Sampai di Jakarta hari sudah malam. mereka langsung menuju ke kontrakan karena badan sudah sangat lelah. apalagi jalanan macet. Arul merebahkan tubuhnya di ranjang setelah mandi dan membersihkan diri.
Risya baru keluar dari kamar mandi dan masih memakai handuk mandinya.
" sayang, sini duduk... " sambil menepuk-nepuk tepi ranjang.
" ada apa mas?"
" lupa ya? tadi siapa yang bilang mau dilanjutin di kontrakan aja mesra-mesraannya."
" iih...kamu ya mas. " Risya memukul suaminya dengan bantal
" kenapa sayang? jangan bilang kamu mau ingkar janji ya. "
" maksudnya bukan hari ini mas. aku cape.lagian tadi pagi kita sudah melakukannya bahkan mas minta lebihkan."
" ihh...cantik masa sama suami sendiri pake perhitungan sih?" Arul mencubit gemas pipi Risya.
" bukan perhitungan sayangku. tapi aku cape banget nih mas. pijitin..." Risya malah merajuk manja.
" boleh tapi nggak gratis ya." jawab Arul
" ihh...sapa coba yang perhitungan sekarang? "
" habis istrinya mau pergi sih. "
" tapi nantikan mas nyusul seminggu lagikan mas.."
" jangankan seminggu sayang. 1 hari aja aku udah rindu. bahkan 1 jam aja aku kepikiran kamu terus. " Arul bicara sambil memijit bahu istrinya
" ihh..gombal..."
" beneran sayang. "
" Mas padahal aku takut naik pesawat sendirian mas. "
" kenapa takut ? "
" ya takut aja mas. apalagi kalo pas diatas kan serem."
" mas punya tips biar kamu nggak takut. "
" apaaa?"
" kamu bayangi mas ada disamping kamu, peluk kamu dan lindungin kamu.seperti ini. " Arul sudah memeluk istrinya dari belakang.
" kamu benar mas. aku pasti nggak akan takut lagi kalo tau kamu disamping aku."
" Mas akan selalu ada di samping kamu suka ataupun duka. ingat itu sayang. "
" iya mas. laper nih mas. makan yuk. "
" laper lagi? bukannya tadi udah makan."
" pingin martabak."
" ya udah mas beli ya. kamu mau ikut nggak. "
" ikuuut."
" huft...dasar manja. ayuh, kamu siap2 dulu sanah. mas pinjem motor mang Ali dulu ya. "
" ok sayang...muach..." Risya mencium pipi Arul. Arul adalah laki-laki yang sangat perhatian. tak pernah sekalipun dia tidak menuruti permintaan Risya, apapun yang membuat istrinya bahagia akan dilakukannya dengan senang hati. sekalipun badannya sangat cape. Mereka sangat menyukai berkendara motor di malam hari. Risya mendekap Arul dari belakang. dan bergelayut manja di bahu Arul, sementara Arul mengendarai motornya dengan senyum lebar karena sangat bahagia. kebahagiaan yang tidak pernah dirasakan saat dia kecil. karena tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Namun sekarang dia mendapatkannya dari istri tercintanya. sampai kapanpun Arul berjanji tidak akan melepaskan istrinya apapun yang terjadi.
*******
Hari ini Risya berangkat ke Jepang. Arul sangat sedih karena dia harus masuk sore beruntung Teguh mau diajak tukar shif hingga dia tidak harus membolos kerja. Arul nggak berani bolos karena dia nggak mau sampe promisinya dibatalkan jika dia bermalas-malasan. Hari ini dia akan pulang ke kontrakan dan membantu istrinya bersiap-siap dan melepas rindu sebelum mereka berpisah. Sedih bercampur bahagia perasaannya saat ini. Bel tanda berakhir shif berbunyi Arul langsung keluar dan pulang. sampai di parkiran dia di panggil oleh Bu Dela. manager pemasaran yang super seksi
" Rul, tunggu..."
" ada apa Bu dela? maaf saya lagi buru-buru nih. "
" bisa kamu tolong ibu. Ban mobil ibu bocor. bisa tolong kamu gantikan ? " tanya bu dela sambil tanganya menyentuh dada Arul. membuat Arul jadi risih. dan segera turun dari motornya agar urusan cepat kelar (pikirnya).
" oh ya bu...mari saya bantu. "
" jangan panggil ibu. panggil saja Dela. kan usia kita juga nggak terpaut jauh. "
" aduh..saya nggak berani bu. ibukan atasan saya. "
" ssst...Dela menyentuh bibir Arul dengan telunjuknya sementara tangan satunya berada di dada Arul. sebuah posisi yang sangat menggoda untuk seorang laki-laki. Arul juga laki-laki normal. bahkan dia sudah sering bersentuhan dengan istrinya. membuatnya seperti tersengat listrik namun dia sadar kalo dia sudah memiliki istri. body dela memang sangat menggoda. apalagi menggunakan pakaian kekurangan bahan seperti itu dan belahan dada yang begitu menggoda. namun Arul berusaha menjauh. dia sadar sebagai laki-laki dia sangat tergoda. namun dia memiliki istri yang begitu dicintainya dan sangat mencintainya. kalo hasratnya sedang tinggi, toh dia punya istri yang halal untuk berjima. tidak mau dia berzina.
" maaf..mana kunci mobilnya biar saya ambil ban serepnya. maaf saya sedang sangat buru-buru." Arul kemudian mundur dan menjauh dari sentuhan Dela.
Arul sangat buru-buru ketika mengganti Ban mobil bu Dela sampai tangannya tergores dongkrak.
"aaaaachh..." Darah mengucur dari tangan Arul . untung aja pekerjaannya udah kelar.
" kenapa rul...Aduh tangan kamu berdarah. ayoo kita ke rumah sakit. " dela segera memegang tangan Arul namun segera dilepaskan oleh Arul
" nggak usah bu. makasih. cuma luka kecil kok." jwab Arul dan mengeluarkan sapu tangan untuk segera membalut lukanya.
" Maaf ya rul aku jadi ngrepotin kamu. " ucap Dela sambil tangannya melap wajah Arul yng penuh dengan keringat. Arul segera mengambil tisu dari tangan Bu dela dan melap keringatnya sendiri.
" maaf saya bisa sendiri kok."
" awas kamu Rul, sombong banget jadi cowok untung cakep. kalo nggak males aku ngomong sama kamu " batin Dela.
" makasih ya Rul, kamu minum dulu nih.Kamu pasti haus kan." Dela menyerahkn 1 botol air mineral ke Arul.
" terima kasih." Arul lalu menghabiskan air mineral itu sampe habis.
" Saya permisi dulu. " Arul berpamitan dengan cara menganggukan kepalanya tanda hormat pada atasannya. Namun sebelum Arul sampai di sepeda motornya. Arul merasa pusing dan berkunang-kunang pandangannya.
" Rul, kamu nggak papa ? " tanya Dela sambil menyunggingkan sedikit senyuman.
" Arul tidak menjawab. namun jalannya semakin sempoyongan. untung Dela segera menangkap tubuh Arul dan memapahnya masuk ke dalam mobil. lalu dela memasangkan sabuk pengaman untuk Arul.
" Sekarang kamu akan menjadi milikku sayang." gumam Dela lirih.
*******
" Aduh mas Arul kemana sih kok belum pulang juga harusnya dia udah sampe rumah. tapi kok blm nyampe. nggak tau apa nanti malem aku akan pergi. emang nggak kangen apa. mau berjauhan sama aku. " Risya mondar mandir di teras rumah sambil ngedumel sendiri
" apa aku telp aja ya?" Risya lalu mengambil ponselnya dan segera menelpon suaminya.
"drrrrrrt....drrrrrt.." hanphone Arul berbunyi dan segera diambil oleh bu Dela.
" heh...Cintaku..." gumam Dela kesal melihat foto Risya yg sedang berpelukan mesra dengan Arul di Anyer.
Awalnya Dela tak menghiraukannya namun muncul ide untuk mengangkatnya.
" Haloo.." suara Dela dibuat seseksi mungkin agar Risya cemburu.
" ha...halo...assallamuallaikum. benar ini hp nya mas Arul? " tanya Risya sopan takut dia dalah memencet nomor orang lain.
" oh iya benar.." jawab Dela, suaranya di buat sedikit serak bahkan seperti mendesah.
" kok hp suami saya ada sama kamu ?" Risya mulai curiga. Dadanya terasa panas sekarang.
" ooh....aah....pelan...pelan sa...sayang. " suara Dela dibuat seseksi mungkin.
" ma..ma..af Arul lagi nggak bisa nggangkat telpon. " nafas Dela tersengal-sengal seperti sedang bercinta. tentu saja membuat Risya panas dingin.
" Dimana dia ?"
" aaah....ya...ini...nikmat.....Aruuul...klik" Hp dimatikan dari seberang panggilan
" hati Risya sangat sakit.air matanya sudah menetes deras bagaikan air terjun. rasanya dia tidak percaya dengan pendengarannya. tapi bagaimana bisa wanita itu memegang HP Arul kalo dia tidak sedang bersama Arul. apa yang terjadi. mungkinkan Arul berselingkuh? apa karena dirinya akan pergi ke Jepang?
"drrrrrt..drrrrt.." sms masuk ke HP Risya.
" kalo kamu mau tau dimana suamimu. Dia berada di Hotel Andara kamar 509.Oh...suamimu sangat hebat.Aku dibuatnya kewalahan. entah udah ronde ke berapa sekarang. tapi dia masih mau lagi. aku sangat terpuaskan."
SMS itu membuat Risya terbakar cemburu. bahkan akal sehatnya tidak bekerja. di ambil semua barang-barangnya dan segera menuju Hotel yang dimaksud.
Sampai di Lobby hotel langkahnya terhenti.ada kecemasan, rasa takut dan ingin tau yang besar saat ini. namun Dia juga terbakar rasa cemburu. bagaimana jika nanti apa yg dikatakan wanita tadi benar. dan Arul sedang bercinta dengan wanita lain? sanggupkah dia menerima semua itu. Risya tampak ragu. Dia lalu menuju ke Resepsionis menitipkan barang bawaannya dan menuju kamar yang dimaksud.
Dengan hati-hati Dia mengetuk kamar 509. semakin lama dia menjadi semakin takut, dadanya bergemuruh menahan rasa marah dan sakit di hatinya.