Angkuh, Super duper kaya Raya Melebihi Biliuner, Pantas Di Juluki "SANG IBLIS " Meski Mentari Sendiri adalah Anak Seorang Konglomerat,Namun Ia Tidak Memamerkan itu,dan Lebih Memilih Hidup sederhana dengan bekerja Keras Membuka Restoran Cepat Saji. 

Hingga Suatu Ketika Cinta Menyatukan Mereka,dan Rahasia Terbesar Sang Iblis,adalah Jati dirinya dan Keluarganya yang Sejatinya Seorang IMORTAL dengan Kekuatan yang Sangat Besar, Liku-liku Setelah Memasuki Klan Adiwijaya Menjadikan Mentari Menjadi RATU KLAN ADIWIJAYA.

 Sang Iblis Sangat Mencintai dan Memuja Mentari, Posesif Akut Sang Iblis Ini Dapat Di Redam Mentari, Hasrat Cinta Keduanya Membuahkan Para Keturunan IMORTAL.. 

Selengkapnya nya Silahkan Baca...!! 

Mohon dukungan Para Readers yang baik hati untuk , Review Lima bintang, Vote, PS, Gift ,Dan Komentar Positifnya Yang Banyak Ya...?? Supaya Author Rajin UPDATE...??. 

Jangan Lupa.....!!! Baca Juga Novel lain Karya "AUTHOR BEST SELLING INI.....,,

 Seperti:

 ~ Cinta Sejatiku, Dimana Kau Saat Ini? 
~ Seribu Pengantin Lelaki 
~ Extreme Love. 
~Hutang 
~ Jakarta Tahun 7030 
~are You My Man.? 

Masih Banyak Lagi Loh..Novel Ku Yang Belum Ku Share.. Baca terus Yaaa....." Semoga Suka ...." 

By : RED Queen.

 (Farahdiba_Sandala).

Jonatan berendam terhangat di kamar mandi, sambil berfikir tentang kejadian hari ini. menurutnya ia terlalu tergesa-gesa dan tidak berfikir panjang saat mengambil sebuah keputusan, sehingga membuatnya mengalami kesulitan sendiri. "Oh, sungguh sangat merepotkan. Mengapa nasibku bisa seperti ini, aku sudah seperti pembantu saja yang harus memasak demi seorang wanita. Heh! Jonathan Lee, seorang Direktur utama perusahaan JT group turun ke dapur untuk memasak demi seorang wanita yang dicintainya, Hah! Gila...mungkin aku memang sudah gila!. Ha... Ha... pasti sungguh lucu jika semua ini sampai diketahui oleh media massa, sudah pasti akan menjadi trending topic di halaman utama. Benar-benar konyol! Bodoh sekali Aku ini, mengapa aku tadi harus menawarkan makan malam spesial yang aku masak sendiri di rumah apakah Tara. Bukankah seharusnya aku bisa menawarkan sesuatu hal yang lainnya yang lebih istimewa, seperti can the light dinner di sebuah restoran khusus yang aku pesan hanya untuk kami berdua, menghabiskan malam romantis di sebuah hotel di pinggir pantai, liburan ke luar negeri seperti Singapura, Perancis, Amerika, atau mungkin ke negara tropis seperti (Bali) Indonesia. Mengapa kau malah mengambil hal yang merepotkan seperti ini? Dasar kau Jonathan...Oh, Jonathan... Kau memang laki-laki yang sulit untuk berpikir rasional, jika sudah dalam keadaan terjepit. Kau bukannya membuat dirimu terlepas dari kesulitan, malah membuatnya semakin rumit." Isi pikiran Jonathan. laki-laki tampan ini seketika menepuk dahinya sendiri karena pusing  karena merasa konyol dan bodoh.
Jonathan mulai bangun dan keluar dari bak mandi kemudian mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya. "Ya, sudahlah. Semua juga sudah terlanjur terjadi. sebaiknya sekarang aku segera berganti pakaian dan menuju ke dapur untuk memasak. jika tidak ketika sang ratu cantik itu datang bisa saja makanan belum siap dan dia akan marah-marah tidak jelas seperti biasanya." Kemacetan sambil memakai handuk di tubuhnya.
laki-laki tampan ini berjalan keluar dari kamar mandi menuju lemari pakaian ia berganti pakaian memakai pakaian santai dan lebih leluasa dan nyaman ketika memasak nanti.
setelah selesai berganti pakaian laki-laki tampan ini segera keluar dari kamarnya dan menuju ruang tamu dimana ia meninggalkan bahan-bahan makanan yang masih berada di atas meja untuk membawanya ke dapur dan mengolahnya menjadi makanan lezat untuk nanti malam.
Jonathan mengeluarkan satu persatu bahan makanan itu dari plastik belanjanya dan menatanya di atas meja. "Makanan apa dulu yang harus aku masak ya? malam ini aku akan memasak sesuatu yang mudah saja. Hmm... Direktur Lee jika kau ingin memakan makanan lezat, seharusnya kau berlari ke restoran saja untuk membelinya tetapi jika kau ingin membuat makanan yang biasa-biasa saja tentu tanganmu tidak akan kesulitan. Bukankah kau juga sudah terbiasa memasak sendiri saat kuliah dahulu. Sekarang saatnya kamu membuktikan keahlian mu itu." Gumamnya dalam hati. 
Hari ini Jonathan akan memasak gimbap, Tteokbukki, dan hot pot (shabu-shabu). Masakan sederhana yang bisa ia masak, tetapi yang membuatnya istimewa adalah yangbmengolah makanan itu adalah tangannya sendiri.
Tangan laki-laki tampan mulai memasak, dengan cekatan ia mulai memotong bahan-bahan yang ada dan menjadi sayur sampai bersih kemudian menyimpan sayuran sayuran segar itu di dalam lemari pendingin untuk digunakan bahan hotspot nanti malam supaya tetap segar. Setelah selesai memotong sayuran, yang mulai mengolah bahan makanan yang lainnya dan memasaknya hingga matang.
Jonatan sangat sibuk di dapur sampai waktu berlalu begitu saja dan tanpa sadar hati sudah berganti menjadi gelap, tanda malam telah datang. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 18.30 malam. Laki-laki tampan ini mulai menata seluruh makanan yang telah Ia masak di atas meja makan yang telah dihiasi lilin cantik dan juga bunga di atasnya. entahlah mungkin menu malam hari ini bisa saja tidak sesuai dengan konsep yang ia bahwa untuk meja makan. tetapi yang paling penting adalah tetap membuat suasana terasa romantis di antara keduanya karena Tara sangat menyukai suasana-suasana yang bersifat romantis.
"Puh... "Akhirnya selesai sudah ia menghiasi meja makan. Katanya iya menata makanan di atas piring saji dan juga tempat yang sesuai. Semua makanan telah tersaji di atas meja dengan rapi dan indah kecuali hotspot yang baru akan ia letakkan di atas panci dengan kuah mendidih jika Tara sudah datang, maka ia baru akan memasukkan sayur dan daging ke dalamnya.
setelah selesai dari meja makan laki-laki tambahan ini barulah kembali ke dapur dan melepas celemek menempel di tubuhnya dan meletakkannya kembali di tempatnya. kemudian Jonathan minum beberapa teguk air untuk melepaskan dahaga nya karena baru saja berpanas-panasan di depan kompor untuk memasak, keringat yang menetes dari wajahnya saja belum di seka mengerti lahir dan tubuh lainnya yang membuatnya terlihat semakin maskulin.
"Ah... Gerah sekali, Apakah juga bau karena keringat yang mengalir deras Karena setelah memasak di depan kompor beberapa jam. Sebaiknya sekarang aku mandi lagi sebelum datang." Gumam Jonatan lirih. Ia mengipas wajah tampannya dengan telapak tangannya yang lebar dan kuat itu.
Begitu besarnya pengorbanan sang direktur utama JT Grup ini demi. Mendapatkan investor untuk perusahaan miliknya. Ya harus sampai repot-repot memasak seperti pelayan untuk orang lain, biasanya dalam kehidupan sehari-hari justru Ia lah yang dilayani oleh banyak pelayan. Mungkin sekarang dunia sedang berbalik untuknya tetapi itu tidak akan lama semuanya akan kembali normal. Jadi, ia hanya bertahan dan berkorban sedikit lagi.
Jonatan berjalan meninggalkan dapur menuju ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidur ia segera menuju kamar mandi di kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang berkeringat itu. Sebelum Tara Jiang datang, ia harus sudah siap dengan pakai yang rapi dengan penampilan yang tampan dan mempesona seperti biasanya. Jikalau perlu ia harus tampil lebih baik daripada biasanya, sehingga wanita cantik itu akan semakin jatuh cinta dan tergila-gila kepada direktur utama perusahaan JT Grup ini.
------------------------------
Hai readers.....
kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;
1. Kado (Gift)
2. power stone (PS)
3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ
4. jejak cantik dengan komentar positif.
Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya! 
Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.
1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).
See you next day, I LOVE YOU ALL....


Kim Yohan seorang CEO dari sebuah perusahaan terbesar di kota S. sikap dingin dan tidak perduli dengan para wanita yang mendekatinya. laki-laki berprinsip kuat dalam hidup dan memperjuangkan cintanya.

"Nona cepat tanda tangani berkas ini, dan aku aku akan membantumu membalas mereka semua" kata sang presdir.

Tiara Jiang wanita cantik dari keluarga kaya yang kurang kasih sayang dari orangtuanya, dan saudaranya Tara Jiang yang jahat dan selalu merebut semua yang ia miliki, termasuk semua laki-laki yang mendekati Tiara karena sakit hati yang pernah ia alami.

"Siapa juga yang mau menikah denganmu" jawab Tiara dengan memandang tajam kearah laki-laki yang ada di hadapannya.

"Cepatlah, sebaiknya kau menurut" kata sang Presdir.

Tiara terjebak rencana jahat saudaranya, sehingga harus berurusan dengan CEO dingin dan kejam dari Perusahaan Lianxi Grup.

silakan di baca, semoga suka.....

Jangan lupa guys!
Tolong kalian yang baca cerita ini untuk tab love cerita saya yang berjudul MERAKIT PERASAAN DAN JUGA MENGUNDUH INGATAN. Please guys, bantuin saya supaya cerita saya mencapai 500 tab love. 
Tolongi bantuin saya yaa.
Kalian bisa mencarinya di di akun saya.
Atau ini saya kasih linknya...
[MERAKIT PERASAAN]
https://m.dreame.com/novel/2FI8zQ3zR/DfDjw1Ru7wuQ==.html
[MENGUNDUH INGATAN]
https://m.dreame.com/novel/0M+BHwtcpO9Kn6laFY6XCA==.html
Mampir ya guys...
Ya udah, gitu aja.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semuanya yang sudah mengikuti cerita ini sampai sejauh ini. Nunggu upnya luama banget, jangan lupa tab love terus komen ya guys. Biar anak saya rankingnya semakin naik. Saya jadi tambah semangat buat nulis kalau rangkingnya naik. wkwkwkwk
PYE! PYE!
Note : Saya akan lebih sering up lagi lho, stay tune....
*****
À bientôt, Paris! [Sampai jumpa lagi, Paris!]
.
.
.
Briena menatap pantulan dirinya di cermin. Wanita itu hanya mengenakan jubah mandinya karena ia akan mandi dan sedang menunggu Vian. Ia lalu membuka bajunya di depan cermin, menatap pantulan perutnnya di cermin tersebut. Perutnya mulai terlihat menonjol, maklum saja karena usia kandungannya sudah melewati trimester pertama. Usia kandungan Briena sudah menginjak bulan ke 4.
"Hehm, sudah sedikit terlihat," gumam Briena mengusap usap perutnya yang sedikit menonjol.
"Tentu saja. Usia kandunganmu sudah menginjak bulan ke 4."
Briena menoleh ke samping kirinya karena terkejut.
Vian berdiri dengan bersandar pada gawang pintu kamar mandi. Pria itu bersedekap dengan tatapan geli tertuju ke arah Briena. Ia tersenyum geli saat melihat Briena buru buru menutupi tubuh polosnya.
"Ya! Sejak kapan kau berdiri di situ?" teriak Briena menunjuk nunjuk ke arah Vian. Antara malu dan juga kesal.
"Sejak tadi saat kau membuka bajumu," sahut Vian dengan santainya.
"Ck, seharusnya kau menegurku dari tadi!" omel Briena marah.
"Kenapa aku harus menegurmu kalau aku menyukai kegiatanmu barusan?" Vian memasang tampang menggodanya.
"A-apa?" Briena terlihat gugup. "Yak!" Ia membentak karena malu. Briena yakin kalau pipinya sudah semerah kepiting rebus. "A-aku mau mandi." Wanita itu berjalan dengan langkah kesal menuju kamar mandi. "Minggir!" bentaknya saat Vian tidak menggeser tubuhnya dari pintu kamar mandi.
"Aku tidak keberatan untuk man—"
"Dialog lama. Jangan katakan lagi karena itu sudah basi," oceh Briena memotong ucapan Vian barusan. "Dan jawabanku akan tetap sama. BIG NO!" Briena mendorong tubuh Vian agar menyingkir dari jalan masuk menuju kamar mandi.
Vian tertawa terpingkal pingkal setelah berhasil menggoda istrinya di kota ini.
Pria itu berjalan menuju jendela besar kamar hotel tempat mereka menginap, pemandangan ikon kota ini menjadi view yang sangat sayang untuk diabaikan. Menara kokoh yang berdiri di atas tanah Paris. Menara Eiffel, simbol cinta Kota Paris.
*****
Hari ini adalah hari terakhir mereka di Perancis sebelum berangkat pulang. Yah, nanti malam pesawat mereka sudah akan berangkat dan mengantar mereka kembali ke tanah air. Hari ini (rencananya) akan mereka manfaatkan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata dan landmark kota Paris.
Di malam terakhir mereka tinggal di Perancis, mereka memang sengaja mau memuas-muaskan diri dengan santapan "wajah" Paris.
Di ujung Avenue des Champs-Élysées, Briena dan Vian tiba di l'Arc de Triomphe. Bangunan yang menjadi salah satu landmark kota Paris ini didirikan di awal abad ke-19 dan merupakan bagian dari parade militer di Perancis dari masa ke masa.
Dari l'Arc de Triomphe, mereka lanjut naik bus ke arah menara Eiffel. Mereka melewati Grand Palais dan Petit Palais yang sangat cantik. Kedua gedung ini adalah gedung pameran. Selain itu, mereka juga melewati Les Invalides, yang merupakan museum militer dan juga tempat dimakamkannya Napoleon Bonaparte.
Menara Eiffel, kebanggaan warga Paris dan monumen yang paling terkenal di Perancis, terletak di taman yang sangat luas bernama Champ de Mars. Karena antrianya lumayan panjang, mereka memutuskan untuk duduk di taman Champ de Mars. Menatap kokohnya menara eiffel yang menjulang tak jauh dari mereka.
"Apa yang terbayang pertama kali saat menyebut kota Paris?" tanya Vian di sela istirahat mereka.
"Ehm, Eiffel? Seine? Romantis? Simbol kota cinta." Briena menyebutkan semua kata yang muncul di benaknya.
"Cinta pertama," ujar Vian pelan.
"Cinta pertama? Maksudmu Vania." Briena tersenyum geli.
"Yak! Jangan menggodaku, Bi!" omel Vian ketus. "Maksudku, kota Paris akan menjadi cinta pertama semua orang. Aku yakin banyak orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan kota Paris," imbuhnya kemudian.
"Benar juga. Kota Paris memiliki daya pikat yang mampu membuat siapun jatuh." Briena setuju dengan ucapan Vian barusan.
Vian tersenyum menatap menara eiffel. Keduanya kembali mengobrol, menikmati waktunya di bawah kokohnya menara eiffel.
Dari menara Eiffel, mereka lanjut naik bus Foxity dan turun di dekat gedung Opera. Dari situ, mereka jalan kaki melewati Place Vendôme dimana di situ terdapat monumen yang disebut sebagai Vendôme Column yang didirikan untuk mengenang kemenangan Napoleon dalam perang Austerlitz. Mereka lalu jalan terus melewati Jardin des Tuileries dan menyeberang sungai Seine untuk menuju ke Musée d'Orsay.
Tak salah jika Paris disebut kota yang romantis karena banyak taman-taman yang luas dan indah. Banyak orang menikmati taman dengan duduk-duduk, apalagi ada kursi disediakan. Ada yang mengelilingi air mancur. Dari taman ini, Menara Eiffel tampak menyembul. Rona senja membuat suasana romantis dan indah. mereka sejenak menikmati suasana di taman sambil merenggangkan kaki yang mulai pegal. Meski mulai malam, orang-orang tidak beranjak pergi. mereka kemudian meneruskan langkah ke ujung taman, menyeberang jalan dan sampai di Champs Elysees lagi. Tampak di kejauhan Arch de Triamphe.
Hari menjelang malam, sebelum kembali ke hotel, mereka menghabiskan waktu di sungai Seine. Saat matahari terbenam, kilauan air sungai Seine yang tertimpa sinar matahari senja membuat kota Paris tampak indah dan sangat romantis.
"Sangat mudah untuk jatuh cinta pada kota ini," gumam Briena pelan. 
"Je suis tombé amourex de cette ville, quand j'ai vu la tour Seine pour la promière fois." Vian bergumam pelan. [Aku jatuh cinta dengan kota ini, ketika aku melihat Menara Eiffel untuk pertama kalinya.]
"Kapan? Sekarang saat bersamaku?" tanya Briena menatap pria yang berdiri di sampingnya itu. Tatapan pria itu mengarah ke sungai yang terbentang di hadapan mereka berdua.
"Hehm." Vian bergumam pelan. "Aku puluhan kali pergi ke Paris, tapi tidak pernah bertemu dengan Seine secara langsung seperti ini," imbuhnya kemudian. "Ini sangat indah," imbuhnya lirih.
"Aku setuju." Briena melihat ke sekitar, banyak orang orang yang ikut bergabung bersama mereka menikmati Sungai Seine, ikon lain Kota Paris.
"Aku ingin mengajak si kembar ke sini," gumam Vian.
"Suatu saat nanti," balas Briena.


Adult Romance (21+)
_____________________

Series Wedding #1 [Not a Classic Wedding]

Kalvian dan Kalebriena melakukan perjodohan tanpa drama, kontrak, atau syarat apapun. Menurut mereka, menolak perjodohan hanya akan membuang waktu mereka. 

Pernikahan tetap terjadi, mereka tinggal menjalaninya. 

Namun, siapa yang menyangka bahwa mereka telah mengenal jauh sebelum perjodohan ini berlangsung. Bukan hanya mereka berdua, tapi juga melibatkan sepasang hati yang lain. Tapi hal itu hanya masalalu mereka, individualis seperti briena dan vian tidak akan pernah membiarkan masa lalu merusak masa depan mereka. Sekalipun harus menyakiti hati oranglain, bahkan juga hati mereka sendiri. 

Tidak perlu ada drama yang memuakkan. 

This is not a classic wedding
_________________________________________

Series Wedding #2 [CEO Scandal's : Married with Benefit]

"Menikahlah denganku," ujar pria itu masih dengan nada dinginnya.
"Apa?" Lona begitu terkejut dengan ucapan pria itu. Perempuan itu berusaha menormalkan degub jantungnya yang tiba tiba menggila. "Oke, tenang, Lona. Mungkin saat ini kau masih terjebak ke dalam skenario yang kau ciptakan sendiri," ujarnya dalam hati. "Sadarlah!"
"Menikahlah denganku, Nona Hilona Anpuanra." Pria itu samakin menajamkan pandangannya dan Hilona nyaris tenggelam karenanya.
"Kenapa? Kenapa aku harus menikah denganmu?" tanya Hilona setelah tersadar jika lamaran yang di utarakan pria itu bukan dialog dalam skripsi imajinasinya.
"Karena saat ini, kau sudah terlibat ke dalam skenario hidupku dan mau tidak mau kau harus menerimanya." Salah satu alis tebal milik pria itu terangkat ke atas. Ada senyum yang tertarik dalam sudut bibirnya yang penuh.
"Tunggu! Apa maksudmu aku harus menerimanya?" tanya Hilona masih tak mengerti dengan skenario yang tiba tiba saja terjadi.
"Anggap saja, pertemuan kita kemarin malam adalah skenario Tuhan untuk mempertemukan kita. Aku akan menjelaskan lebih lanjut setelah kita resmi menikah." Setelah mengatakan hal tersebut, pria itu pergi meningalkan Lona begitu saja.
Gila!
Ini benar benar skenario yang gila!
Bagaimana bisa tiba tiba ada seorang pria melamar Hilona?
Menyatakan seolah tidak ada skenario lain selain menikah.
Wait!
Pria itu mengatakan tentang pertemuan kemarin malam?
Pertemuan apa?
Hilona berusaha untuk menggali ingatannya tentang pertemuan yang di maksud pria itu. Ia sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi. Dia sedang menceritakan kisah kelamnya dan tiba tiba saja salah satu skenario yang ia bayangkan terjadi di hidupnya. Perempuan itu menoleh ke samping, ia baru tersadar jika saat ini tidak sedang berada di apartemen lusuhnya. Semua perabotan di ruangan ini terlihat mahal dan berkelas.
Hilona menatap pantulan dirinya yang terlihat sama, ia kemudian menatap ke arah satu titik. Ke arah kalung yang saat ini ia pakai. Perempuan itu tak ingat pernah memiliki kalung ini sebelumnya. Lalu tiba tiba sekelebat ingatan muncul di ingatanya. Tentang kejadian malam itu. Kejadian yang membuatnya terjebak dengan pria yang baru saja melamarnya. Pria rupawan dengan jabatan tinggi dan sangat terpandang.
"Sial! Aku benar benar harus menikah dengan Kalan Arusha Adhyasta!" Hilona mengusap rambutnya frustasi.

Itu adalah sebuah percakapan yang terjadi setelah upacara penerimaan murid itu selesai. Ayano pergi berlari menuju ke sebuah pohon sakura yang terletak di sebelah gedung olahraga itu. Disana ada seorang wanita berambut putih panjang yang sedang menantinya dengan harap-harap cemas.

Dia adalah Yuki Shirazu, seorang anak jenius yang memiliki kecerdasan yang luar biasa sehingga dia bisa mendapatkan nilai sempurna di ujian masuk sekolah itu. Tetapi dibalik keluarbiasaannya itu tersimpan rasa kesepian karena dia sama sekali tidak mempunyai teman selain Ayano, seorang teman yang setia menemaninya dari dia kecil.

"Yuki!" 

Yuki terlihat sangat senang ketika Ayano berlari ke arahnya, ekspresinya yang selalu dingin itu pun seperti terpatahkan oleh ekspresi dia sekarang yang seperti seorang gadis seumurannya.

"Ayano! Bagaimana?"

"Ya, aku dapat!"

Ayano pun mengambil sebuah buku yang dia simpan di tas miliknya, itu adalah sebuah buku yang tidak pernah terpikirkan oleh siapapun kalau Yuki akan senang dengan buku itu. Seorang murid yang jenius, tentu identik dengan keluar biasaannya dan sangat jauh dari hal yang seperti cinta atau apapun, tetapi Yuki juga adalah seorang gadis biasa, dia sangat suka dengan hal yang berbau Romantis seperti yang dia baca di novel-novel romantis miliknya.

Ayano pun menyerahkan bukunya itu kepada Yuki yang terlihat sudah tidak sabar untuk membacanya, sebuah buku novel yang bertemakan romantis. Tentu dia tidak semata-mata menginginkan novel ini hanya untuk menikmatinya saja, tetapi dia juga ingin belajar dari novel ini tentang hal-hal yang berbau romantis dan juga ada sesuatu yang sangat dia ingin lakukan.

Yuki pun menutupi wajahnya dengan buku novelnya itu, dia pun dengan wajah yang memerah dan juga mata yang berkaca-kaca sangat ingin bertanya sesuatu kepada Ayano. 

"Ja-jadi bagaimana dengan dia?"

"Kurasa dia...ya...gitu."

Walaupun Ayano tidak menjelaskannya, Yuki sudah tahu semuanya dengan jelas. Dia pun terlihat sedikit sedih karena perasaannya ini hanya bertepuk sebelah tangan.

Ayano merasa kasihan kepada Yuki karena Ryuu sama sekali tidak menganggapnya sebagai apapun, dia juga terlihat tidak mengenal Yuki kecuali dari televisi saja. Dia sangat ingin membantu temannya itu, tetapi dia tidak tahu cara apa yang bisa mereka lakukan untuk bisa membuat perasaan Yuki tersampaikan.

Masalah cinta adalah masalah yang sangat rumit bahkan bagi seorang jenius seperti Yuki, dia sama sekali tidak bisa menemukan cara untuk menyelesaikan masalahnya ini sehingga dia harus belajar tentang cinta dan romantisme lewat novel dan yang lainnya agar dia bisa dengan segera mengatasi masalah rumit ini. Tentu dia sudah mengingat dengan sempurna berbagai cara untuk mendapatkan laki-laki idaman, tetapi bagaimanapun juga dia merasa cara itu tidak berlaku untuk Ryuu.

"Jangan patah hati, Yuki! Aku yakin kalau Ryuu suatu saat akan menyadarinya! Yang kau perlu saat ini hanyalah mendekatkan dirimu dengan Ryuu."

"Ah itu aku pernah baca di salah satu majalah!"

"Jadi dekatkan dirimu dengan Ryuu dan kalau dia sudah mulai tertarik kepadamu, langsung nyatakan perasaanmu!"

Di dalam hati Yuki, ada sebuah rasa takut untuk menyatakan perasaannya. Dia sangat takut jikalau Ryuu menolaknya ketika dia menyatakan perasaan, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan lagi setelah itu.

"Ta-tapi...bagaimana jika dia meno-"

Ayano meragukan kalau Ryuu akan menolak pernyataan cinta dari seorang gadis seperti Yuki yang menurutnya sempurna, Yuki mempunyai wajah yang cantik, dia juga mempunyai otak yang jenius, tentu tidak ada laki-laki yang mampu menolak Yuki.

"Yuki, percaya dirilah! Kau adalah wanita yang sempurna. Aku rasa tidak ada yang tidak ingin menjadi pacarmu di dunia ini."

Dan langkah pertama untuk itu sudah dimulai sekarang, Yuki sudah memulai untuk mendekatkan dirinya dengan Ryuu dengan bersama-sama masuk ke dalam kelas terburuk yang ada di sekolah itu. Tentu ada banyak yang menentang keputusannya untuk berada di kelas itu karena untuk orang sekelas Yuki, dia tidak pantas untuk berada di kelas dengan orang-orang yang biasa.

Dia dengan sangat gugup, duduk di sebelah Ryuu sampai-sampai dirinya tidak bisa mengatakan apapun. Dia sangat ingin menyapa Ryuu, tetapi dia merasa sangat gugup sehingga mulutnya tidak bisa berkata apapun.

Yuki pun perlahan melirik ke arah Ryuu yang sedang memandang ke luar jendela. Meskipun tidak jelas, dari pantulan kaca jendela dia melihat Ryuu si muka datar itu sedikit tersenyum dan itu membuatnya merasa senang karena melihat pemandangan yang langka itu.

"Ryuu, tersenyum!"
Yuki segera tersadar jika bayangan dirinya juga terpantul di jendela, dia pun menutupi mukanya itu dengan buku yang dia baca itu.

"A-apa Ryuu menyadarinya?"

Tetapi, Ryuu sama sekali tidak habis pikir tentang Yuki yang telah merencanakan semua itu. Ryuu tidak lah sebodoh itu untuk tidak menyadari kalau semua yang dia lakukan tadi pagi hanyalah rencana dari Yuki, termasuk bagaimana dia bertemu dengan Ayano, apalagi dengan buku yang sedang Yuki pegang itu yang dia lihat saat dia melihat tas Ayano.

Tiba-tiba salah seorang murid yang berada di kelas itu mengangkat tangannya, dia adalah murid yang terlihat aktif dan selalu bersemangat, dia juga mempunyai banyak teman, berbanding terbalik dengan Ryuu yang sama sekali tidak mempunyai teman.

"Ehm! Karena kita belum saling kenal, bagaimana kalau kita saling memperkenalkan diri."

"Itu tidak perlu kan? Lagipula saat guru mengabsen juga akan tahu nama semuanya."

"Iya sih...tapi."

Pintu dari kelas itu pun terbuka dan mengejutkan semua murid yang ada disana. Orang yang membuka pintu itu adalah wali kelas dari kelas Ryuu dan yang lainnya, dia memiliki badan yang tinggi dan berotot sehingga murid-murid yang lain memanggilnya gorila di belakangnya.

"Baik, cepat duduk di kursi kalian masing-masing."

Murid-murid pun dengan cepat duduk di kursinya masing-masing dengan tenang. 

"Bapak yakin kalau banyak dari kalian yang tahu, tetapi bapak akan memperkenalkan nama bapak.

Guru itu pun mengambil sebuah kapur dan menuliskan namanya di papan tulis dengan ukuran huruf yang besar.

"Nama bapak adalah Shiji Tennou, bapak adalah wali kelas kalian mulai sekarang."

Shiji pun mengambil buku absen yang berada di mejanya dan terkejut melihat nama Yuki karena dia seharusnya berada di kelas spesial tetapi dia malah berada di kelas seperti ini.

"Ehm! Jadi dimulai dari bangku terdepan, kenalkan dirimu!"

Shiji pun mulai memanggil nama murid-murid di kelas itu satu persatu sehingga sampai dengan bangku yang berada di depan Ryuu. Dia adalah seorang pemuda yang terlihat selalu bersemangat dan juga aktif, dia dengan sigapnya langsung berdiri untuk memperkenalkan namanya.

"Namaku Axel, Axel Regan! Cita-citaku ingin men-"

Shiji sudah sangat mengenal Axel dan sifatnya karena dia adalah keponakannya, dia sangat tahu kalau Axel pasti akan mengatakan hal-hal yang bodoh.

"Baik selanjutnya!"

Akhirnya itu adalah giliran Ryuu untuk memperkenalkan dirinya di depan semuanya. Ryuu sama sekali tidak merasa gugup karena daripada itu, dia tidak peduli dengan apa anggapan orang lain tentang dirinya.

"Namaku Ryuu Kurogami."

Keheningan pun terjadi di kelas itu sesaat setelah Ryuu memperkenalkan dirinya yang sangat singkat itu.

"Eh, cuman itu? Ehm! Baiklah selanjutnya!"

Semua pasang mata pun tertuju kepada Yuki yang berdiri untuk memperkenalkan namanya, mereka semua pun terkagum dengan malaikat yang sedang berdiri dengan anggunnya untuk memperkenalkan dirinya itu.

"Namaku Yuki Shirazu, aku adalah putri semata wayang dari keluarga Shirazu, hobiku adalah membaca buku dan..."

Yuki sedikit melirik ke arah Ryuu dan terkejut karena Ryuu sedang melihat ke arahnya. Wajahnya pun memerah dan matanya berkaca-kaca ketika menyadari kalau Ryuu sedang melihat ke arahnya.

"I-itu saja..."

Semua murid laki-laki yang melihat wajah Yuki yang seperti itu pun merasa takjub, mereka tidak pernah melihat seorang yang seimut itu dengan ekspresi malu-malunya.

"A-apa itu tadi? Aku ingin menikahinya!"

Yuki pun segera duduk di kursinya kembali dan mencoba untuk menenangkan dirinya agar tidak gugup. Tetapi saat dia sudah berhasil menenangkan dirinya sejenak, tiba-tiba Ryuu memanggil namanya. 

"Yuki."

Sontak Yuki sangat terkejut dengan itu, dia tidak menyangka kalau berada di dekat Ryuu akan sesulit ini sampai-sampai dia yang biasanya selalu tenang, bisa menjadi gugup seperti ini. 

Yuki pun segera menoleh ke arah Ryuu yang melihatnya dengan wajah datarnya itu dan menyiapkan dirinya untuk menghadapi Ryuu.

"A-ada apa, Ryuu?"

"Rencana yang bagus."

Yuki pun sangat terkejut ketika mendengar Ryuu mengatakan itu, dia tidak percaya kalau Ryuu bisa tahu tentang rencananya untuk mempertemukannya dengan Ayano yang bahkan Ayano sendiri tidak tahu tentang ini.

"Ngomong-ngomong, apa kau suka sekali membaca novel?"

Yuki yang menyadari itu pun segera menyembunyikan novel yang ia baca di dalam tasnya karena dia tidak mau dianggap sebagai orang aneh karena membaca itu di depan Ryuu.

"Ti-tidak, ini punya Ayano!"

"Ah...sayang sekali, padahal aku ingin mengajakmu ke toko buku tempat aku bekerja, siapa tahu kau akan tertarik dengan buku-buku yang ada disana."

Yuki pun merasa ingin memukul dirinya sendiri karena telah mengatakan hal itu. Baginya ini adalah kesempatan emas karena yang dia tahu kalau Ryuu tidak pernah seperti itu kepada siapapun selama ini.

"Maksudku ini punya Ayano yang aku pinjam, a-aku juga pengen beli sesuatu seperti ini!"

"Kalau begitu kita pergi sepulang sekolah."

"Ba-baik, Ryuu."

Yuki merasa sangat senang karena kali ini Ryuu yang selama ini hanya dingin itu mengajaknya ke toko buku tempat dia bekerja. Dia merasa sangat tidak sabar untuk menantikan bel pulang dibunyikan. Di dalam hatinya hanya ada satu harapan yaitu segera mendengar bel pulang agar dia bisa segera ke toko buku berdua dengan Ryuu, tetapi semakin dia menginginkannya, waktu terasa melambat seolah-olah satu menit terasa seperti satu jam.

"Kalau begitu, bapak akhiri pelajaran kali ini."

Akhirnya saat-saat yang dinantikan Yuki pun tiba, dia pun merasa sangat gugup sekarang ini. Untuk seorang jenius sepertinya yang selalu kalem dan berwibawa, hari ini dia nampak seperti orang lain. 

Mungkin jika orang membaca di beberapa majalah atau yang lainnya, orang yang jenius cenderung sulit untuk menyukai seseorang atau bahkan tidak pernah, tetapi untuk Yuki hal itu tidak berlaku, seberapa tinggi kecerdasan otaknya, dia masihlah seorang gadis yang juga menginginkan untuk merasakan sesuatu seperti itu.

Ryuu yang sudah membereskan mejanya pun segera berdiri dan menggendong tasnya itu.

"Ayo kita pergi, Yuki!"

"B-baiklah!"

Ryuu adalah seorang pelajar SMA yang selalu bermuka datar, bahkan sangat jarang dia bisa tersenyum ataupun tertawa, itu lah yang menjadikannya dijauhi, tetapi suatu hari ada kejadian yang cukup membuat gempar karena salah satu jenius yang tiba-tiba mengungkapkan perasaannya dan meminta Ryuu untuk menjadi kekasihnya.

sebenarnya ingatan Zack secara berangsur-angsur sudah mulai kembali sedikit demi sedikit, bahkan ia sudah mulai mengingat tentang dia dan Zea yang pernah membeli buku biologi bersama meskipun bertemu dengan tidak sengaja, itulah yang membuat Zack ingin mengulangnya sekali lagi.

Zea dan Zack telah berangkat ke toko buku seperti yang telah di janjikan beberapa puluh menit yang lalu. sekarang mereka sudah sampai di depan toko buku yang sama dan penjual yang sama.

Mereka masuk dan berkeliling melihat-lihat koleksi buku yang ada" kamu mau mencari buku apa?" tanya Zea yang sedang berdiri di belakang Zack.

Zack tersenyum sambil menyodorkan sebuah novel yang berjudul  My first love" ini " 

" Oh...novel, aku tidak tahu jika kamu suka membaca novel juga" zea tidak menyangka saja ternyata cowok senyebelin Zack  bisa tertarik dengan novel romantis juga.

" Eh...siapa bilang, aku suka baca novel?" sanggahnya dengan menarik kembali novel yang dia sodorkan kepada Zea.

"Lho itu, kamu tadi bilang cari ini" zea menunjuk ke arah novel yang di pegang Zack.

" Yang bilang aku mau beli novel siapa...aku tadi nunjuk ke judul sampulnya" jelas Zack jengkel sama zea yang dari tadi tidak paham dan tidak peka dengan maksud cowok tampan satu ini.

Zea yang sampai sekarang tetap tidak paham dengan maksud perkataan cowok didepannya, hanya bisa menggaruk kepalanya dengan terus berusaha berfikir terus namun tetap tidak paham" Zack...maksud kamu apa? aku gak ngerti?" 

Ah...sebel aku lama-lama, dasar ini cewek satu, nguras kesabaran banget sih. masak iya ia tidak paham maksud aku, gumamnya dalam hati.

Zack yang sudah mulai pusing terpaksa menjelaskan kepada Zea, ia meletakkan lagi  novel itu diatas tangan zea dan berkata" Kamu  lihat dan baca apa yang tertulis di sampulnya?" memulai menjelaskan setahap demi setahap dengan sabar.

" My first love" kalimat itu yang terucap dari bibir mungilnya Zea.

"Ya...Aku sedang mencari cinta pertamaku yang aku temukan di toko buku ini, dan sekarang aku sudah mengingatnya kembali" Zack menatap mata Zea.

Zea bengong mendengar ucapan Zack, apa sebenarnya maksud cowok ini berkata seperti itu. rasa penasarannya semakin bertambah tanpa sadar iya berkata" iya..lalu?" 

Zack membisikkan sesuatu di telinga Zea" Tentu saja aku akan mengejarnya demi mendapatkan hatinya!"

Mata Zea terbelalak sedikit kaget dengan tingkah laku Zack saat ini, ia sedikit tidak nyaman jika terlalu dekat seperti ini. tetapi ia masih penasaran" Emm...lalu?"

Zack tersenyum manis kepada Zea dengan pandangan yang mendalam, ia meletakkan  satu novel lagi di atas telapak tangan zea yang lainnya yang yang berjudul My Dear, I Love you.

Zea menunduk melihat dan membaca judul novel yang baru saja di letakkan Zack diatas tangannya" My Dear, I Love you" ucapnya.

Zack mengangkat dagu Zea, sehingga sekarang keduanya saling berpandangan" Zea, I Love you too" kalimat yang sudah lama ia ingin ucapkan dan sampaikan kepada Zea secara langsung tetapi belum ada kesempatan dan waktu yang tepat. ia tidak perduli siapa zea di masa lalu, yang jelas sekarang zea adalah pacarnya itu saja sudah cukup.

" Hah...Deg deg deg" suara detak jantung gadis manis ini yang kaget mendengar kata-kata yang baru saja terucap dari bibir Zack hingga Semua novel yang ada di tangannya berjatuhan. ia tak menyangka menyatakan rasa cintanya kepada Zea dengan cara yang unik, zea masih saja bengong.

"Hey...Hallo, non...sadar non" Zack melambai-lambaikan tangannya di depan mata Zea, tetapi zea belum merespon.

" Duuarr" Zack menepuk pundak Zea sambil berteriak mengagetkannya. " Hah...apa" zea mulai gelagapan bicara.

" Haisst...kamu bengong kenapa? apa kamu tidak pernah mendengar aku mengucapkan kata itu sebelumnya? sampai segitunya ekspresi wajahmu! Puh... seperti aku bukan tipe cowok romantis ya, sampai-sampai pacarku sendiri saja kaget mendengar kata I Love you dari bibirku" keluh Zack.

"Oh.." zea sedikit kecewa dengan ucapan Zack barusan, wajahnya terlihat malu. hampir saja ia percaya jika Zack benar-benar telah menyatakan cinta kepadanya, ternyata semua itu dilakukan Zack karena ia merasa bahwa zea adalah pacarnya. terus bagaimana jika Zack tahu jika hubungan mereka itu hanya sebuah karangan Tante Zulia saja? apa Zack akan membenci zea karena merasa tertipu? atau malah sebaliknya mereka berdua bisa benar-benar menjadi sebuah pasangan. hemm... mungkin yang bisa menjawabnya hanya Tuhan.


"Hey...Senyum dong, bukunya sudah ketemu, ayo ke kasir terus langsung pulang saja. mati mama khawatir kalau kemalaman, yang di khawatirin bukan aku tapi kamu sayang" Zack mencubit pipi zea.

Gadis cantik ini bengong sesaat. "Ouugh...sakit." mata Zea terbelalak, seolah tidak percaya dengan telinganya sendiri, ketika mendengar kata "sayang" terucap dari mulut Zack.
"Haiiiist...andai saja itu beneran buat dia, kenyataannya ini hanya untuk upah aktingnya saja, sebagai kekasih bohongan atas permintaan tante Zulia. belum tentu jika cowok ini sudah ingat semuanya, ia akan mengucap kata" sayang, I love you" seperti tadi.

Zea cuma terdiam saja saat perjalanan pulang ke rumah, meski begitu Zack sama sekali tidak menaruh rasa curiga. Zack berfikir zea diam hanya karena sedang ngantuk saja.

Mereka berdua sekarang sudah tiba di rumah, Zea dan Zack turun dari motornya. Zea langsung berlari masuk kedalam rumah tanpa berkata apapun, sedangkan Zack memasukkan dan memarkirkan motornya di garasi. kemudian baru menyusul Zea masuk ke dalam rumah.

" Kenapa ya si Zea? apa kau tadi melakukan kesalahan?" mengingat kejadian sebelumnya, sepertinya tidak ada yang salah dengan apa yang ia lakukan. bukankah sudah selayaknya jika sebagai seorang kekasih membisikkan kata-kata romantis kepada wanitanya.

" Hemm...sudahlah, mungkin ia ngambek hanya karena sedang dapet saja" pikir Zack yang tak mau pusing dengan tingkah laku Zea.

Zulia sedang duduk di ruang tamu menunggu mereka setelah selesai menyiapkan makan malam, ia melirik ke arah putranya yang baru saja memasuki pintu. " Zack...dimana Zea, kok sendiri" berjalan mendekati putranya dan melihat ke luar rumah.

" Mama ngapain sih?bukannya dia sudah masuk duluan?" melangkah maju kemudian duduk di sofa ruang tamu dan meletakkan buku yang ia beli dari toko bersama Zea diatas meja.

Zulia mendekat dan duduk di samping putranya, dan menepuk pundak Zack yang sedang bersandar di kursi. ia sudah menunggu dari tadi mereka berdua pulang untuk makan malam juga sekalian menunggu suaminya pulang dari kantor. " Hemm... sepertinya mereka berdua sedang bertengkar"  Pikiran Zulia yang sedang menebak-nebak dari perilaku anaknya dan juga Zea tadi yang ketika Zulia menyapanya terlihat bengong dan tidak mendengar, padahal jelas-jelas ia tidak begitu jauh dengan Zea.

Sinopsis 

Seorang tomboy diam" dijodohkan dengan kakak kelas yang dibencinya?? 

Zea, seorang gadis usia 17 tahun yang baru memasuki sekolah menengah atas di Jakarta. 

Sangat senang berpenampilan tomboi seperti layaknya cowok karena keinginan mamanya, yang akhirnya jadi kebiasaan penampilannya di kehidupan sehari-hari.

Suatu hari Zea bertemu Zack, cowok tampan dan dingin yang merupakan siswa pindahan dari luar negeri, idola para cewek disekolah. 

Namun...sang 'idola' sangat menyebalkan?? Eh, ternyata keduanya dijodohkan diam"?? 

Reza, Kakak kelas Zea dan juga kapten basket idola para cewek di SMA mereka, serta teman Zea waktu masih SMP ternyata menyukai Zea! 

Siapakah yg akan dipilih Zea? Zack atau Reza? 

Dapatkah benci berubah menjadi cinta?

mau tahu cerita selengkapnya....
baca dan ikuti ceritanya terus di Calon Istriku Yang Manis

"Bisakah kau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya seorang wartawan.
Petugas kepolisian tidak memberikan pernyataan resmi bagaimana kronologis pembunuhan yang memakan begitu banyak korban dalam kurun waktu 1,5tahun terakhir.
Enam bulan lalu, sejak berhentinya pembunuhan.
"Diana..." kata wanita yang tengah ketakutan.
Pria memakai hodie itu tersenyum sumrigai. Seperti mendengar nama, di ujung kematian seseorang membuatnya mengisi energi kehidupannya.
***

Suasana kampus tampak begitu ramai, seorang anak gadis tengah di pandangi oleh beberapa anak laki-laki di kampus. Ya! Itu bukan kali pertama gadis itu mendapat tatapan dari para pria. Sepertinya dia tengah asik memainkan ponselnya, sesekali dia menyerup minuman yang telah dipesannya sedari tadi.

Ddrrr... Ddrr... Ddrr...

Suara Ponsel bergetar di balik saku jaketnya.

"Kau tidak lupa hari ini bukan?" sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.

Gadis itu bernama Nayla Adelia di jurusan Psikologi dan hanya membutuhkan waktu dua tahun untuknya menamatkan kuliah S1-nya. Rencananya dia akan melanjutkan kuliah S2-nya di luar negeri. Dia sangat populer di kalangan kampus, dengan julukan frozen girl karena setiap ada laki-laki yang menyatakan cinta padanya selalu di tolak. 

Emang dia sangat cantik namun karena sikap dinginnya dalam menolak semua pengakuan cinta membuatnya di pandang sebelah mata. Dia bahkan tidak memperdulikan apa yang dikatakan orang-orang padanya. Baginya, itu hanyalah sebuah pembicaraan sepihak yang tidak mempengaruhi kehidupannya.
Nayla adalah seorang penulis novel terkenal, dalam dunia Novelis dia di kenal dengan sebutan Ghost Psiko karena naskahnya terkenal dengan genre thiller dan crime serta tidak ada yang mengetahui identitasnya selain editornya sendiri.

"Aku harus mencari tambahan uang lagi untuk kebutuhan dua tahun di sana. Apa aku kerja paruh waktu saja sambil menulis naskah baru?" gumannya dalam hati.

Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya lagi. Membuatnya begitu terburu-buru pergi.

Sebuah kafe bernuansa modern di padukan dengan desain klasik kuno masuk ke dalam sebuah kafe. Suasana tidak begitu ramai, namun terdapat beberapa pengunjung. 

"Oh, Nay. Sini..." sebuah sapaan untuk gadis itu dari seorang wanita umurnya sekitar 35thn.

"Oh editor," sapa Nayla sambil duduk di bangku depan wanita yang dipanggil editor itu. 

"Apa yang sedang kau kerjakan?" tanya wanita itu.

"Naskah baru, hampir selesai. Mungkin aku, akan mengirimkannya minggu ini, kemudian akan melanjutkan naskah baru lagi," jawab Nayla.

"Baiklah. Aku ingin kau menandatangani kontrak untuk naskah barumu," kata wanita itu.

Tanpa membaca kontrak, Nayla langsung saja menandatangani kontrak.

"Editor Lee, apa kau memiliki kenalan yang lagi membutuhkan tenaga kerja? Jika ada, aku ingin bekerja paruh waktu tanpa menghambatku dalam menulis naskah baru," tanya Nayla.

"Kenapa? Bukankah gaji menjadi penulis selama ini cukup untukmu?" tanya Editor Lee.

"Uangnya belum cukup untuk biaya hidupku jika aku kuliah di Luar Negeri selama dua tahun nanti, lagi pula gaji selama ini untuk membiayai adikku dan ibuku," kata Nayla dengan nada melemah.

"Baiklah, aku akan membantumu mencari pekerjaan," kata editor Lee sambil mencek kontrak yang telah di tanda tangani oleh Nayla. "Nayla, kami ingin kau membuat sebuah perubahan dalam naskahmu kali ini," kata Editor Lee.

"Pastinya," kata Nayla dengan nada meremehkan.
"Kami ingin kau menambahkan unsur romantis dalam naskahmu kali ini," kata Editor Lee membuat Nayla terbelalak kaget.

"Tidak, aku tidak bisa mencampurkan unsur romantis pada novelku," kata Nayla menantang. "Aku ini penulis dengan julukan Psiko Writer, Ghost Psiko apa yang akan mereka katakan jika aku menulis novel romantis. Pokoknya, aku tidak akan menulis novel romantis," kata Nayla dengan nada sedikit tinggi.

Karena kesal, Nayla beranjak pergi namun langkahnya terhenti karena sebuah kalimat dari Editor.

"Kau tidak bisa melanggar kontrak," kata Editor sambil menunjuk sebuah perjanjian yang tidak bisa di tolak oleh Nayla.

Dengan kesal, Nayla mengikuti apa yang dikatakan oleh Editor Lee.

"Jangan terlalu kesal seperti itu, kita akan mencetak rekor baru jika kau menulis novel dengan genre berbeda dari sebelumnya. Pasti akan laris di pasaran dan akan di lirik oleh produser-produser besar. Ini akan, menambah uang kuliahmu nanti," kata Editor Lee.

"Baiklah, sampai jumpa nanti. Aku akan memikirkan bagaimana caranya agar aku mendapatkan ide untuk menulis naskah baru," kata Nayla sambil beranjak pergi meninggalkan Editor Lee.

"Aaa. Nayla. Kau tidak perlu khawatir soal pekerjaan. Kau akan mendapatkan pekerjaan jika kau di tempat kuliahmu nanti," kata Editor Lee sambil tersenyum
Nayla mengacak rambutnya, karena begitu kesal hingga semua orang menatap ke arahnya.
***

Meja berwarna coklat ke emasan terlihat disebuah ruang kamar. Beberapa buku terlihat di atas meja tersebut, dan sebuah laptop di atas meja itu. Dari arah luar, Nayla membawa secangkir kopi dan diapun melanjutkan ketikannya. Tidak lupa kacamata bulan kesayangannya terpasang di wajahnya. Dia menjadi gadis culun ketika dia menulis naskah, dengan kepribadian yang tidak bisa dijelaskan.

Tak... Tik... Tak... Tik... Tak... Tik...

Delete... Delete... Delete...

Sebuah suara keyboard terdengar, namun lagi dan lagi dia menghapus apa yang dia ketik. 

Tak... Tik... Tak... Tik... Tak... Tik...

Delete... Delete... Delete...

Serasa lagi frustasi karena kehabisan ide untuk naskahnya.

Tiga tahun telah berlalu sejak saat itu, dia tidak ingin menulis sesuatu tentang cinta. Karena dia tidak ingin melibatkan perasaannya lagi. 

"Aaaiiisss... Editor sialan. Aku tidak tahu, harus membuat adegan seperti apa. Aaakkhh..." kata Aliec sambil mengacak-acak rambutnya.

"Nay ada apa? Kenapa berteriak seperti itu?" tanya seorang wanita sambil membuka pintu kamar Nayla.

"Tidak kenapa-kenapa, aku hanya lagi pusing memikirkan sesuatu," kata Nayla sambil tersenyum.

"Sebaiknya sarapan dulu, hari ini ada kuliah bukan? Hari ini dosen Killer itu yang masuk, jadi kita harus tiba di kelas sebelum dia. Bisa-bisa kita dapat nilai rendah dan bisa mengulang semester depan!" kata gadis yang tinggal se rumah dengan Nayla.

"Aku bisa sedikit santai, karena ini semester akhirku," kata Nayla membuat temannya mengerucutkan bibirnya.

"Ah, dia pria tua. Tapi masih saja dia dosen Killer di usianya seperti itu," kata gadis itu. "Aaaa... menyebalkan. Tapi, mata kuliahnya—wajib," kata teman Nayla sambil mengembungkan pipinya.

"Sudahlah. Nggak perlu menghibah, dosa tahu..." kata Nayla sambil tertawa kecil. "Lebih baik menenangkan pikiran, sambil mencari ide," kata Nayla membatin.

"Daripada dia, hal yang membuatku frustasi adalah hal romantis," kata Nayla membatin. "Lebih mengerihkan daripada pembunuhan yang ku lakukan di dalam naskah," kata Nalya lagi.
***
Sebuah taman di tepi sungai dekat kampus yang begitu jarang di kunjungi oleh para mahasiswa ataupun masyarakat karena terdapat hewan legendaris penunggu taman itu. Bagi Nayla hewan legendaris itu adalah sahabatnya, karena setiap saat dia memberi makan hewan-hewan tersebut.

"Makan yang banyak, dan pergilah jalan-jalan. Aku ingin sendiri," kata Nayla berbicara pada hewan yang tengah di berinya makan tersebut.

Dengan wajah lemas dia memikirkan ide untuk naskah novel barunya. 

Waktu berlalu, tidak terasa dia berada di taman itu selama dua jam memikirkan ide naskah terbarunya. 
"Aaaaa....." suara teriakan terdengar.
Dari kejauhan terdengar seorang anak tengah berlarian, sedang di depannya terlihat seorang pria tengah berjalan. Sama seperti Nayla, pria itu menoleh ke arah belakang—mencari asal suara yang dia dengar.

Mengikuti suara teriakan, dan anak yang tengah berlarian dia pun ikut berlarian. Hewan-hewan berwarna putih dengan lantangnya mengejar mereka—itu adalah hewan legendaris penunggu taman ini—Angsa Putih, kedua orang tersebut berlarian. 
Anak yang tengah di kejar Angsa bersembunyi dibalik tubuh pria itu. Membuat pria itu yang semakin di kejar oleh angsa, Nayla tertawa terbahak-bahak ketika melihat pria itu memilih menceburkan dirinya ke dalam sungai karena tidak menemukan jalan lain untuk kabur.

Kedua orang tua anak yang di kejarnya terdiam ketika melihat pria itu menceburkan dirinya ke dalam sungai, sedang Nayla tertawa melihat kejadian itu.
Mereka lebih heran, ketika aku menyuruh angsa-angsa tersebut pergi.

"Apa kau pemilik hewan itu?" tanyanya.

"Tidak, mereka hewan liar disekitar sini. Aku hanya sering memberi mereka makanan,"  Nayla sambil menahan tawa. "Sebaiknya kau keluar saja dari situ, di dalam sungai ada buaya," kata Nayla berbohong membuat pria itu terbirit- birit keluar dari sungai sedang Nayla pergi meninggalkan Pria itu.

Sebuah handuk dan pakaian terlihat di bangku taman itu. Sepertinya Nayla memberikan pakaian itu untuk pria yang di kejar angsa tersebut.
***

"Hei Psiko," sebuah suara memanggil.
Nayla melihat kearah kiri-kanannya, serta belakangnya.

"Kau memanggilku?" tanya Nayla.

"Emang siapa lagi yang ku panggil jika bukan kau," kata gadis yang di memanggil Nayla.

"Kau cari ribut denganku?" tanya Nayla sambil memasang wajah sinisnya. "Apa kau tidak ingat, jika aku bisa membuatmu masuk rumah sakit? Apa kau mau seperti dulu?" tanya Nayla. "Coba saja, jika kau ingin kembali ke rumah sakit dengan patah tulang lagi," kata Nayla sambil berbisik di telinga gadis itu.

Gadis itu hanya terdiam ketika Nayla mengucapkan hal yang membuatnya begitu merinding.

Tidak ada yang tahu pasti, apa yang sebenarnya terjadi pada saat masuk kuliah yang membuat beberapa mahasiswa baru di keluarkan dari kampus.

Sekilas memori Nayla tergambar.

"Ayolah..." kata seseorang sambil meraih lengan Nayla memasuki sebuah rumah.

DEGH!

Darah bercucuran keluar, dan terciprat ke dinding di dekatnya.

....

Seorang Pria takut dengan Wanita.
dan seorang wanita yang takut dengan Cinta!
Bagaimana kah kisah mereka?

Written by : Siska Friestiani
LoCC : 2014
Re-publish Web Novel : 17 Februari 2021
*siskahaling*
Axton dan Alice sedang duduk bersandar di sofa yang berada di sudut ruangan.
Setelah pernyataan cinta yang sempat kacau tadi, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di sofa.
Axton menggenggam kotak cincin yang Axton ambil kembali karena Alice tolak.
Bagaimana ini? Apa yang harus ia katakan untuk menyatakan perasaannya kepada Alice. Ia sudah menghapal teks yang ia lihat di video YouTube. Tapi sekarang kata-kata itu seketika menghilang begitu saja dari kepalanya.
"Alice?" panggil Axton memecah keheningan, tangannya semakin erat menggenggam kotak cincin hitam yang ada di tangannya.
"Ya?" jawab Alice, tapi tatapannya masih fokus menatap layar persegi panjang yang menmpel di dinding kayu walaupun tanpa suara karena Axton sudah mengecilkan volume TV sampai batas minimal. 
"Bisa menatap ku sebentar?" pinta Axton dengan suara lembut, mau tak mau Alice mengalihkan sejenak tatapannya ke arah Axton.
"Key..."panggil Axton sambil meraih tangan Alice dan menggenggamnya lembut.
"Aku mungkin bukan pria sempurna dan romantis seperti yang kau inginkan"
"Aku juga mungkin bukan pria yang ada dalam di bayang-bayang kehidupan mu kelak"
"Tapi, mau kah kau mengizinkan aku untuk menjadi pria satu-satunya yang akan menjaga mu kelak? Pria yang akan kau lihat pertama kali ketika kau membuka mata. Dan pria yang akan menemani mu sepanjang sisa waktu yang Tuhan berikan?" ucap Axton mengucapkan setiap kata yang terlintas di benaknya.
Axton bukanlah pria romantis, ia bahkan membutuhkan bantuan Alana saat ingin mengungkapkan perasaannya kepada Alice. Axton bahkan melihat video di YouTube untuk mencari hal romantis apa yang biasanya pria lakukan untuk menyatakan cinta kepada wanitanya.
 Lihat? Axton sangat awam dalam hal percintaan. Dan apa yang ia katakan tadi bukan kata-kata dari video yang ia lihat. Itu terlintas begitu saja di pikirannya. Dan bisa saja, Alice akan menertawakannya setelah ini.
Tapi melihat reaksi Alice yang mengangis dan mengangguk beberapa kali sebagai jawaban, membuat dada Axton bergemuruh karena bahagia. Axton tentu saja paham dengan anggukan yang Alice berikan untuknya.
"Hmm, ya. Aku mau" jawab Alice kemudian. Senyum Axton seketika mengembang mendengar jawaban langsung dari Alice.
Alice tau Axton pria yang menyebalkan, tapi saat Alice mendengar langsung perkataan manis yang Axton katakan tadi ketika menyatakan perasaannya. Alice tidak bisa membendung air matanya. Air matanya menetes begitu saja mendengarkan kata-kata Axton yang membuatnya bahagia sekaligus terharu.
Axton membuka kotak cincin yang sedari tadi masih di genggamannya. Tangannya meraih tangan Alice lalu menyematkan cincin berlian di jari manis Alice. 
"Jadi sekarang kita resmi menjadi sepasang kekasih?" tanya Axton memastikan. Alice mengangguk masih dengan tangis bahagianya.
"Ya.." jawab Alice singkat, tapi jawaban Alice membuat senyum Axton semakin mengembang.
"Aku tidak akan melepaskan mu, aku janji" ucap Axton penuh keyakinan, lalu membawa Alice ke dalam pelukannya.
"Kau bilang kau tidak bisa romantis" ucap Alice di pelukan Axton.
"Hmm, aku memang tidak bisa romantis. Kau sudah lihat sendiri bukan?" ucap Axton, kali ini Alice menggeleng tak setuju.
"Kau romantis, Ax" balas Alice, Axton mengernyit bingung. Menurutnya apa yang ia lakukan jauh dari kata romantis, tapi bagaimana mungkin Alice mengatakan ia romantis?
"Aku? Romantis?" tanya Axton memastikan.
"Ya, kau romantis" ulang Alice, Axton menggaruk kepalanya bingung.
"Coba kau katakan dimana letak sisi romantis yang sudah aku lakukan tadi?" tanya Axton, Alice semakin merapatkan tubuhnya di pelukan Axton.
"Kau romatis. Kau romantis dengan caramu sendiri" ucap Alice membuat kening Axton berkerut bingung.
"Kau sudah menyiapkan ini semua untuk ku. Kau juga sudah menyiapkan gaun peach yang sangat cantik ini untuk ku. Dan yang terpenting, kau sudah menyatakan perasaan mu dan mengikat ku dengan cincin berlian yang cantik ini" ucap Alice sembari memperlihatkan cincin pemberian Axton yang sudah melingkar cantik di jari manisnya.
"Jadi romantis itu seperti ini?" tanya Axton kepada siapa saja yang bisa mendengarnya. 
"Kalau begitu, aku akan melakukan hal yang lebih romantis lagi dari pada ini" ucap Axton. Mereka sudah menjadi sepasang kekasih bukan? Jadi sudah waktunya mereka melakukan hal yang lebih manis lagi sebagai tanda pengesahan hubungan mereka.
"Hal yang lebih romantis?" tanya Alice, Axton mengangguk.
"Ya, hal yang lebih romantis lagi. Anggap saja sebagai tanda pengesahan dari kita berdua untuk hubungan kita" ucap Axton, lalu tanpa aba-aba, Axton langsung menyambar bibir merah muda Alice yang sudah menggodanya.
Alice tersentak mendapat serangan dadakan dari Axton. Alice pun memilih diam, ingin ikut menikmati permainan yang sedang Axton mainkan.
Axton menyecap bibir atas dan bawah Alice secara bergantian. Seakan tidak puas, Axton pun mengigit bibir Alice yang membuat Alice terpekik karena gigitan Axton.
Tidak, itu tidak sakit, bahkan terasa nikmat saat Axton melakukannya. Ia hanya terkejut saja mendapat gigitan tiba-tiba dari Axton.
Axton melepas pagutannya saat dirasa Alice membutuhkan oksigen untuk paru-parunya. Alice seketika terengah, mencoba menghirup oksigen sebanyak-banyaknya ke dalam paru-parunya.
"Bagaimana? Apa yang baru saja itu lebih romantis dari pada penyataan cinta ku?" tanya Axton, Alice mendengus kesal dengan napas terengah.
Gila! Axton sudah gila. Axton bahkan mencium seolah tidak ada hari esok lagi untuk menciumnya.  Tapi walaupun begitu, jujur saja Alice menyukainya. Ia menyukai saat bibirnya dan bibir Axton saling bertaut.
"Ya, lebih romantis dari pada pernyataan cinta mu" aku Alice, Axton tersenyum senang.
"Kalau begitu, aku akan melakukannya setiap hari agar kita selalu romantis..."
PLAKKKK!
Alice langsung memukul kepala Axton dengan tangannya. Axton pun langsung menjerit kesakitan.
"Yakkkk!!! Kau gila hah!!" pekik Axton kesakitan.
"Itu hukuman untuk isi kepala mu yang mesum itu" ucap Alice santai.
Axton mendengus mendengar ucapan Alice. Memang apa salahnya ia mencium Alice setiap hari? Toh mereka sudah menjadi sepasang kekasih bukan?
"Apa salahnya? Toh aku mencium kekasih ku sendiri bukan kekasih orang lain" balas Axton membela diri.
Tentu saja ia tidak terima sudah di perlakukan sekeji itu oleh kekasihnya sendiri.
Ya, seperti ini lah hubungan keduanya yang selalu tak pernah akur walau pun beberapa menit saja. Tapi jika mereka sudah romantis, mereka akan mengalah pasangan paling romantis sekali pun.
"Lice" panggil Axton.
"Hmm?" jawab Alice hanya dengan deheman.
"Jika aku mencium mu lagi boleh?" tanya Axton polos yang langsung saja membuat pipi Alice bersemu merah.
*siskahaling*
Halloooo....
Aku datang lagi bawa LoCC, semoga kalian suka ya..
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa vote komentar dan reviewnya ya teman teman.
See you next chapter guys....

Mario Robert Calvert, pengusaha muda yang masih melajang. Baginya, hidup itu harus bebas, tanpa di kekang, tanpa ikatan pernikahan.

Tapi Ibunya bahkan tidak pernah jera untuk mengenalkan wanita-wanita yang selalu saja Mario tolak.

Sampai akhirnya, Mario bertemu dengan Alyssa. Satu satunya wanita yang tidak terpesona dengan dirinya. Dan Mario, menjadi terobsesi untuk mendapatkan Alyssa. Wanita yang berhasil menarik perhatiannya.


*


Alyssa, wanita cantik yang harus berjuang keras mempertahankan perusahaan ayahnya yang meninggal karena kecelakaan dan meninggalkan trauma untuk Alyssa.

Namun, apa jadinya jika Mommy-nya menjodohkannya dengan anak dari teman lamanya? Haruskah Alyssa menerima dan melupakan lelaki yang sudah pergi meninggalkannya tanpa kabar.


*


Secepatnya sayang, secepatnya kau akan menjadi milikku. Menarikmu keranjangku. Dan berteriak saat aku memenuhimu.
-Mario Robert Calvert-


Pria bodoh, jangan harap kau bisa menjadikanku bagian dari wanita ranjangmu.
-Alyssa Claresta Clovist-


*

LOVE COPERATION CONTRACT
[CALVERT#1]

Copyright : Siskafriestianii
Love Coperation Contract : 2014
Written by : Siskafriestiani

Re-publish Web Novel : 16 September 2020

novel cinta romantis dan hot novel

BECOME ANTAGONIST NOVEL

aku suka membaca novel-novel romantis berharap bertemu jodoh romantis

cinta gokil and kocak?

Mentari,,Kekasih Sang Iblis

CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

Not a Classic Wedding

Flat

Calon istriku yang Manis

A Cold Frozen Heart

Cinta Kontrak Kerjasama (LoCC)

People search novel cinta romantis dan hot also like: