Pintu terbuka perlahan, suara engsel yang berkarat mengiris keheningan. Wilma menahan napas, matanya terpaku pada celah pintu yang semakin melebar. Seorang pria bertubuh besar muncul, mengenakan jaket kulit hitam dengan wajah keras seperti baja. Ia menoleh ke kanan dan kiri sebelum kembali ke dalam, tanpa menyadari keberadaan mereka.
Bima melirik Wilma, memberi isyarat agar tetap di tempat. Langkah-langkah pria itu menghilang ke dalam ruangan, disertai bunyi percakapan samar yang terdengar seperti diskusi serius. Tanpa membuang waktu, Bima menggerakkan tubuhnya dengan lincah, mendekati pintu yang setengah terbuka.
Wilma merasakan tangannya gemetar saat melihat Bima mengintip ke dalam. Beberapa detik berlalu sebelum ia kembali mundur perlahan dan berbisik kepadanya.
"Dia di dalam. Dua orang menjaganya. Kita harus cari cara untuk mengejutkan mereka," katanya, tatapan tegas tertuju pada Wilma dan Andi. "Wilma, kau tetap di sini. Andi, kau ikut aku."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com