Dengan hati-hati Dia mengetuk kamar 509. semakin lama dia menjadi semakin takut, dadanya bergemuruh menahan rasa marah dan sakit di hatinya, sementara tangannya gemetaran mengetuk pintu kamar hotel. Tidak lama, seorang wanita muncul di balik pintu dengan hanya menggunakan piyama tidur yang tipis dan sangat menggoda.
" Bu Dela..." Risya terkejut melihat sosok wanita di depannya. Siapa yag tidak tau Dela manager marketing yang sangat seksi dan selalu memenangkan setiap tender yang ditangganinya. walaupun kabar miring yang beredar dia sering menggunakan pesonannya dan tubuhnya dalam memenangkan tender. laki-laki mana yang tidak tergoda dengan cewek seksi ini. dan Di sekarang bersama Arul. Airmata Risya menetes dipipinya.
" Oh...ternyata kamu Risya istri Arul? Kapan kalian menikah? andai Mr. Tang tau. pasti promosi Arul akan dibatalkan dengan segera. bagaimana mungkin dia mengijinkan suami istri mendapatkn promosi dua2nya. Oh ya sampe lupa, masuklah Arul sedang tidur sekarang. " Dela berbicara seolah tidak ada hal yang menyakitkan yang dia lakukan dan semua biasa saja. Risya melangkah tanpa mampu berkata-kata. Dia masuk ke kamar hotel yang lumayan besar. di lihatnya wajah tampan suaminya tengah terlelap di ranjang super king dengan bertelanjang dada. Risya hanya mampu menutup mulutnya agar tidak berteriak. apalagi melihat banyak sekali kissmark di sekujur tubuh Arul. Seketika hatinya hancur berkeping-keping. Airmatanya telah mengalir deras.
" kenapa....kenapa... kamu lakukan ini mas?" ucap Risya lirih seperti pada dirinya sendiri. tubuhnya bergetar hebat. Dela yang melihat itu jadi bergidik dibuatnya. Dan sesaat kemudian Risya berbalik dan menatap bu Dela dengan sorot mata yang sangat tajam.
" kamu menyukainya ? kamu ingin memilikinya? tanya Risya sambil mendekati Dela dengan tatapan yang sangat tajam. Dela mundur ketakutan melihat Risya yg dipenuhi amarah hingga tubuhnya menempel ke tembok hotel.
" Jawaab !!! " Risya berteriak kencang.
" em...tidak. mulanya aku hanya ingin bermain dengannya. tapi...setelah merasakan permainannya. aku rasa aku menyukainya. " Dela berusaha tenang dan menguasai dirinya di depan Risya. walupun sejujurnya dia merasa takut melihat ekspresi Risya.
" Plaaak." Risya tak bisa lagi menahan emosinya hingga Dia melayangkan pukulan yang sangat keras di pipi Dela hingga darah segar mengucur di sudut bibirnya.
" kamu....kamu...." Dela hendak membalas namun segera di cekal tangannya oleh Risya. Dela melihat mata Risya yang berkilat bagai kesetanan dan tubuhnya yang bergetar hebat tanda bahwa dia sedang emosi membuatnya begitu takut dan tidak jadi membalas tamparan Risya.
" aku berikan dia padamu. dan katakan padanya jika dia bangun. bahwa Risya tidak akan menganggap dia sebagai suaminya lagi. Dan berikan ini padanya. " Risya mengambil surat nikah sirinya dengan Arul yang selalu dibawanya di tas kecil miliknya. Dia merobek-robek surat itu menjadi serpihan kecil dan memberikannya pada Dela. kemudian dia pergi dari kamar itu. Hatinya hancur sama hancurnya seperti kertas surat nikah siri yang telah dirobeknya. Dia melangkah dengan kosong menuju resepsionis mengambil barangnya.Dan pergi, namun sebelum pergi dia meminta kertas kepada resepsionis dan bolpoin. menuliskan sebuah surat untuk suaminya yang saat ini sudah menjadi mantan suaminya. dan meminta agar menyerahkan kepada laki-laki di kamar 509 beserta cincin pernikahan mereka. Risya pergi ke Bandara dengan hampa. dia berkali-kali terisak dalam perjalanan namun segera diusapnya. bayangan kebahagiaan bersama suaminya selama ini bagaikan sebuah slide film menari-nari dibenaknya membuatnya menangis tersedu-sedu di dalam taksi.Dia tidak menyangka suami yang begitu dicintainya ternyata mengkhianatinya. apa salahnya? apa karena selama ini suaminya tidak pernah diijinkan untuk berjima secara utuh dengannya. apa karena suaminya tidak puas dengan pelayanannya selama ini. hingga memilih Dela yang begitu agresif dan berani? tapi Risya tau kalo suaminya tulus. tidak mungkin hanya masalah sex dia mengkhianatinya. " tapi sekali playboys tetaplah playboys " ucapan papahnya terngiang di benaknya membuatnya semakin terisak. laki-laki yang dibelanya hingga dia dibuang dari keluarganya ternyata mengkhianatinya. kemana dia pergi sekarang. tetep ke Jepang dan akan bertemu Arul lagi? apa dia mampu bertemu dengan lelaki itu. pulang ke rumah dan menceritakan semua. pasti hanya akan memberi luka baru untuk orang tuannya. baru 1 minggu dia pulang dan mengagetkan kedua orang tuanya dengan pernikahan sirinya. apa dia akan pulang dan menceritakan pengkhianatan suaminya? tidak...itu tidak mungkin. cukup sekali dia menggores luka dihati kedua orang tuanya. Dia belum bisa membahagiakan mereka malah sudah menaruh luka dihati mereka berdua. " maafkan Risya mah, pah. " Risya kembali terisak. hingga supir taksi mengingatkannya bahwa dia sudah sampai di Bandara. Risya lalu keluar menuju ruang tunggu bandara. penerbangannya 11 malam. dan sekarang masih jam 9 malam. seharusnya malam ini dia akan diantar suaminya menghabiskan malam penuh kebahagiaan bersamanya. makan malam yang sudah dia siapkan dan kejutan untuk suami tercintanya semua hancur berantakan. sekarang Risya hanya bisa termenung di Ruang tunggu bandara menunggu jadwal penerbangan sambil termenung.
" Risyaaa...."
" Toni..."
" kamu mau kemana?"
" aku mau ke Jepang."
" wah...keren. liburan atau apa nih? tunggu...kamu menangis?"
" ah nggak kok. tugas kantor." Risya berusaha memalingkan mukanya agar toni tak mampu melihat tangis dimatanya.
" Risya...jangan bohong sama aku. ada apa?" Toni menarik lengan Risya agar Toni bisa melihat wajah Risya dengan jelas.
" ceritakan padaku. kita sahabat Risya sejak kecil kita bersahabat. kamu bisa mengandalkanku apapun masalahmu. " Toni berusaha meyakinkan Risya. namun Risya terlihat sangat tidak nyaman untuk bercerita.
" jam berapa penerbanganmu?"
" jam 11"
" ok masih ada 2 jam ayo ikut aku."
" kemana? "
" ke ruanganku"
Toni membawa Risya ke ruang kerjanya. Ruangan yag besar dan sangat mewah. Toni adalah teman sekaligus sahabat baik Risya waktu di sekolah dasar. walaupun usia mereka selisih 3 th.Toni duduk di kelas 4 dan Risya di kelas 1.namun mereka selalu bersama-sama.bahkan Toni selalu melindungi Risya seperti adiknya sendiri. dan sekarang Toni adalah Direktur pemasaran di Garuda Airline. Risya tidak punya pilihan lain dadanya sesak dia butuh teman untuk bicara. Risya akhirnya menceritakan semua yang terjadi.
" kamu yakin suamimu selingkuh Risya?"
" aku nggak yakin sih Ton. tapi mataku melihat sendiri Dia di Hotel bersama wanita itu. dia tidur bertelanjang dada. dan ranjangnya sangat berantakan. apa artinya itu Ton. "
" ya sudah. apa rencanamu sekarang? kamu mau kemana?"
" aku nggak tau Ton. aku bingung. "
" ya udah kamu istirahat di sini saja. kamu pasti belum makan kan?aku pesenin makan dulu ya. " Toni lalu menghubungi sekertarisnya dan minta dibawakan makanan.
" mana tiket kamu?"
" ini. tapi untuk apa?"
"aku yakin suamimu akan mencarimu kesini. aku akan merubah data kamu. biar dia nggak nyari kamu lagi. "
" kamu benar ton. saat ini aku nggak mungkin bertemu dengannya."