webnovel

Chapter 48 Tiger Meet Cat

Caise terus fokus mencium Leo dan tangan Leo memegang penis nya dan mengocok cepat. Dia memuaskan sendiri dengan bantuan Caise yang hanya mencium nya dan tangan satunya meraba pinggang Caise.

Leo melakukan nya sangat lama hingga pada ujung nya. Tapi mendadak, siapa sangka, ada yang mengetuk pintu membuat mereka terkejut.

"Cih,...." Leo langsung kesal, dia mengambil handuk pinggang tadi dan keluar dari ranjang, dia berjalan ke pintu dengan telanjang dan hanya handuk menutupi pinggang bawahnya. Sementara Caise tampak menutupi tubuhnya dengan selimut di ranjang.

Leo membuka pintu dan rupanya itu adalah Noah yang membawa bungkusan makanan dan tampak nya ada baju juga.

Noah terkejut melihat Leo. "Kau benar benar memaksa gadis itu kah?"

"Berisik, jangan bicara, kembalilah duluan, aku baru kembali besok" Kata Leo.

"Haiz.... Baiklah, ini.... Permintaan mu" Noah memberikan benda benda itu yang di terima Leo dan seketika Leo menutup pintu membuat Noah terdiam kaku.

Lalu Leo berjalan ke Caise yang menatap polos. "Caise, kau lapar, bagaimana jika makan dulu" Leo meletakan makanan di atas kasur.

"Wah, he em.... Aku lapar.." Caise mengangguk dengan air liur yang lapar.

Rupanya Noah membelikan Pizza.

"Makan lah dulu, aku akan membersihkan tubuhku" Leo berjalan ke dapur.

Hal itu membuat Caise terdiam. "(Mas Leo benar benar menjaga kebersihan...)" Pikirnya lalu ia menatap ke pizza yang menggoda itu. Tapi dari tadi, dia tidak mengambilnya dan menahan tangan nya.

Hingga Leo keluar dari kamar mandi dengan baju yang telah rapi, celana dan kaus panjang ia pakai. Dia menatap bingung Caise yang terdiam tidak makan. "Kenapa belum makan?"

"Um... Aku menunggu Mas Leo untuk makan bersama" Balas Caise sambil malu malu.

Lalu Leo tertawa kecil dan mengambil sepotong pizza itu dan menyuapi Caise.

Caise terdiam semakin merah. "Apa yang kamu lakukan, aku... Aku bisa melakukan nya sendiri"

"Kamu bilang kamu menunggu ku, jadi aku harus melakukan ini" Tatap Leo dengan wajah tampan.

Caise menjadi berwajah sangat merah dan sungguh malu. "(Astaga.... Kenapa ini sungguh sangat manis....)" Dia menggeleng salah tingkah, lalu membuka bibirnya dan memakan kecil gigitan pizza itu.

"Huhu.... Enak..." Dia terharu.

"Haha... Kau sungguh sangat imut" Kata Leo sambil memakan bekas Caise tadi dan mereka makan bersama.

"Mas Leo... Setelah ini.... Bisa kita langsung tidur saja... Aku tak mau kamu berdiri lagi" Tatap Caise membuat Leo terkejut kaku.

". . . B... Baiklah.... (Aku tahu itu, dia tak suka aku masturbasi.... Penis sialan... Ini bukan waktu yang tepat untuk memanjakan mu....)" Ia menangis dalam hatinya kesal pada penis nya.

--

"Hng.... Mas leo... Apa kau pernah berpikir aku tahu siapa kau?" Tanya Caise. Dia terbaring memeluk Leo yang tertidur terlentang dengan satu tangan memeluk pinggang Caise, dia menatap langit langit gelap sambil mengatakan sesuatu. "Kau tidak tahu soal aku Caise" Leo langsung membalas.

"Bagaimana jika aku tahu, meskipun sekarang aku belum tahu semuanya, bagaimana jika aku langsung tahu semuanya"

"Bagaimana caramu mengetahuinya?" Leo menatap.

". . . Mungkin mimpiku"

"Mimpi?"

"Dari kecil aku memiliki mimpi yang selalu memberitahuku semuanya, sekarang aku benar benar tak mengerti kenapa mimpi itu hilang dan aku tidak tahu kapan mimpi itu kembali lagi"

"Jadi selama ini kau tidak pernah bermimpi dalam tidur mu?"

"Aku bermimpi tapi... Aku tidak bisa ingat semuanya, ini seperti aku butuh tidur yang banyak untuk menikmati mimpiku, tapi percaya lah... Mimpiku yang dulu hanya berisi soal hal yang mengerikan" Kata Caise.

"Kau tak perlu tahu aku Caise, saat kau bisa menerima semuanya akan ku izinkan kau tahu soal aku... Sekarang aku hanya ingin jangan dekati siapapun, kau tidak boleh menyentuh lelaki manapun" Tatap Leo dengan mata tajam membuat Caise terdiam.

"E.... Em... "

"Aku akan memulangkan mu besok, dan saat itu juga aku sedang sibuk jadi aku minta kau menjaga dirimu sendiri Caise"

"B... Baiklah... Apa sibuk tugas kuliah, apa kuliah itu sibuk sepertimu?"

"Aku tidak sibuk soal kampus, aku bisa datang ke kampus sesuka hatiku jadi aku tidak perlu khawatir, saat kau kuliah nanti kau harus mengejar cita citamu Caise, kau ingin menjadi apa?"

"Um... Ini agak aneh, mungkin kamu benar tadi, aku hanya ingin menjadi dokter saja"

"Kenapa kau ingin menjadi dokter?"

"Saat Mas Leo terluka, aku bisa mengobati mu" Tatap Caise.

"Haha... Kau gadis yang perhatian, tapi kau sudah membuktikannya bukan kau mengobati ku saat kita pertama kali bertemu"

"Ya. (Mas Leo benar benar sangat baik dan lembut.... Aku harap aku bisa menerima nya tanpa memikirkan mimpi maupun masa lalu)"

Pagi hari selanjutnya, Leo membuka mata terbangun, dia menoleh ke Caise yang masih ia pegang dalam tidur dan Caise terpulas.

Itu membuatnya tersenyum senang dan mencium kening Caise. Ia perlahan meletakan Caise dengan lembut dan beranjak dari kasur.

Dia menatap jam dinding menunjukan pukul 3 pagi. Sebelumnya dia merogoh saku dan melihat ponsel nya.

Lalu menghela napas panjang. "(Aku memutuskan untuk menjadi harimau.... Tapi....)" Dia memegang bawah matanya yang tepatnya ada tato matahari itu.

"(Aku harus menghilangkan hal ini....)"

"Umh...." Terdengar Caise tergemum membuat Leo menoleh dan mendekat.

"Caise, apa aku membangunkan mu tadi?" Tatapnya sambil mengusap pipi Caise membuat Caise membuka mata.

"Um... Mas Leo.... Aku baru saja bermimpi sesuatu...."

"Apa itu, beritahu aku" Leo menatap penuh kasih sayang.

Lalu Caise memegang pipi Leo dan menyentuh tato matahari itu dengan jarinya. "(Aku bermimpi.... Bahwa tato ini akan hilang.... Jika aku menggigit nya) Aku bermimpi aku akan menggigit tato ini" Tatap Caise.

Hal itu membuat Leo terdiam. Lalu dia tersenyum kecil. "Baiklah, lakukan saja..." Leo menutup mata.

"(Bagus.... Mimpi ku tidak pernah salah.... Aku akan menghilangkan tato terkutuk itu dan membuat Mas Leo hanya memikirkan ku ketika pikiran nya kosong sekalipun)" Ia memegang kedua pipi Leo dan mendekat mencium bawah mata Leo.

Kemudian setelah lama mencium, dia menggigit pelan tato itu, tapi ia melepasnya memastikan. "Apa itu sakit?"

"Tidak, lakukan lah lagi, aku menyukai nya" Tatap Leo.

Caise menjadi berwajah merah lalu kembali menggigit bawah mata Leo. "(Aku harap tato ini hilang, menghilang lah...)" Dia terus menggigit keras.

Hingga tak lama kemudian, Leo terdiam menatap dirinya di kaca wastafel. Bawah matanya terdapat bekas gigitan Caise yang manis dan merah.

"Untung nya itu tidak merusak wajahku..." Gumamnya, tapi ia terkejut karena ia baru sadar bahwa tato matahari itu telah hilang membuat nya berwajah tak percaya. "(Gadis itu.... Gadis itu benar benar ajaib...)"