-POV Reza-
Nayla benar-benar mencurigakan sekali. Entah kenapa saya sangat yakin, dia sudah ingat sesuatu. Namun, dia terus saja berkilah, dan mengatakan kalau ia tak paham dengan maksud ucapan saya barusan.
Dia mengalihkan pembicaraan dengan merengek-rengek meminta pergi ke tempat Aira. Saya akan turuti. Mana tahu, saat bersama Aira ia kelepasan akan ingatannya itu.
Kami sudah sampai di apartemen Aira. Seperti biasa saya selalu didampingi oleh Arya, sedangkan Setyo menunggu di mobil.
Nayla tampak sudah tidak sabar rasanya sampai di depan pintu apartemen Aira. Saya hanya mengikuti saja.
Bel itu dipencet berkali-kali, hingga akhirnya pintu pun dibuka oleh pemiliknya. Tampak wajah pucat Aira di balik pintu itu. Matanya bengkak, seperti habis menangis seharian.
Nayla seketika memeluk Aira. "Ra, loe kenapa?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください