“Ma, kunci motor mana dah? Intan mau berangkat, nih!” Aku masih mengubek-ubek laci nakas. Tempat biasa aku menaruh kunci motor dan yang lainnya.
“Loh, emang Papa belum bilang sama kamu?”
Eh?
“Bilang apa?” Aku seketika menghentikan kegiatanku dan menoleh ke arah Mama dengan bingung.
“Kalau mulai hari ini, kamu akan diantar jemput Nak Dika.”
“Hah? Kok gitu, sih, Ma?”
“Ya ‘kan kalian bentar lagi nikah. Jadi ... Papa cuma mau kamu mulai terbiasa dengan Nak Dika.”
Kali ini Papa menimpali, yang baru saja turun dari lantai atas. Entah tadi sedang ngapain?
“Loh, tapi jadwal kuliah Intan nggak jelas, Pa. Kalau misalnya Intan kena jam siang gimana? Lagian kalau masuk pagi juga pasti pulangnya nggak sama. Pak Dika sore. Intan kadang siang udah pulang. Masa Intan harus nungguin dijemput Pak Dika?” protesku tak terima karena bagiku ini terlalu berlebihan.
Terang saja, aku nggak mungkin ngikutin jadwal harian Pak Dika ‘kan? Karena kami beda server.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください