Suara napas Wilma Herdian terdengar jelas di telinga Andi Nugraha yang duduk di seberangnya. Matanya yang awalnya penuh harapan kini dipenuhi kecemasan yang tak terbendung. Ponsel di tangannya masih terhubung, tapi suara William Lee tak lagi terdengar. Wilma Herdian merasa jantungnya berdegup kencang, seolah-olah waktu berhenti hanya untuk memperdengarkan ketukan yang menggema di kepalanya.
"Will?" suaranya bergetar lagi, kali ini lebih panik, namun yang dijawab hanyalah keheningan yang makin mengerikan.
Andi Nugraha, yang tadinya tenang, kini mencondongkan tubuh ke depan, meraih ponsel Wilma Herdian dengan tangan gemetar. Ketegangan di ruangan itu begitu tebal hingga napas mereka berdua terdengar berat. Wilma Herdian tak sanggup melepaskan genggaman ponselnya, namun Andi Nugraha menyentuhnya dengan lembut.
"Biarkan aku coba, Wilma. Kita cari tahu apa yang terjadi," katanya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください