webnovel

Permulaan

Bumi sudah tua, kerapuhannya menyebabkan bencana longsor yang terjadi di mana-mana. Pemanasan global yang mencairkan es di kutub utara dan selatan, membuat beberapa pulau yang mayoritas didominasi dengan dataran rendah tenggelam ditelan oleh lautan. Gunung meletus saling bersusulan, meski menimbulkan kerusakan besar pemerintah masih bisa mengantisipasinya dengan berbagai upaya.

Mereka sebenarnya cemas, tapi tak merasakan gentar walau sedikitpun. Nyatanya masih ada bencana dengan kekuatan jauh lebih dahsyat yang akan datang menyapa penghuni bumi pada kisaran tahun 2500 Masehi. Para jenius menyebutnya dengan siklus hujan bola api.

Tanpa disadari, pemerintah dari berbagai penjuru dunia telah mengetahui kapan waktu pastinya hujan bola api tersebut akan kembali terjadi setelah berhasil meluluhlantahkan peradaban makhluk hidup pada zaman dinosaurus. Disamping itu merahasiakan serta menutupi kebenaran dari kabar tersebut menurut mereka adalah suatu keputusan yang terbaik. Menyebarkan segala macam berita hoax secara diam-diam, mereka berhasil menumbuhkan rasa ketidakpercayaan publik.

Bertahun-tahun, para jenius dan orang berbakat mempersiapkan sebuah kabin pesawat raksasa yang nantinya akan membawa mereka bersama dengan 20% orang pilihan melayang di semesta raya. 5% diantaranya para pemerintah yang bertanggungjawab, 5% lainnya kelompok manusia jenius, 5% para tentara, sementara 5% sisanya terdiri dari orang-orang berbakat. Dan ... aku adalah salah satu diantara mereka yang disebut dengan orang 'berbakat'.

"Regan!" Saat namaku disebut, aku langsung saja berlari mendekati keluarga chef untuk mengambil makanan bagianku.

Bukan sembarang chef, melainkan pemilik tangan emas yang mengerti cara mengolah berbagai bahan yang pantas dikonsumsi untuk mempertahankan hidup. Tingkat kekenyangan tak jadi masalah, perhitungannya bertumpu pada nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Bubur kacang almond adalah menu makanan hari ini.

Minumnya dengan air seni kita sendiri yang disaring dengan teknologi paling mutakhir yang mampu mematikan segala macam jenis virus dan bakteri.

"Hah ... Bubur kacang almond tidak akan membuatku kenyang. Padahal aku sudah bekerja keras seharian ini. Otakku dipaksa bekerja selama seharian penuh. Tidak bisakah mereka memberiku satu mangkuk lagi sebagai apresiasi!" Keluh salah seorang profesor langsung ditanggapi anak perempuan yang berdiri di samping chef dengan permintaan maaf.

"Kami benar-benar tidak bisa membuat porsinya lebih banyak lagi, Tuan. Tidak ada ruang untuk menampung lebih banyak makanan. Bubur ini dibuat dengan banyak pertimbangan untuk sekedar bertahan hidup. Kami menghargai usaha anda, jadi tolong hargai pula kerja keras kami." Pria dengan topi berlipat kemudian menimpali perkataan profesor disela waktu luangnya.

Profesor balas meminta maaf atas perkataan tidak sopannya. Kemudian memberitahu alasannya bisa bicara sembarangan karena terlalu depresi jauh dari anak-istrinya. Dia hanya ingin kembali ke bumi.

"Sayang sekali permohonannya hanya akan berakhir sia-sia. Presiden tidak akan mau mengambil risiko sebesar itu hanya untuk membawanya kembali ke planet yang sebentar lagi akan menjadi lautan api." Seorang pria paruh baya dengan otot yang hampir menutupi sebagian besar tubuhnya tiba-tiba mengajakku bicara. "... Kautahu, Nak. Sejujurnya aku juga sangat merindukan keluargaku. Tapi ... apa yang bisa kulakukan kalau mereka tidak memiliki bakat yang cukup sehingga presiden memilihnya untuk diangkut dalam kabin pesawat raksasa ini," lanjutnya bicara.

"Benar sekali .... Yang pasti bukankah tidak ada alasan untuk kita mengeluhkan semua yang telah terjadi. Kita bahkan tidak diperbolehkan memilih jalan mana yang ingin ditempuh. Semuanya juga rela mati asalkan bisa bersama dengan orang yang disayangi untuk terakhir kali. Sayangnya harapan mereka untuk melanjutkan peradaban manusia jatuh kepada kita 'orang beruntung yang terpilih'." Aku hanya bisa menunduk menanggapi penjelasan Profesor Dell yang telah kudengar untuk yang kesekian kali.

Beruntung ataupun tidak. Aku tidak peduli. Lagipun di dunia ini tak ada siapa pun yang kupunya, baik teman maupun keluarga. Tidak ada ....

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

annuna_myharzggcreators' thoughts