1 Pertemuan Pertama

Written by : Siska Friestiani

Title : Cinta Kontrak Kerjasama

Instagram : Siskahaling

*siskahaling*

Tok... Tok... Tok...

"Ck"

Decakan kesal itu langsung keluar dari mulut gadis tirus yang sedari tadi masih serius berkutat dengan lembar-lembar kertas yang penuh di mejanya. Siapa pula yang berani menggangunya di saat-saat seperti ini. Dan ia bersumpah untuk membunuh siapa saja yang berada di balik pintu ruang kerjanya sekarang.

"Masuk"

Sosok wanita masuk dengan wajah menunduk dalam saat suara dingin penuh hawa membunuh itu mengizinkannya. Membuat gadis itu semakin kesal melihat sekretarisnya masuk dengan wajah menunduk.

"Kau sudah bosan kerja" Entah itu sebuah pertanyaan atau pernyataan. Yang jelas suara itu terdengar sangat menakutkan.

"Maaf, Miss. Sa- saya hanya ingin menyampaikan jika sekretaris dari Calvert Corp meminta menunda pertemuan hari ini untuk beberapa hari kedepan, dan itu setelah pelaksanaan acara ulang tahun perusahaan Calvert, Miss."

Masih dengan menunduk, wanita bernama Acha dengan label sekretaris itu menjelaskan maksudnya sembari berdoa jika hari ini bukan hari terakhir ia bekerja di perusahaan ini.

"Profesional sekali, membatalkan pertemuan semaunya" sarkasnya kesal.

"Dan mereka juga mengundang secara langsung agar anda datang di acara ulang tahun perusahaan Calvert" tambah Acha masih menunduk.

"Keluar, sebelum aku menyuruhmu membuat surat pengunduran dirimu sebagai sekretarisku"

Acha mengangguk dan tanpa banyak bicara langsung keluar dari ruangan seperti neraka itu menurutnya.

Gadis itu menyandarkan tubuhnya disandaran kursi kejayaanya setelah sekretarisnya keluar dari ruangannya. Matanya terpejam, menikmati waktu istirahatnya yang hanya beberapa detik dan setelah itu harus kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Cihhh, mengganggu saja" desisnya kesal lalu beranjak dari ruangannya. Menurutnya percuma saja ia melanjutkan pekerjaannya saat ini.

Mood-nya sudah benar-benar buruk.

"Mike, Bougenvil Cafe. Now!"

_Siskahaling_

"Mom? Seriously? Ini 2020 dan aku bisa mencari pasanganku sendiri tanpa harus menggunakan caramu yang konyol itu"

Mario mengacak rambutnya frustasi. Frustasi karena sikap Manda yang selalu mengganggu hidupnya. Sudah puluhan kali ia mendebatkan masalah ini dengan wanita menyebalkan dihadapannya saat ini. Yang sayangnya, wanita berpredikat menyebalkan itu adalah Mama-nya. Wanita yang begitu Mario utamakan kebahagiaannya di atas segala-galanya.

"Mama sudah memberimu waktu Mario, dan itu sudah dua tahun yang lalu sejak usiamu 26th jika kau lupa"

Kalian dengar? Sudah dua tahun mereka mendebatkan hal yang tidak penting seperti ini.

"Ma, please-"

"Mama sudah bertemu dengan Mr. Dominik, Mama rasa Laurent tidak terlalu buruk untuk menjadi istrimu"

"Shitt! Mommy!!"

"Kau mengumpat pada Mama mu, Boy?"

Mario menggeram kesal sebelum kembali menormalkan raut wajahnya yang kesal. Menghadapi wanita setengah baya di hadapannya ini berpuluh-puluh kali lipat membutuhkan kesabaran ekstra.

"Ma, kau tahu aku tidak suka dipaksa"

"Dan kau juga tahu jika Mama tidak suka dibantah"

"Mom, please-"

"Minggu depan, jika kau tidak ingin Mama mengundang Mr. Dominik untuk makan malam di mansion"

Telak. Dan untuk kali ini ia kalah. Kalah mutlak dengan wanita menyebalkan yang kini sudah melenggang keluar dari ruangannya dengan peter yang selalu setia mengikuti kemana pun Mama-nya pergi.

"Setan cantik yang begitu mengerikan"

Dan Mario, beranjak dari ruangannya. Ia ingin menikmati secangkir kopi hitam tanpa gula saat ini untuk menemani mood-nya yang sudah berantakan.

"Ag, cansel semua jadwalku hari ini tanpa terkecuali"

_Siskahaling_

"Kau ingin aku membawakan sesuatu untukmu, Al? Pria tampan mungkin?"

Gadis manis dengan rambut ikal sebatas bahu itu terus saja mengoceh menawarkan sesuatu yang menurut Alyssa sama sekali tidak penting.

Oh, ayolah ia kesini karena ingin mendapatkan ketenangan setelah mood-nya memburuk karena kabar yang di berikan oleh sekretarisnya. Dan sekarang, ia pun tidak mendapatkan ketenangan seperti yang ia inginkan karena sosok menjengkelkan yang ada di hadapannya.

"Ayolah, Al. Kau tidak bisa hidup kaku tanpa hiburan seperti ini. Berurusan dengan pekerjaan kantor setiap hari tanpa hiburan? Are you crazy?"

"Stop omong kosongmu, Sivia. Dan tolong menyingkirlah dari hadapanku sekarang!" ucap Alyssa penuh penekanan. Sivia -wanita itu- berdecak kesal. Lagi pula hidup apa yang tengah dijalani sahabatnya ini? Tidak menyenangkan sama sekali. Flat.

"Kau tahu, Al jika di luar sana masih banyak hal menyenangkan yang bisa kau lakukan selain bekerja? Al, hidupmu terlalu monoton. Banyak hiburan yang bisa kau nikmati. Apa aku perlu memanggil pria-pria tampan koleksiku untuk menemanimu malam ini?' ucap Sivia sembari menggerlingkan matanya kepada Alyssa. Berharap ajakannya kali ini berhasil membuat Alyssa menghibur diri walaupun hanya sebentar.

Oh ayolah, jangan katakan ia jahat. Ia hanya kasihan melihat Alyssa yang bahkan tidak pernah terlepas dari berkas-berkas yang ia sama sekali tidak mengerti apa isinya. Bahkan Gina -Mama Alyssa- frustasi melihat anak gadis satu-satunya ini. Apa lagi semenjak suaminya meninggal dua tahun yang lalu. Sejak itulah Alyssa harus meneruskan perjuangan papa-nya mengurus Clovist Company dan perlahan merubah gadis manis seperti Alyssa menjadi begitu dingin dan menakutkan.

"Aku tidak membutuhkannya, kau tahu?" jawab Alyssa menatap Sivia kesal.

"Ck, Al come on-"

"Sivia! Please, jangan semakin memperburuk mood-ku saat ini. Bisa kau enyah dari hadapanku sekarang?"

Ahh, sepertinya ia masih memiliki waktu untuk menyelamatkan nyawanya sekarang. Sebelum singa betina ini semakin mengamuk dan menghancurkan cafe-nya. Sivia meraih tas berlabel Hermes miliknya, lalu bengkit dari posisinya, sebelum kemudian mengeluarkan suaranya

"Kau yakin, Al tidak tertarik dengan koleksi pria tampan milik-"

"Sivia!!!"

"Hahahaha. Kabari aku jika kau membutuhkannya, Al. Aku selalu siap" teriak Sivia yang memang sudah berjalan cukup jauh meninggalkan Alyssa.

"Jalang itu benar-benar" desis Alyssa dengan nafas memburu. Kepalanya hampir meledak dengan luapan emosi yang sudah sampai ke ubun-ubunnya. Dan bagaimana bisa selama ini ia bertahan berada di dekat wanita berlabel sialan itu. Ingatkan ia untuk membunuh jalang sialan itu setelah ini.

"Boleh saya bergabung, Nona?"

'Shit' Alyssa mengumpat kesal saat ada saja orang yang datang mengganggunya '

Aku bahkan belum sempat menarik nafas untuk yang kedua kalinya brengsek' batin Alyssa menggeram.

Alyssa baru saja akan menjawab bahwa dirinya sedang tidak ingin diganggu namun sepertinya terlambat, karena pria itu kini sudah duduk manis dihadapannya dengan membawa segelas kopi ditangannya.

"Apa aku mengganggu waktumu?" tanya pria itu melihat wanita di hadapannya saat ini hanya diam dan menatapnya dengan tatapan tidak suka.

'Sangat' batin Alyssa kesal.

"Ah iya, aku Mario" pria itu mengulurkan tangannya dengan senyum manis andalannya

"Boleh aku mengetahui namamu, Nona?" tambah Mario karena Alyssa masih diam dan menatapnya dengan tatapan tak suka, bahkan sama sekali tidak membalas uluran tangannya.

Hey! Uluran tangan seorang Mario baru saja ditolak!

"Aku rasa namaku tidak terlalu penting untuk menjadi nama yang berada di barisan hidupmu, Tuan"

'Gadis menarik' batin Mario.

Baru kali ini ia menemukan wanita yang sama sekali tidak tertarik dengannya, bahkan menatapnya pun merasa jengah. Dan itu membuat wanita dihadapannya ini sedikit menarik dimatanya. Ditambah lagi wanita ini memang cantik. Dengan pahatan wajah mungil, pipi yang sedikit tembam, mata ambernya, dan bibirnya yang mungil itu benar-benar perpaduan yang sempurna.

"Itu penting Nona, untuk wanita secantik dirimu aku rasa itu penting"

'Sejenis pria brengsek' batin Alyssa dengan senyum remehnya.

Mario memasang senyum memukau andalannya. Namun seperti tidak berpengaruh untuk Alyssa.

"Maaf tuan, aku bukan wanita gampangan seperti wanita-wanitamu yang gila akan pujian manis"

Mario tersenyum mendengar jawaban sengit Alyssa.

Kau sungguh menarik sayang.

"Bukankah aku juga tidak mengatakannya?" balas Mario. Alyssa menggeram.

"Cukup membuang waktumu,Tuan." Alyssa bangun dari kursinya. "Baiklah tidak masalah jika kau masih ingin disini. Permisi" ucap Alyssa mengambil tasnya lalu beranjak dari sana.

"Hey! Kau belum memberi tahu namamu" teriak Mario ketika Alyssa sudah meninggalkannya beberapa langkah.

Alyssa berhenti setelah mendengar teriakan Mario. Berbalik, Alyssa melangkah mendekati Mario. Berdiri tepat di belakangnya, Alyssa mendekatkan wajahnya tepat di telinga Mario sehingga Mario dapat merasakan hembusan nafas hangat milik Alyssa yang menggelitik lehernya. Membuat Mario menegang seketika.

"Sudah aku katakan Tuan, itu tidak penting" bisik Alyssa lalu pergi meninggalkan Mario yang masih mematung di tempatnya

"Shitt! Wanita itu benar-benar menggoda" geram Mario lalu beranjak dari sana mencoba menenangkan dirinya yang baru saja di porak-porandakan oleh wanita yang baru ia temui tidak lebih dari satu jam yang lalu. And Hell!! Ia bahkan tidak tahu siapa namanya.

avataravatar
Next chapter