webnovel

FAMILY OF MY FAMILY IS NOT MY FAMILY

Setelah menepuk pundak sang cucu, Alasdair berbalik dengan wajah cerah. "Anak-Anakku! Saudara-Saudaraku! Biarlah malam ini menjadi malam sukacita bagi klan Crimsonmane. Makanlah sepuas kalian! Penuhilah perut kalian dengan daging dan anggur nikmat. Malam ini kita merayakan kembalinya Alicia menjadi bagian Crimsonmane. Tidak lama lagi, keluarga Crimsonmane akan kembali berjaya!"

Semua orang bersorak gembira membalas orasi sang patriark. Mereka semua menuju ruang makan dengan sukacita.

Tidak ada konfrontasi sejauh ini. Kini dengan keadaan di luar ekspetasinya. Meyakinkan semua orang bahwa ia tidak bisa menggunakan Orb demi kepentingan keluarga akan lebih sulit dari perkiraan.

Kenduri meriah memecah seisi istana. Para juru tanak keluar dari dapur dengan hidangan pembangkit selera. Ketika Alicia mencapai kursi, di hadapannya sudah ada selusin daging babi panggang utuh yang disediakan berbaris di sepanjang meja makan yang panjang. Hidup sebagai keluarga konglomerat di Trinketshore, Alicia sama sekali tidak pernah berpesta dengan begitu banyak orang. Begitu ramai, ia merasa dirinya akan mengalami sesak napas. Melihat para kerabat yang jumlahnya di luar hitungan jari saja sudah membuatnya cemas. Memikirkan bahwa duduk diam sepanjang pesta sampai seseorang mengajaknya berbicara juga menggelikan bukan main.

Tentu saja karena dirinya adalah bintang di pesta ini, beberapa keluarga berdatangan menyambutnya— melontarkan banyak pertanyaan dan melakukan pembicaraan basa-basi seolah sudah akrab sejak bumi dijadikan. "Hei, Alicia, ayo dong cerita bagaimana kamu bisa mendapatkan kekuatan Arcane murni itu?", "Bagaimana perasaanmu setelah mendapatkan berkat Ilahi itu, Sayang?", "Alicia kau begitu cantik sejak terakhir kita bertemu!" "Alicia, bagaimana makanannya?" "Makananmu terlalu sedikit, Alicia ayo tambah lagi!"

Semua perhatian itu malah membuat Alicia dongkol hati.

Tapi tidak semuanya mencoba membuatnya serasa di rumah. Beberapa yang tidak bersembunyi dalam kemunafikan memandanginya tajam. Sebagian besar dari mereka adalah keluarga dari pihak Ulysses. Masih merasa kehadirannya serasa tidak diterima, Ia pun memilih untuk meniru sang papa untuk bersikap santai saja seolah tidak tahu apa-apa. Tidak perlu berasumsi yang tidak-tidak.

Tiba-tiba Alasdair berteriak dari ujung sisi meja makan. "Alicia, cucuku! Bagaimana makanannya?"

"I-ini sangat lezat, Kakek. Kulitnya yang tampak mulus namun renyah. Lalu dagingnya ... empuk dan berair." Jantung Alicia berpacu kencang bak kuda ketika memikirkan kalimat pujian yang tepat. "Ini mungkin daging babi terenak yang pernah kumakan."

Padahal menurut hemat si gadis muda, ia tidak menemukan perbedaan yang berarti dari babi panggang villa Alasdair dengan daging panggang pada umumnya yang sering ia makan di Howlett's. Kulit garing, daging empuk dan berair, rasanya gurih, bumbunya pas. Memang apanya yang berbeda? Itu daging babi panggang pada umumnya! Alicia tidak ditakdirkan untuk menjadi kurator makanan!

"Mantap!" sorak si kakek. "Syukurlah kau menyukainya. Sekaya apapun dirimu di Trinketshore, kau tidak akan pernah menemukan daging panggang berkualitas seperti di sini!"

Sang gadis hanya tertawa kecil.

Alasdair mengujar kembali, "Nikmatiklah perayaanmu, Alicia. Karena nanti, kami ingin melihat kekuatan Arcane murnimu."

***

Sehabis menyelesaikan makan malamnya, Alicia dan Leith memutuskan untuk berjalan keliling menyusuri villa. Beberapa kelompok kerabat kerap menghampiri mereka berdua, mengajak mereka untuk ura-ura tanpa faedah. Pembicaraan yang tidak berlangsung lama, mereka berdua meninggalkan satu kelompok hanya untuk dihampiri oleh kelompok lainnya. Alicia mencoba mengikuti arus, tapi tetap saja, ia tidak bisa memasang wajah akrabnya terus menerus.

"Leith, aku mau cari udara segar." Alicia melangkah ke serambi luar untuk membuang jenuh.

"Kupikir kau tidak meminta."

Hamparan bintang merekah luas di sepanjang kosmos. Ini baru keindahan sebenarnya di villa, bukan segala gemilang isi villa beserta kilau permata para Crimsonmane yang penuh nifak. Alicia akhirnya mendapatkan ketenangan setelah menapaki taman, melihat bintang-bintang dan pemandangan gemerlap kota Eidyn dari kejauhan.

Sang gadis mulai membuka isi hatinya kepada sang adik. "Aku tidak bisa terbiasa dengan ini," katanya. "Selain Whucksmire dan kakek, semua interaksi tadi tampak dibuat-buat."

"Yah, mau bagaimana lagi? Pasti sang kakek memerintahkan mereka agar dirimu merasa nyaman di tengah keluarga ini lagi," balas Leith. "Kau benar, padahal lebih mudah untuk berterus terang saja."

"Akupun tidak berekspetasi mereka semua langsung menerimaku begitu saja. Semua yang ada di pesta ini tampak … palsu."

"Jadi kau akan keluyuran di taman saja sampai mereka mencarimu?"

"Kurasa begitu. Setidaknya sampai waktu yang tepat untuk membahas masalah penggunaan Arcane murni itu."

Siapa sangka terlena dalam buaian malam bisa menguras satu jam hidup dan mereka sama sekali tidak menyadarinya. Kurcaci kepala pelayan menghampiri dua Crimsonmane bersaudara yang sedang bersantai di salah satu gazebo.

"Rupanya di situ kalian berdua. Kenapa tidak berbaur dengan yang lain?"

"Oh, halo, Whucskmire. Aduh, entahlah. Terlalu banyak manusia 'bertopeng' di dalam ruangan," sahut Leith.

Whucksmire tertawa, "Saya mengerti. Tapi ini pasti berlaku hanya kepada Nona Alicia seorang, bukan?"

Alicia hanya bisa mendesah. "Maafkan aku, Whucksmire. Aku hanya tidak terbiasa berhubungan dengan mereka setelah tidak bertemu sejak lama."

"Oh, Nona tidak perlu meminta maaf." Si kepala pelayan memasuki gazebo yang ditempati mereka. "Mereka juga tidak sepenuhnya terbiasa dengan kehadiran Nona Alicia. Aku bisa merasakannya. Semuanya butuh proses. Seiring waktu, jalinan kekeluargaan di antara kalian pasti terhubung lagi seperti sedia kala."

"Semoga saja, jika berakhir baik," gumam sang gadis.

"Berakhir baik?"

"Ah tidak ada, Whucksmire. Lupakan."

"Kalau begitu, saya harap kalian mau mengikuti saya ke ruang pertemuan keluarga. Tuan Alasdair memanggil kalian."

"Sudah jam segini? Kita baru saja bersantai di sini," keluh Leith.

Alicia memantapkan diri untuk beranjak dan kembali ke dalam rumah. "Bagus. Saatnya menyelesaikan persoalan ini,"

***

"Kami mendengar bahwa Kesunyian Ilahi telah memilihmu untuk mengemban kekuatan Arcane murni." Alasdair berkata dengan suara nyaring sambil duduk di aula utama. "Jika engkau sungguh berbaik hati kepada kami, tunjukkanlah sedikit rahmat Ilahi itu kepada kami, cucuku!"

Alicia menelan ludahnya. Saat yang dinanti-nantikan itu telah tiba. Di tangan kanannya, dipegangnya ganggang sebuah kontainer kecil penuh dengan pernak-pernik unik dan inskripsi sihir. Ia membuka segel pada kontainer tersebut, dan terungkaplah cahaya biru mengalun keluar, memproyeksikan alam semesta dalam ruangan tersebut. Semua yang melihat terpana keagungan substansi kekuatan tersebut, ibarat menatap mentari pagi memancarkan cahaya biru dan merah.

Hanya sedikit yang pernah menyaksikan sepak terjang Arcane murni. Para pelayan yang berani curi pandang pun ikut merinding, Whucksmire sampai berlutut ke lantai dan berdoa dalam gumaman. "Oh, Kesunyian Ilahi, biarkanlah saya meninggalkan alam ini dalam damai, karena telah kulihat bayanganmu di balik daya murni itu!"

Alicia menjaga fokusnya agar Orb tetap melayang di sekelilingnya. Dirinya terpikir untuk mendemonstrasikan sesuatu, mungkin suatu kelakar ringan atau semacamnya. Ia memindai orang-orang, lalu mendapati satu target pilihan. Alicia mengalirkan kekuatan Arcane dari Orb lalu dengan sengaja menembak orang tersebut tepat di jantungnya! Seluruh massa langsung terkejut mendengar dentuman orang yang terjungkal.

Sesaat sebelum orang itu berkeinginan untuk menanyakan maksud sang gadis berbuat demikian, Ia melihat seluruh tubuhnya bermandikan cahaya Arcane. Dirinya sekonyong-konyong merasa sangat kuat dan hidup, tubuhnya menjadi penuh dengan tenaga. Ia menatap Alicia heran dengan penuh decak kagum. Namun kebahagiaan itu tidak lama, Alicia memutuskan menarik semua kekuatan Arcane dari orang tersebut kembali ke dirinya sebelum orang tersebut terlena. Kini, ia merasa separuh dirinya hilang. "Oh, ayolah!" serunya sambil bercanda. Alicia mengakhiri pertunjukkan singkat tersebut dengan menaruh Orb kembali ke dalam kontainer sihir, dan tentu saja, dimana ada pertunjukan, di situ ada riuh tepuk tangan.

Alasdair menyalakan tepuk tangan meriah kepada cucunya. "Luar biasa! Itu benar-benar Arcane murni! Cucuku benar-benar pengendali Arcane murni! Sanak keluargaku, Kesunyian Ilahi tersenyum kepada kita!"

Dirinya keluar lagi dari kursinya dan berjalan mendekat kepada sang cucu. "Berkatmu, keluarga Crimsonmane akan kembali kepada masa kejayaannya. Kita akan menguasai kembali dunia sihir Camelot, bahkan Europa. Kami semua menaruh harapan yang amat besar kepadamu, cucuku tersayang."

Air wajah Alicia sontak berubah.

"Begitu. Itukah alasan kakek mengundangku ke sini? Untuk mengajaku mengambil alih kendali pemerintahan negara dengan kekuatan Orb?"

"Kedengarannya terlalu jahat ketika kau mengatakannya demikian," jawab sang patriarkh. "Tidak cucuku, kita tidak akan melancarkan gerakan kudeta. Bahkan, kita tidak perlu melakukan hal itu sama sekali. Dengan mengetahui bahwa Arcane murni bersemayam di antara keluarga Crimsonmane, orang-orang, bahkan pemerintah kerajaan secara tidak langsung akan bergantung kepada kita!"

"Dengan itu suara kalian bisa lebih berpengaruh dan terlibat dalam arus politik dan pemerintahan seperti keluarga Crimsonmane dulu. Ya, keluargaku sudah pernah memberitahukan itu semua."

"Keluargamu sudah memberitahumu? Bukankah itu bagus? Kakek tidak perlu memberitahukanmu panjang lebar lagi. Engkau mungkin tidak merasakan pergumulan kami di Trinketshore, namun percayalah, kekuatanmu akan sangat membantu keluarga Crimsonmane untuk menolong lebih banyak orang di Camelot, atau seluruh benua Europa, dunia kalau perlu!" Alasdair menjerit kegirangan saking semangatnya. "Arcane adalah sumber sihir terlangka yang pernah ada. Keluarga Crimsonmane bisa jadi perpanjangan tangan untuk menyalurkan kekuatan itu. Menghentikan banyak perang. Menciptakan perdamaian dalam negeri. Membuat semuanya berkecukupan. Katakan kepada Kakek, Alicia. Bukankah itu tugas sungguh yang mulia?"

Perhatikan itu. Bahkan sosok kakek yang disayanginya dapat berbicara sesuatu yang sangat janggal dengan terus terang. Menebarkan panji 𝘥𝘪𝘯𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 baru hanya menjadi hembusan angin gosip yang lalu dan memuakkan banyak orang. Banyak orang ingin berkuasa, tapi hampir tidak ada yang ingat akan buaian manis mereka. Sudah menjadi makanan sehari-hari orang yang hidup di jaman Alicia.

"Aku menghargai niat baik Kakek." Alicia bersiap untuk mengeluarkan kalimat pamungkasnya. "Namun aku minta maaf, aku dan Orb tidak akan terlibat dalam agenda keluarga kita."

Ruangan pertemuan perlahan terasa gerah. Bisikan-bisikan saling bersahutan menanggapi jawaban sang gadis pemegang Arcane murni. Alasdair sempat merasa terkejut untuk beberapa saat, tapi dirinya mencoba bernapas tenang.

Sang kakek membujuk cucunya. "Alicia. Kami memang punya jejak rekam sejarah yang buruk denganmu. Kami juga bukan keluarga terbaik tahun ini versi dirimu. Namun, alangkah baiknya jika jangan ada dendam lagi di antara kita. Marilah kita kembali bersatu, kompak, bekerja sama sebagai keluarga."

Alicia menanggapi sang kakek lagi, katanya, "Ini bukan masalah masa lalu lagi, kakek. Aku sejujurnya sangat senang dan rindu untuk kembali bersama dengan kalian, terlepas dari masa lalu yang pahit. Tapi kekuatan Orb tidak digunakan demi keuntungan satu pihak. Kesunyian Ilahi tidak memilihku untuk itu."

"Jadi untuk apa Dia memilihmu, kalau begitu?"

Alicia kesulitan menjawab pertanyaan kakeknya, terlihat dari gelagat tubuhnya. "Aku belum mengerti sepenuhnya kehendak Ilahi. Tetapi aku percaya, kakek, Arcane murni digunakan untuk membebaskan orang-orang dari rantai dunia. Menyelamatkan dunia dari kegelapan tanpa harus membuat mereka tunduk akan apa pun, bukan malah membelenggu mereka kepada tuan yang lain. Dan untuk itu, aku menemukan tempatku di Magisterium, yang dulunya adalah tempat mamaku juga."

Air wajah Alicia tetap terlihat tegar. Begitu pula dengan sang ayah, Donar. Tapi sang adik malah menegang, serasa ia tak tahan akan reaksi satu keluarga dan pengaruhnya terhadap sang kakak. Apalagi mereka sekarang berada di bawah tanah, yang hanya boleh dimasuki oleh para penyihir Crimsonmane. Pelayan sebenarnya tidak diperbolehkan masuk. Whucksmire tidak berani melewatkan kakinya ke ambang batas pintu sekalipun cuma sejengkal jauhnya kecuali disuruh. Jika seluruh keluarga Crimsonmane tidak terima akan dalih sang gadis kacamata, melenyapkannya beserta keluarga kecilnya bukanlah perkara sulit.

"Jadi, engkau lebih percaya kepada Magisterium untuk meminjamkan kekuatanmu kepada mereka dibandingkan keluargamu sendiri?" tebak sang kakek. Raut wajahnya juga pun ikut berubah.

"Apa? Bukan itu maksudku, kakek!" bantah Alicia. "Aku siap membantu keluargaku jika kalian membutuhkanku. Apapun kecuali agenda politik kalian. Aku tidak sepenuhnya berpihak kepada Magisterium, tapi Magisterium adalah organisasi kolektif penyihir dari berbagai negara. Untuk saat ini, Magisteriumlah wadah yang paling netral karena mereka tidak punya tujuan lain selain menjaga keseimbangan dunia sihir. Percayalah kepadaku, kakek. Magiterium lebih membutuhkan Arcane daripada keluarga ini!"

Sang kakek memutar otaknya untuk meyakinkan cucunya itu. Tapi dia pun sudah hampir kehilangan kesabaran. "Dengar, Alicia, kalau kau mau diriku berterus terang, para pejabat negara ataupun penyihir Magisterium sudah tidak dapat diandalkan lagi. Mengambil inisiatif demi kepentingan bersama lebih baik daripada menunggu kepastian sang raja atau kumpulan ahli Magisterium yang tak jelas dalam memerintah dan menimbulkan lebih banyak kekacauan. Tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan. Demi merayakan kembalinya dirimu kepada kami, aku akan memberimu waktu untuk memikirkan ini."

"Waktu? Aku tidak perlu waktu lagi!" Si Gadis Crimsonmane secara tidak sadar menaikkan suaranya. "Lihat kalian semua! Tanpa ada Arcane pun kalian masih bisa makan babi panggang kota dan tidur di kasur yang nyaman. Apa lagi yang ingin kalian raih dengan kekuatan Arcane? Nafsu serakah kalian yang tak ada habis-habisnya? Kalian ingin menyelamatkan orang di luar sana? Kemana kalian saat aku diburu oleh necromancer dan aku harus menghentikan aksi terornya di pusat kota? Eidyn hanya beberapa kilometer dari villa ini, dan aku tidak menemukan satupun dari kalian pergi menyelamatkan warga selain Leith dan papa."

Leith mencoba meraih kakaknya untuk menahan diri, "Alicia perhatikan nada bicaramu!" bisiknya, namun Alicia tak menggubris peringatan sang adik.

Alicia melanjutkan lagi, "Kalian tidak perlu Orb untuk benar-benar membantu Camelot. Pengaruh Crimsonmane sebagai penyihir elit sudah cukup besar di sini. Tolong, jangan buat diri kalian menjadi Kekaisaran Roma kedua. Tidak ada yang mau itu."

Pernyataan yang berani. Kebenaran memang sakit. Semua penyihir Crimsonmane sudah sakit hati. Kata-katanya cukup membuat seluruh keluarga memandanginya sinis. Semua muka memerah ala kuda api Crimsonmane terlukiskan dengan baik. Kepalan tangan mereka terlalu kuat, sampai-sampai hampir merobek serat-serat otot telapak tangan mereka.

"Donar dan Leith menghasutmu, bukan?" tanya sang patriarkh sekali lagi.

"Ini semua berasal dari diriku seorang, kakek."

"Bocah Crimsonmane sialan! Kami bersusah payah untuk bersikap manis kepadamu, bedebah! Ini ungkapan terima kasihmu?" Ulysess Crimsone memekik dari barisan belakang, didukung dengan tilikan tajam sekelompok Crimsonamen lain di sekitarnya yang bahkan lebih bengis dibandingkan keluarga di sisi lain.

Ternyata, diam mematung sembari mengamati dengan tatapan jahat adalah bentuk kesopanan dari keluarga Crimsonmane dari pihak Ulysses.

"Sudah kuduga ini tidak akan berhasil. Ayahanda, kau terlalu sering mendengarkan Penelope daripada yang lain. Padahal aku ini anak kandungmu!" omelnya lagi. Penelope juga ikut kesal akan Alicia, tapi ia tidak bisa membiarkan Ulysses jahanam ini ikut luput dalam "catatan dendam terpendam". Dua pihak malah berakhir dalam perselisihan lagi.

Sebelum mengakibatkan keributan lainnya, Alasdair menengahi mereka dengan mengangkat tangannya. Ia sekali lagi melihat wajah Alicia. Alicia memandang wajahnya balik. Wajahnya keriputnya sarat kekecewaan. "Setelah semua persiapan ini, pada akhirnya engkau menolak kami. Aku mungkin terlalu jahat kepadamu waktu itu …." Mata sang patriak yang tenggelam dalam kerutan sekonyong-konyong menusuk Alicia. Ia terdorong dengan sendirinya!

"… Atau," lanjut Alasdair lagi, "Aku terlalu baik kepadamu, untuk membiarkanmu hidup."

Tatapan itu berlangsung sesaat saja, sebelum ia kembali melanjutkan kepada kerabatnya yang lain, "Pesta sudah selesai. Kurasa …. Kurasa aku akan kembali ke kamar dan beristirahat. Kembalilah ke kediaman masing-masing," katanya sambil meninggalkan kursi.

Alasdair berjalan melewati sang cucu begitu saja tanpa melayangkan tatapan atau kalimat pamit. Penyihir tua dengan kewingitannya menghilang dalam lorong kegelapan. Sebuah akhir yang buruk. Alicia sudah memperkirakan ini, namun mengapa Ilahi begitu jahat untuknya, ia tetap tidak bisa bersiap dengan kemasygulan yang menghantam batin!

Alicia melihat kerabat yang lain tidak bergerak satu jengkalpun dari posisi mereka. Mereka enggan untuk keluar bersama pengkhianat keluarga.

"Alicia, apa-apaan itu tadi?" suara Penelope mengudara memecah sunyi sesaat. "Kau seharusnya tidak perlu begitu keras kepada kakekmu. Kepada kami semua! Apa kau lupa, Crimsonmane memang ditakdirkan sebagai kuda penggerak kehendak Ilahi? Mengapa kamu melihat kami sebagai sekumpulan penyihir rakus berpikiran sempit?"

Alicia yang polos dengan mudahnya merasa tidak enak. "Ma-maafkan aku. Aku—"

"Jangan minta maaf kepadaku," tukas Penelope. "Kamu harus memikirkan ini matang-matang, lalu kembali untuk memohon maaf kepada kakek."

Ulysses menerobos kerumunan kuda merah lalu berjalan ke depan mereka. "Tidak perlu minta maaf." Ia mengeluarkan tongkatnya, "Biar kami semua yang merengut bola itu."

"Jangan coba-coba!" Donar langsung menarik sang gadis ke belakang dan menodongkan tongkatnya pula.

Penelope memohon suaminya untuk menahan serangan babi buta dari pihak Ulysses. Suaminya menyanggupi. Sebagian besar kelompok Penelope sudah meletakkan tongkat rantingnya ke kepala Ulysses dan para penyihir yang lain.

"Jangan bertindak bodoh, Ulysses!" kata Penelope. "Tidak boleh ada pertumpahan darah di tempat ini!"

"Bodoh amat! Biarpun Kekaisaran Abadi mengejar kita karena pembunuhan, tidak masalah selama Arcane ada di tangan kita!"

"Kalau gadis itu mati, tidak ada yang bisa menyelamatkan kita dari apapun. Tidak ada satupun dari kita yang terpilih oleh Arcane!"

Semua kepala semakin panas. Ulysses menurunkan tongkat perlahan dan meludah ke lantai, tempat di hadapan Donar.

"Kenapa kau masih di sini?" Florence Crimsonmane, istri Ulysses berteriak kepada mereka. "Kembalilah ke sarang Magisterium-mu. Tidak ada gunanya dirimu berada di rumah Crimsonmane lagi, pengkhianat!"

"Ayo, cepat pergi! Jangan membuang waktuku menunggu kalian untuk keluar dari villa ini. Aku mau pulang juga!" seru kerabat yang lain.

Ulysses yang membelakangi keluarga Donar, menolehkan lehernya sedikit dan berhenti. "Selalu ada cara untuk menggunakan Arcane tanpa bocah ingusan sepertimu, Alicia. Berterima kasihlah kepada mereka yang kasihan kepadamu. Kuharap kau tidak menyia-nyiakan kesempatan ketiga ini dengan otak dengkulmu!"

Donar memegang pundak putrinya. "Ayo kita pulang, putriku."

Alicia yang murung menahan erat tangan sang papa, dan berbalik meninggalkan keluarga besar Crimsonmane di ruang pertemuan.

Ketika mereka sekeluarga menuju pintu keluar, mereka berjumpa kembali dengan Whucksmire.

"Pesta sudah selesai?" tanyanya, "Saya melihat Tuan Alasdair menuju kamarnya dengan 𝘮𝘶𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨—berdasarkan istilah kalian." Kepala pelayan itu tertawa. "Mungkin beliau hanyak terlihat lelah."

"Ya, pesta yang melelahkan, Whucksmire. Kami juga akan pulang. Selamat malam," balas Donar.

"Tentu saja, Tuan Donar, Tuan Leith, dan Nona Alicia. Aku sangat mengharapkan kedatangan kalian selanjutnya, terutama untuk Nona Alicia, saya ingin mendengar kisah hidupnya akhir-akhir ini." Whucksmire mengeluarkan sengiran tua tulusnya.

Tentu saja dia sama sekali tidak tahu apa yang barusan terjadi. Donar tidak mengeluarkan sepatah katapun, namun Alicia tidak mau meninggalkan Whucksmire dengan jawaban menggantung apalagi janji palsu.

Alicia berbalik dan memeluk erat sang kepala pelayan.

"NONA ALICIA! Nona tidak perlu sampai sebegitunya. Nona bisa menemui saya tiap waktu mulai sekarang, bukan?"

"Aku tidak akan pernah kembali ke sini, Whucksmire," jawab Alicia datar. Whucksmire dapat melihat mata sang gadis yang lembab di balik kacamata bulatnya, mata yang sama ia pandangi sepuluh tahun lalu saat Alicia kecil meninggalkan villa Crimsonmane. "Terima kasih sudah menjadi salah satu kenangan baik di rumah ini sampai sekarang. Jaga dirimu baik-baik."

Alicia melepaskan pelukannya, berjalan keluar, dan lenyap dalam dekapan kereta mesin menuju pendaran melankolis Eidyn yang kekuningan.

Whucksmire memandang kekosongan di balik sepasang pintu lebar yang menganga. Ia kehilangan kemampuan puitis untuk majikan kesayangannya. []