Arul melangkah cepat ke motornya. sampai Dito harus berlari-lari kecil mengejar langkah kaki sahabatnya yang panjang-panjang. memang dibandingkan Arul, Dito itu lebih pendek hanya 155cm aja tingginya, wajar saja jika dia harus berlari mengejar langkah pnjang Arul.
" woy....tunggu gue dong. " Dito mulai kesal dengan sahabatnya.
"ups...sori gue lupa kalo ngajak lo. gue keasyikan pengin segera ketempat Risya ngapel. " jawab Arul
" sialan lo rul. habis manis sepah dibuang dong gue."
" sori...sori...gue lupa. " Arul merangkul pundak Dito tanda dia menyesali perbuatannya. Dito malah menyingkirkan tangan Arul dari pundaknya.
" lepasin gue. jijay gue di peluk sama lo. emang gue cowo cakep apaan. "
" hahahaa...sialan lo. harusnya lo bersyukur dipeluk cowo cakep kaya gue. " ledek Arul.
" ih...na*** gue. mau lo cakep kaya Arjuna juga gue ogah dipeluk cowok. " kata Dito sambil bergidik jijik.
" hahaha... " Arul tertawa lepas. suasana hatinya begitu bahagia sekarang. Satu-satunya yang ingin dilakukannya sekarang adalah menemui Risya kekasihnya.
*******
Malam minggu ini Risya mendapat telpon dari Rendi teman SMA nya dulu yang kuliah di UGM. kebetulan minggu ini Dia pulang dan mengajak Risya jalan. Rendi memang sahabat Risya sejak SMA. Rendi anak orang kaya yang kadang membuat Risya sedikit malu dekat dengannya. Risya sendiri bukanlah anak orang kaya. rumah yang ditempati saat ini juga rumah tua milik neneknya yang sudah seumuran dengan ayahnya. bahkan lebih tua. sudah hampir 50 th usia rumah tua yang udah mulai rusak disana-sini. sementara Rendi ayahnya bekerja sebagai Manager PT. Pertamina dan ibunya menjalankan bisnis rekanan / suplier dan kontraktor yang lumayan ternama di kotanya. Sejak SMA saja Rendi selalu berangkat sekolah menggunakan Mobil yang selalu di Parkir di tempat Yogi karena rumah Yogi yang dekat dengan sekolah kami.
☎ kriiing.....kriiing
📞 " Hallo....Assallamuallaikum. " sapa Risya ramah.
📞 " waallaikumsalam Risya. apa kabar lo?" tanya Rendi di seberang telepon
📞" Rendi ?? " tanya Risya terkejut
📞" Emang lo kira siapa? kangen kan lo sama gue ?" ledek Rendi
📞 " Iih...sembarangan.lo lagi dimana nih?"
📞" Gue lagi libur semester nih. BT dirumah makannya telpon lo. jalan yuk??"
📞" kemana? males gue. "
📞" eh...gue tau lo jomblo. makannya gue ajakin lo jalan. itung-itung gue beramallah." ledek Rendi lagi.
📞" Sialan lo Ren.lo pikir gue nggak laku apa?"
📞" hahahaha.... masih aja lo sensi deh. lo tunggu dirumah gue ke tempat lo."
📞" eh....tunggu...siapa yang ngijinin lo ke tempat gue? "
📞 " kenapa emang ? lo mau kemana? jangan bilang lo mau jalan sama pacar lo ya? gue masih yakin lo belum punya pacar. "
📞" enak aja. gue dah punya pacar tau. "
📞" Oh...ya??? gue ga percaya !! emang ada cowok yang mau sama cewek jadi-jadian kaya lo.hahahaha..."
📞" sialan lo ngatain gue. pokoknya gue mau pergi. "
📞" gue nggak peduli lo mau pergi yang jelas gue mau ketempat lo. gue penasaran pacar lo kaya apa? jangan-jangan dia itu item, pendek,gendut,kriting, idup lagi.hahahhah..." ledek Rendi lagi
📞" Lo tu yach...huft....nyebelin...ngeseliiiin.awas aja kalo lo datang gue bejek..bejek...jadi berkedel lo nanti.
📞" hahhahaah....." Rendi tertawa bahagia karena bisa membuat sahabatnya marah dan kesal padanya. dan tanpa salam dia langsung menutup telponnya membuat Risya tambah geram aja. walaupun dalam hati Risya berterima kasih pada Rendi karena dia bisa sesaat melupakan Arul dan tersenyum dengan tingkah Rendi. setidaknya malam minggunya nggak sepi lagi.
Tidak berapa lama kemudian suara mobil Rendi terdengar di depan rumah Risya. Risya segera beranjak ke depan untuk menyambut kedatangan Rendi.
" hai Ris...ya. " kata-kata Rendi terputus ketika melihat seorang gadis cantik berbalut busana muslim berwarna pink dan hijab berwarna pink. terlihat begitu bagus di kulit Risya yang putih. membuat Rendi sampe melongo dibuatnya. " sial..kenapa Dia berubah jadi cantik banget gitu pake hijab. " batin Rendi
" Assallamuallaikum..." balas Risya menarik kembali Rendi pada kenyataan.
" eh...iya...assallamuallaikum. maaf lupa. " kata Rendi sambil garuk-garuk keala yang tidak gatal.
" waallaikumsalam. apa kabar Ren ? " tanya Risya
" Alhamdulillah sehat. ini aku bawakan martabak kesukaan kamu." jawab Rendi
" Wah enak nih. tau aja kamu kalo aku lagi pingin martabak. " seru Risya dan akan mengambil martabak dari tangan Rendi tapi malang Risya malah menginjak batu lumayan besar hingga tubuhnya menjadi tidak seimbang dan hampir jatuh. untung Rendi sigap meraih pinggang ramping Risya hingga tubuh Risya condong ke belakang dan tubuh Rendi justru condong ke depan menahan tubuh Risya mereka jadi sangat berdekatan. Sesaat mereka terpaku. Pemandangan yang begitu Romantis itu membuat Arul yang melihat dari depan jalan rumah Risya menjadi sakit hati. kecemburuan terlihat jelas dimatanya. kebahagiaan yang dia bawa untuk disampaikan kepada Risya pupus sudah. melihat Rendi yang begitu dekat dengan Risya apalagi Rendi yang anak kuliahan dan bermobil membuat nyali Arul menciut. apalagi status mereka bukan lagi seorang pacar. jadi Risya berhak dekat dengan siapapun. pikir Arul. Arul tidak ingin melihat pemandangan itu terlalu lama. dia tidak akan kuat melihat wanita yang paling dicintainya berada dalam pelukan lelaki lain. apapun alasannya. Arul memacu sepeda motornya dengan sangat cepat, emosinya tidak mampu lagi dikendalikan. Hal itu membuat Dito yang masih nempel di jok belakang menjadi ketakutan.
" Rul....pe...lan...pe...lan...dong. gue nggak mau ma..ti..mu..da...gue...be..lum...ka...win.." teriak Dito terbata-bata.
Arul yang mendengar celotehan Dito jadi sedikit terhibur. Dia tersenyum walau hatinya masih terbakar api cemburu. Arul menghentikan sepeda motornya di sebuah Mall dikampungnya.itu adalah supermarket terbesar di kampungnya. walaupun tidak bisa dibandingkan dengan mall-mall di Jakarta atau kota-kota besar lainnya, namun untuk sekelas kampung Risya yang kecil Mall tersebut sudah lumayan bagus dan komplit.
Arul melangkahkan kaki di Cafetaria Mall. Dia melangkah dengan tampang yang sungguh menyeramkan wajah tampannya terlihat sangat kusut. Dito yang tergopoh-gopoh berusaha mengikuti langkah Arul yang panjang. Dito sangat memahami perasaan hati sahabatnya itu. Dito tau kalo Arul sedang cemburu berat.apalagi yang Dito tau Arul belum pernah jatuh cinta pada siapapun. walaupun Arul terkenal Playboy di sekolah dulu dan sering gonta-ganti pacar tapi Dito belum pernah melihat Arul begitu bahagia saat dia tau tidak jadi bertunangan dengan Neli dan melihat Arul begitu cemburu melihat Risya tadi.
Dito memang sangat penasaran dengan Risya, sehingga Dia ngotot mau ikut Arul ngapel ke tempat Risya. Dan setelah tadi melihat Risya dari jauh. Dito berpikir bahwa pilihan sahabatnya itu tidak salah. Risya memang gadis yang cantik, dan terlihat sangat sopan dan anggun dengan busana muslimnya.