-POV Nayla-
Duh, giler banget, kemaren gue ngamuk-ngamuk nggak jelas sama Reza. Nggak enak banget perasaan gue.
"Nayla, apa mau bawa bekal nggak? Sekalian aja Ibu bungkusin empat." Ibu teriak dari dapur, sementara gue udah duduk manis di teras, nunggu pangeran tamvan jemput.
"Kok empat, Bu?" Gue bingung, biasanya satu.
"Kan ada Reza, sama dua pengawalnya."
Lha iya, lupa. "Ya udah, boleh deh, Bu. Kasian si Bos, makannya nggak sehat terus. Kapan lagi makan rumahan." Nggak apa-apalah, entar kalo pun keluar, 'kan bisa makan di mana aja.
Mereka pasti pada suka. Masakan Ibu ngalahin yang ada di restoran yang biasa mereka jabanin.
"Nay, ini cemilannya, Ibu kotakkin rada banyak, ya. Bisa bagi-bagi, kasih Airani juga. Kasihan dia." Ibu masih teriak-teriak dari dapur.
Waduh, Airani. Ibu mudah banget sih dikibulin. "Iya, Bu." Ya dahlah, entar gue kasih Aira aja. Kasian dia, udah cukup lama gue musuhin.
Antara lihat HP, mobil mewah pangeran tamvan gue datang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com