webnovel

Chapter 47 Tiger Meet Cat

Caise bingung, lalu tak lama kemudian dia memakai handuk jubah, ia menoleh ke Leo yang membelakangi nya sambil menundukkan wajah.

"Mas Leo, sebenarnya apa yang terjadi?" Caise menatap.

"Ehem.... Hanya butuh beberapa waktu.... (Kupikir aku akan kuat, tapi ternyata tidak....)" Leo membalas.

Tapi karena penasaran, Caise perlahan mendekat dan melihat. "Mas Leo!!"

"Akh.... Caise!!" Leo terkejut.

Di saat itu juga Caise melihat di antara handuk yang menutupi pinggang Leo, sesuatu menojol dan tampak keras.

Caise terkejut melihat itu. "Astaga.... Ukuran nya gede banget..." Dia berwajah merah.

Tapi Leo menutupi nya dengan tangan nya. "Ehem... Butuh waktu...."

"Kenapa? Kenapa tidak lakukan saja.... Aku tahu kamu berdiri karena aku bukan" Caise menatap memelas.

"Maaf, tapi aku belum siap mengotori gadis kecil seperti mu"

"Gadis kecil!! Apa maksud mu?!"

"Ma.. Maksudku, aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku cinta pada hati, bukan pada fisik.... (Payah, bagaimana aku bisa menjelaskan nya...)"

"Jadi, kamu suka padaku tidak mengharap hal seperti ini?" Caise menatap.

"Jika dalam hal ini, aku ingin melakukan semuanya, tapi sebelum nya, aku harus mendapatkan persetujuan mu..." Kata Leo.

Caise terdiam. "Aku.... Aku juga tidak akan siap" Balasnya seketika berbalik dan berjalan pergi dari kamar mandi itu membuat Leo terdiam membuang napas panjang. "(Sialan.... Kenapa harus sekarang....)"

Sementara itu, Caise menjatuhkan dirinya dan tidur di ranjang yang besar itu. Ia terbaring sambil melihat ke langit langit dengan masih hanya menggunakan handuk jubah itu, dia memikirkan ukuran milik Leo. "(Kenapa Mas Leo bisa se "Hot" Itu.... Dia pasti model pria dominan....)" Pikirnya tapi ia menggeleng. "(Apa yang sebenarnya aku pikirkan, itu sungguh memalukan....)"

"Mas leo... Apa kau sungguh menyukaiku, atau ada maksud tersembunyi kau menyukaiku... (Yang ku ingat, dia pertama kali bertingkah saat kita berdua mengingat aku mengobatinya, dan sekarang aku ingin melihat luka itu, bagaimana dia merasakan sakitnya....)" Caise terdiam. Seketika ia bangun duduk.

"(Aku bisa melihatnya... Kan)" Ia menoleh ke pintu kamar mandi.

"(Apa Mas Leo sedang..... Hah?! Masturbasi?!)" Dia terpaku sambil berwajah merah.

"(Sebaiknya aku menunggunya saja.... Jangan sampai mengganggunya)" Caise menjadi kembali terdiam.

Tapi siapa sangka, sudah ada 1 jam berlalu membuat nya terdiam menatap jam dinding di kamar hotel itu, lalu dia menggeleng menyadarkan diri dari mengalamun.

"(Aduh.... Kenapa lama sekali.... Apa Mas Leo sedang tidur?)" Ia bingung.

Lalu beranjak dari kasur dan berjalan membuka pintu, terlihat Leo membelakangi nya hanya dengan handuk selesai mandi. Ia memegang rambutnya yang basah dan melirik pelan ke belakang di mana Caise terdiam kaku melihat sebuah tato di punggung Leo. Tato yang menutupi punggung atasnya. Leo menoleh ke belakang dari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Ma.. Maafkan aku.... Apa kamu sudah selesai?" Caise menatap.

". . . Sebenarnya.... Tak mau turun" Leo mengatakan nya dengan wajah ragu.

"Apa?! Kok bisa?!" Caise tampak tak percaya.

"Ehem.... Aku sudah melakukan nya selama satu jam bukan... Tapi entah kenapa berapa kali aku mengocok, kenapa tetap tidak mau turun, apa karena aku terus teringat tubuhmu!" Leo putus asa berjongkok di bawah sambil meremas rambutnya dengan pusing.

"Um.... Kalau begitu, aku ingin melakukan nya..." Caise menatap dengan wajah menggoda membuat Leo terdiam melihat itu.

"Apa kamu tidak suka?" Caise menatap kecewa.

Tapi mendadak, Leo memegang kedua bahunya. "Aku, suka.." Balasnya dengan antusias.

Tampak mereka ada di ranjang, Leo menekan selangkangan nya. "(Seperti tongkat saja yang masih berdiri.... Kenapa kau tidak bisa bekerja sama dengan situasi...)" Leo tampak kesal.

Lalu ia merasakan Caise mendekat mengangkat pinggang nya, dia memeluk Leo dan mencium pipi Leo hingga ke bibir Leo membuat Leo menutup mata merasakan itu, tangan nya memegang pinggang Caise untuk mendekat.

Tapi Caise malah bertanya di tengah jalan "(Aku penasaran, apa aku harus membencinya atau apa) . . . Mas leo... Apa kau seorang yakuza?" Tatap Caise lalu Leo terdiam. "Bisa di bilang begitu, itu hanya cerita lama" Kata Leo.

Lalu Caise terdiam dan menundukkan wajah. "(Rupanya benar, Mas Leo melakukan sesuatu yang sangat jahat dan kejam, dia bertingkah lain denganku hanya untuk menutupi semua itu tapi... Untuk apa dia melakukan hal ini)" Caise mengepal tangan dan beranjak pergi dari ranjang membuat Leo terkejut.

"Caise tunggu" Dia menahan lengan Caise. "Ada apa... Wajahmu nampak kesal" Leo menatap dengan khawatir.

"Kau bersikap sangat aneh Mas Leo"

"Caise... Apa maksudmu?"

"Jangan tanya lagi, kau tidak bisa membuat ekspresi itu lagi" Caise menyela sambil melepas tangan Leo darinya.

"Kau sebenarnya mau apa.... Orang sepertimu mendekati seseorang pasti karena ingin sesuatu... Sekarang katakan padaku kau ingin apa dariku agara aku bisa mengakhiri ini!!!"

"Caise... Aku tidak mengerti, kenapa kau bicara seperti itu... Apakah aku tidak bisa melakukan hubungan cinta denganku, aku tahu kau juga tidak bisa membenciku tapi paling tidak tetaplah berada di sisiku Caise, aku membutuhkanmu.... Kenapa kau terus membuat konflik dalam hubungan ini, padahal kita sudah beberapa kali mengakhiri konfliknya" Tatap Leo dengan wajah yang bercampur aduk antara sedih dan kecewa.

Lalu Caise terdiam. "Kau lelaki bodoh!!" Teriaknya membuat Leo terkejut.

Tapi tiba tiba Caise melompat memeluknya dan mencium bibir Leo.

Leo terdiam kaku tak membuka mulutnya.

"Caise... " Leo memegang kedua bahu Caise dan menatapnya. Caise hanya terdiam membuang wajahnya, ia lalu memegang handuk Leo dan menariknya.

"Aku ingin... Kau menyentuhku" Tatap nya seketika Leo terdiam.

Tiba tiba Leo mengangkat Caise dan meletakan nya di ranjang. Ia menatap wajah Caise dengan serius.

"M... Mas leo... Aku mohon.... Sentuh aku" Tatap Caise.

Leo terdiam dengan ragu. "Dengar Caise, aku suka padamu tapi bukan berarti aku memanfaatkan kesempatan ini, tapi karena kau meminta aku akan memenuhinya, teriak lah sesukamu" Kata Leo sambil mendekat di leher Caise dan mengecupnya membuat Caise terkejut berwajah merah.

Leo terus turun hingga membuka handuk jubah Caise, lalu ia berhenti dan menatap Caise yang memerah sambil menutup matanya.

Sekarang dia terlihat hanya memakai bra.

Leo terdiam memegang bahu Caise yang masih sensitif.

"Lihatlah dirimu sendiri, kulitmu sangat murni dan bersih, kau seperti gadis baik" Bisik Leo yang semakin mendekat mencium tubuh Caise.

"Ugh.... Ah... (Ini benar benar sangat aneh, aku merasa geli, tapi ini sangat nyaman, lidah Mas Leo... Menyentuhku beberapa kali)"

"Caise... Kau mau melakukanya" Tatap Leo.

"Eh... Melakukan apa?"

"Maksudku seks"

"Apa!!!??" Caise menjadi terkejut.

"Bu... Bukankah ini.... Seks... Mas leo?!"

"Ini bukan seks.... Seks saat aku memasukannya ke dalam mu*"

"Ti... Tidak aku mohon, aku... Aku belum siap" Caise menggeleng menolak.

"Kalau begitu kapan kau siap?"

"Uhm.... Aku tidak tahu, Mas Leo... Aku hanya ingin... Seperti ini saja" Kata Caise dengan wajah imutnya. Lalu Leo tersenyum kecil. "Baik... Lah" Dia mendekat dan mencium bibir Caise.