"Sebentar, Paman. Aku harus menelepon dulu," kata Aleksis kemudian. Ia berjalan sedikit menjauh dan memberi tanda kepada Lauriel agar menunggunya.
Lauriel memandangnya dengan keheranan. Sepengetahuannya, Aleksis tidak pernah merahasiakan apa pun darinya. Tetapi mungkin situasinya berbeda, karena anak angkatnya itu kini sudah dewasa. Mungkin ada hal-hal yang tidak bisa diucapkannya di depan seorang pria?
Akhirnya ia hanya mengangguk dan menunggu.
Aleksis buru-buru menghubungi Takeshi, "Kalian ada di mana?"
"Kami di Terminal 1 Kedatangan," terdengar jawaban Takeshi dari jam ponsel Aleksis.
Ugh, sudah kuduga, mereka masih mengawalku, pikir Aleksis.
Sebenarnya ia kagum karena kedua pengawalnya itu berhasil menjaga jarak dengan baik, tidak menarik perhatian, tetapi selalu berada di dekatnya, menjaganya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください