webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · ファンタジー
レビュー数が足りません
377 Chs

CH.76 Hari Pertama

Malam itu aku menikmati waktuku untuk makan malam yang tadi sudah kubeli dan tidur. Sudah lama aku tidak tidur di tempat tidur yang asli bukan buatanku dari kayu. Rasanya nyaman sekali sampai-sampai dalam waktu beberapa detik saja hari sudah berganti.

Pagi hari terasa berbeda karena keramaian di luar memenuhi gendang telingaku. Biasanya yang hanya dilengkapi oleh suara desiran angin dan kicauan burung, sekarang menjadi suara manusia yang sedikit berisik di luar. Kurasa aku harus membiasakan diri karena sudah 15 tahun aku hidup di wilayah yang tidak berisik seperti di kota.

"Aku harus melakukan misi yang kuambil dulu baru kembali untuk mengetahui informasi lain yang kubutuhkan." aku merapikan diri dan pergi mandi.

Aku kemarin sudah bertanya apa penginapan ini mempunyai kamar mandi, jadi aku setiap hari bisa mandi walau bukan kamar mandi dalam. Kalau dulu aku tidak perlu berhati-hati kalau sedang mandi, sekarang aku perlu berhati-hati dengan sangat ekstra. Kata pelayan penginapan ini kuncinya tidak punya kunci jadi siapa saja bisa masuk dengan tiba-tiba.

"Ternyata hidup di kota itu sangat tidak mudah ya? Mending tinggal di Heiyu atau di rumahku desa dulu." keluhan muncul dari mulutku saat sedang berjalan ke kamar mandi.

Kamarku berada di lantai 3 kamar 308, total lantai yang dipunyai bangunan ini adalah 5 lantai. Tiap lantai punya kamar mandinya masing-masing, dan tiap lantai juga punya sekitar 20 kamar. Jadi tiap pagi harus saling bergantian dan mengantri antara 20 orang itu laki atau perempuan.

"Fuuh, untungnya tidak ada yang mengantri." aku cukup beruntung bangun di pagi hari cukup awal.

Tanpa menunggu lebih lama dan juga agar tidak diserobot orang lain antrianku maka aku langsung masuk saja. Pagi itu aku merasakan kehangatan air yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Jujur saja air di alam jauh tergolong dalam suhu normal kisaran 30 derajat atau bahkan lebih dingin di angka 18 derajat.

"Air hangat yang tidak pernah kurasakan. Sekarang aku malah khawatir apakah kulitku akan rusak jika mandi dengan air hangat seperti ini."

Mungkin menurut orang lain suhu air 40 derajat untuk air tergolong masih hangat, tetapi buatku ini sedikit panas bukan hangat lagi. Karena aku tidak begitu tahan di suhu air sepanas ini aku hanya butuh waktu singkat untuk mandi.

Namun siapa sangka saat aku sedang ingin mengeringkan tubuh tiba-tiba pintu itu terbuka dan tampaklah di hadapanku beberapa orang yang sedang mengantri. Siapa yang berkata aku tidak akan teriak? Aku akan tampar sini pipinya.

"Kyaaa!" aku segera menuju pintu itu dan menutup pintunya dengan cepat.

Hah~ hari yang sial sekali. Di pagi hari seperti ini saja sudah dihidangkan masalah begini. Aku heran apakah pintu itu memang sengaja terbuka atau kebetulan. Sudahlah untuk kali ini aku diamkan saja dulu, takutku itu memang sebuah kebetulan.

Sudah tahu ada kejadian seperti itu, pastinya aku langsung bergegas menyelesaikan mengeringkan tubuhku dan memakai pakaianku. Ah kutambah satu hal yang harus kulakukan hari ini, pakaianku semua adalah jahitanku sendiri jadi aku harus membeli pakaian di toko pakaian nanti. Ngomong-ngomong model pakaian yang aku buat untuk diriku sendiri adalah model yang ada di dunia lain yang kudapat dari memori Lucifer dan Sin.

"Huh, mending aku cepat pergi saja deh."

Tanpa memperhatikan sekitarku dan orang yang melihat ketika aku sedang mengeringkan tubuhku, aku langsung saja keluar dari kamar mandi dan pergi ke kamarku. Tidak ada orang yang tidak kaget dalam keadaan seperti itu, dan mata semuanya yang tadi melihatku tertuju kepadaku saat aku sedang berjalan menjauh. Jangan katakan aku salah, aku bisa merasakan tatapan mereka.

Ketika aku sudah kembali ke kamarku, aku membereskan sedikit barangku dan turun ke lantai satu untuk menyantap makan pagiku. Biasanya yang aku makan dari hasil buruan sendiri, sekarang makan dari buatan orang lain yang bukan mamaku sendiri.

"Selamat pagi nona Miyazouri. Apakah makan pagimu ingin dihidangkan sekarang?" ketika aku sedang turun dari lantai 2 ke lantai 1, aku sudah disambut ramah.

"Oh tentu saja, terima kasih." aku mengambil posisi tempat duduk di salah satu meja yang bisa ditempati oleh 4 orang.

Sambil menunggu, aku melihat-lihat sekitar. Kemarin aku tidak terlalu memperhatikan karena tempat ini sangat ramai dengan orang. Aku yang tidak terbiasa dengan keramaian mending menghindari saja daripada secara tidak sengaja membuat masalah.

Setelah menunggu kira-kira 5 menit, pelayan yang sama ketika menyambutku kemarin datang menghidangkan dua macam makanan. Yang satu adalah sebuah sup yang aku tidak ketahui bahannya dari apa, dan yang satunya lagi ada setengah ketul roti.

"Ini makan pagi untuk hari ini nona Miyazouri, selamat menikmati."

Sebenarnya aku ingin sedikit bertanya kepada pelayan itu, tetapi aku urungkan saja niatku. Makanan itu cukup sedap, aku bisa merasakan rasa rempah-rempah yang jauh lebih lemah rasanya dibanding dengan rasa rempah yang ada di hutan Heiyu. Mungkin kalau aku menjual tumbuhan rempah yang ada di Heiyu akan laku mungkin.

Aku tidak menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan makan pagiku itu, jadi aku langsung saja menuju tempat di mana aku bisa memburu Horaino. Katanya ada di sebelah utara laut luar dari kota ini. Sedikit jauh, tetapi bukanlah masalah untukku. Jadi aku mengambil langkahku untuk menuju tempat yang dikatakan itu.

Oh ya katanya hutan kematian yang kusebut dengan Heiyu itu tempat yang tergolong mempunyai monster yang kuat. Orang yang berada di tingkat C ke atas saja yang bisa masuk ke hutan itu untuk melakukan misi dan berburu di situ. Itu pun masih dibatasi seberapa jauh tiap orang bisa masuk ke dalamnya. Karena semakin dalam semakin banyak monster yang sulit ditangani oleh seorang diri saja. Jangan tanya diriku, tentu saja monster-monster itulah yang sudah menjadi penjagaku sekarang ini. Ah aku lupa memberi mereka makan dari kemarin.

"Aku harus cepat dan membuatkan mereka makan, takutnya mereka akan jadi lepas kendali dan malah memakan hal yang lain."

Kira-kira ada waktu sekitar 40 menit untuk sampai di wilayah yang disebut itu untuk berburu Horaino. Ternyata populasi monster ini tempat ini cukup banyak, tetapi dibanding Heiyu mungkin hanya sepertiga atau bahkan seperempatnya. Monster-monster ini juga cenderung lebih lemah, memang wilayah untuk pemula.

"Hmm, aku rasa membunuh empat Horaino kurang untukku, aku harus berburu yang lain nanti."

Mungkin karena aku sudah sangat ingin berburu aku bahkan memakan waktu 1 jam penuh untuk berburu. Hasil buruanku? Ada 4 kelinci yang bukan monster dan sedang kuolah untuk jadi makanan empat monster penjagaku itu, 10 Horaino, dan 4 Suureig. Oh ya Surreig adalah serigala rumput, jumlahnya cukup banyak.

"Hasil buruanku benar-benar tercatat di kartu identitasku. Oh tidak aku tidak mengetahui bahwa kartu ini juga mencatat kill count untuk buruanku!" satu hal fatal aku lakukan secara tidak sengaja.

Setelah berburu begitu lama dan selesai aku baru menyadari bahwa kenapa misi yang diambil bisa mengkonfirmasi misi itu berhasil atau tidak, ternyata prinsip yang dipakai adalah menghitung kill count. Semua monster yang berhasil kubunuh akan tercatat ke dalam kartu identitas itu.

"Hah~ aku sudah duga pasti ada kesalahan tidak sengaja yang aku perbuat." walau sudah terlambat aku tetap berpikir positif saja.

Menunggu empat monster penjagaku itu selesai makan, aku sekalian berburu monster yang lain aja. Sudah terlanjur ya sekalian aja. Akhirnya aku beneran terlalu jauh dari batas seharusnya. 30 Horaino, 16 Surreig, 6 Haifur, dan 3 Jiid itu semua total buruanku sekarang. Jiid adalah monster tingkat 3 sama seperti Haifur yang seharusnya dibunuh oleh seorang yang sudah berada di tingkat D atau C. Aku seperti kurang menahan diri ya?

"Dan setelah itu penyimpananku semakin lama semakin menumpuk. Bahkan tidak usah mengeluarkannya, aku bisa merasakan begitu banyaknya barang yang tersimpan di kalungku ini." semua hasil buruanku dan barang-barangku ada di kalungku ini.

Sudah terlalu lama menghabiskan waktu untuk berburu aku langsung saja kembali ke dalam kota dan menuju ke Meteose Guild saja. Aku perlu uang sekarang untuk bisa makan siang dan belanja pakaian baru. Kalau tidak punya uang di kota sebesar ini pasti akan sulit.

Setelah lewat beberapa saat aku mulai menyadari ada yang salah lagi. Aku sekarang mengerti kenapa dari kemarin pandangan banyak orang dilayangkan ke diriku. Pakaian yang kupakai begitu aneh. Bukan aneh dalam hal negatif, tetapi karena pakaian ini adalah pakaian yang belum pernah dilihat oleh banyak orang. Pakaian ini adalah model dari dunia lain bukan?

"Meteose Guild dan toko pakaian, setelah itu perpustakaan." aku bergumam untuk mengingat tujuanku sambil menghiraukan tatapan itu.

Karena jauhnya jarak yang harus kutempuh, akhirnya membutuhkan waktu lagi untuk sampai ke Guild. Sesampainya di Guild pun aku langsung menuju konter tempat waktu itu. Benar apa yang sudah kupikirkan dari tadi, yang menjaga sama seperti kemarin, Guineiru Fushi.

"Guineiru-san aku kembali."

"Ah anggota baru Miyazouri-san. Apakah nona sudah menyelesaikan misinya?"

"Ya, ini kartunya."

Aku menyerahkan kedua kartu karena dua-duanya diperlukan. Satunya buat mengecek misi yang sudah selesai dan yang lain untuk mengidentifikasi diri. Ketika pelayan itu mengecek reaksi yang dilakukannya sesuai dengan dugaanku.

"Tu-tunggu, nona Miyazouri, apakah ini benar kartumu?" Guineiru itu terkejut dengan sangat sampai ucapannya tersendat.

"Hmm? Bukankah namaku tercantum di situ?"

Walau kelihatannya aku melakukan kesalahan dengan berburu begitu banyak monster, tetapi entah kenapa aku tidak bisa menahan rasa ingin tertawaku melihat reaksi penjaga konter itu. Kurasa lain kali aku akan melakukan hal yang sama, pasti dimaklumi.

"Be-benar sih… tetapi di kartu anggotamu ini tercantum begitu banyak monster yang diburu, bahkan monster tingkat 3…."

"Oh soal itu memang benar sih, ada masalahkah?"

"A-ah tidak, tolong tu-tunggu sebentar aku proseskan."

Tentu saja dia terkejut karena jumlah monster yang kuburu begitu banyak. Kurasa di kota ini aku tidak akan cepat bosan. Tunggu saja apa lagi hal yang akan terjadi ke depannya.