webnovel

OUR JOURNEY

Judul sebelumnya: Rumitnya Persahabatan [REVISI] Entah berapa lama lagi kita dapat bersama. Intinya, waktu yang aku habiskan bersama kalian sangat berharga bagiku. Selalu ada canda dan tawa serta duka di setiap perjalanan kita

Enjizoo44 · 若者
レビュー数が足りません
134 Chs

Bab 99

"Hah, gila, gila filmnya serem banget," kata Egi sambil mengatur napasnya.

"Udah selesai filmnya?" Tanya William yang datang bersama Nayara.

"Udah, tapi Gue gak lihat seluruh ceritanya. Kebanyakan tutup mata," jawab Christ.

"Lagian siapa suruh nonton film horor?" kata Saka.

"Yuk kita tidur, besok aja beresin ngantuk bre," kata Andrew lalu merebahkan tubuhnya asal.

"Yang cewek boleh tidur di kamar kakak Gue," kata Nayara.

"Selamat malam semua," kata Karin lalu masuk ke dalam kamar yang sebelumnya di tempati oleh Nathan dan Freya.

Sandrina dan Astrid langsung terlelap begitu masuk ke kamar.

"Cantik banget Kak Freya anjir," kata Gisel.

"Pantes Kak Nathan kepincut. Tapi denger-denger desa-desus tetangga, mereka gak akur loh dulu," kata Dita.

"Iya, Gue juga denger dari Kakak Gue. Mereka selalu duel mulu," kata Karin.

"Rin, kakak Lo kan sekolah di SMA Semesta nih. Ngapa Lu sekolah di SMA Galaxy?" Tanya Dita.

"Karena Gue mau sekolah sama Christ. Dan kata kakak Gue SMA Galaxy sama SMA Semesta satu yayasan gitu," jawab Karin dan diangguki Dita.

"Justin, adiknya William kan gitu juga. William sekolah di SMA Semesta, sedangkan Justin sekolah di SMA Galaxy."

"Itu mah emang Williamnya aja yang pingin satu sekolah sama Nayara. William pernah cerita ke Andrew," kata Dita sambil tertawa.

"Bucin dari sebelum pacaran yah mereka berdua. Btw Nayara gak tidur bareng kita?" Tanya Dita lagi.

"Dia gak suka tidur rame-rame, kalau lagi trip terus nginep di hotel Nayara, Kak Niko, sama Kak Nathan selalu mesen kamar sendiri-sendiri," jawab Karin.

"Berarti dia tidur sama William dong? Asik banget ihh Gue juga pingin bobo sama Andrew," kata Dita.

"Yaudah Gue juga sama. Tapi nanti pas pagi tiba-tiba kakak Gue dateng mampus deh Gue," kata Karin.

"Ngapain mampus? Emang Lo diapain sama kakak Lo?" Tanya Gisel.

"Gue gak dikasih berduaan sama Christ. Tapi kita berdua sering ngelanggar haha," kata Karin cengengesan.

"Gak patut dicontoh," ujar Dita sambil geleng-geleng kepala.

"Uwah ayo bobok buruan, Gue ngantuk," kata Gisel lalu merebahkan tubuhnya.

Ketiga gadis itu pun akhirnya tertidur. Sementara para laki-laki…..

"Gue mau tidur di sofa pokoknya titik!" kata Justin.

"Enak aja! Gue yang tidur di sofa!" teriak Christ.

"Gue!"

"Gue!"

"Udah udah! Main UNO aja buat mutusin siapa yang bakal tidur di sofa sama di atas karpet," usul Bastian.

"Nah gitu kek dari tadi! Mana kartunya buruan! Gue udah ngantuk nih," kata Christ.

"Semoga Gue menang," kata Egi dalam hati.

"Yang kalah yang tidur di sofa ya," kata Andrew dan membuat Egi kecewa.

Permainan berlangsung menegangkan, satu-persatu pemain gugur. Egi yang pertama kali menang, lalu disusul oleh Jesse, Saka, Bastian, dan yang terakhir Christ. Pemenang akhir adalah Justin dan Andrew.

"Yeay Gue menang!" Teriak Justin dan langsung di bekap oleh William yang sedari tadi ikut memerhatikan permainan mereka.

"Nayara udah bobok, jangan ribut!" ancam William.

"Yah, sialan Gue malah menang! Harusnya Gue berdo'a supaya Gue kalah tadi," kata Egi sambil mengguling-gulingkan badannya di karpet.

"Yaudah buruan deh tidur. Gue sih bodoamat mau tidur dimana aja sama," kata Andrew lalu tidur di sofa.

"Sama aja mata kakek Lo! Lo udah dapet di sofa makanya bilang gitu. Anjirlah," omel Saka.

"Will, sini tidur disebelah Gue," kata Justin.

"Sorry, Gue mau bobok sama Nayara," kata William dan mendapat cemoohan dari teman-temannya.

"Ihh Gue laporin Kak Nathan ya Lo," kata Bastian.

"Bodoamat, wlee," kata William lalu masuk ke kamar Nayara.

"Gue juga pingin kali bobok sama Dita," kata Andrew dengan wajah yang kesal.

"Buruan tidur!"

Setelah perdebatan panjang akhirnya semua laki-laki itu tidur pada pukul setengah empat pagi. Cuaca diluar juga sedang hujan badai di sertai petir.

Nayara terbangun karena suara hujan yang sangat bising. Disebelahnya, ada William yang masih terjaga karena memainkan handphonenya. Nayara berusaha mengambil air diatas nakas yang berada di sebelah William.

"Mau air?" Tanya William dan diangguki Nayara.

"Bising ya suara hujannya? Mau aku peluk gak biar lebih tenang?" Tanya William sambil memegang tangan Nayara. Nayara hanya menggelengkan kepalanya.

"Yaudah kalau gak mau tidur dong," kata William namun Nayara hanya menatap kosong ke sembarang arah.

"Hei, mikirin apa sih?" Tanya William sambil menepuk pelan pipi Nayara.

"Nggak kok," kata Nayara lalu kembali tidur dan memunggungi William.

"Perasaan tadi baik-baik aja deh. Kenapa sekarang kumat lagi astaga," kata William dalam hati.

William lalu merebahkan dirinya dan memeluk pinggang Nayara dari belakang. Membelai rambut gadis itu, lalu mengecup pundak Nayara.

"Sayang, jangan kaya gini dong. Aku kan bingung harus gimana," kata William pelan.

"Emang aku kenapa?" Tanya Nayara dan menoleh sedikit ke arah William.

"Kamu bengong-bengong gini aku jadi khawatir tahu. Kamu kenapa sih sebenernya, hmm?"

"Akhir-akhir ini aku ngerasa aku nih bukan diri aku yang biasanya. Maksudnya kaya beda aja gitu," kata Nayara

"Gitu ya? Lama-lama pasti kamu balik lagi ke diri kamu yang dulu," kata William sambil mengelus punggung Nayara.

Nayara lalu membalikkan badannya dan memeluk William erat. Sementara William menaruh satu tangannya di bawah leher Nayara dan tangan lainnya mengelus kepala Nayara.

"Sayang, Sayang, Sayang," panggil William dan membuat Nayara melihat ke atasnya.

"Kenapa?"

"Nggak cuma mau manggil bobo gih," kata William sambil tersenyum.

****

"Shh Shh Shh Shh," Freya masih terjaga karena harus menenangkan Tania yang jika tidak di gendong Freya akan bangun dan menangis. Sania sudah di pelukan Nathan dan aman-aman saja.

"Sayang Mama taruh ya, Mama ngantuk," kata Freya pelan.

"Howee... Howee...."

"Iya iya maaf sayang, Mama gendong yah," kata Freya sambil menimang-nimang Tania.

"Ma, Tania belum mau tidur?" Tanya Nathan.

"Apaan sih Nath? Udah di kasih tahu kan jangan manggil kaya gitu," bentak Freya.

"Kenapa sih emangnya cuma manggil doang 'kan?" kata Nathan yang masih setengah tidur.

"Ya aku gak terbiasa aja Nath, panggil sayang aja," kata Freya dengan mata yang sedikit terpejam.

"Sini aku yang coba gendong Tania, kamu duduk," kata Nathan. Nathan lalu mengambil alih Tania dan membiarkan Freya duduk sebentar.

"Kamu tidur aja, bentar lagi juga udah pagi. Aku masih bisa tidur nanti, kamu kan harus bantu Mbak Andra buat bikin sarapan. Tidur yah," kata Nathan lalu mengelus kepala Freya sambil menggendong Tania.

Pagi hari.....

Freya bangun dan langsung terkejut saat melihat Nathan bersandar di tembok sambil menggendong Tania.

"Ya ampun, sampe segitunya dia pingin biarin Gue tidur tenang," guman Freya. Freya memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu, membuat sarapan untuk Nia Twins, baru dia menghampiri Nathan.

"Sayang, udah pagi. Biar aku yang gantian ngurus Tania," bisik Freya sambil mengambil alih Freya yang masih terlelap.

"Ngghhh," Nathan lalu berjalan gontai ke kasur lalu merebahkan dirinya.

"Aku mau keluar ya Nath, gak aku tutup pintunya. Jagain juga anak-anak yah? Cup," Freya lalu mengecup kening Nathan dan keluar dari kamarnya.

"Gimana Fey, Tania sama Sania?" Tanya Hao yang baru saja bangun.

"Mereka udah tenang. Maaf ya kemarin Gue ganggu kalian," kata Freya dengan tatapan bersalah.

"Gapapa Fey, mau gimana lagi? Kalau anak Lo gak nangis malah kita yang khawatir," kata Alexa.

"Makasih ya udah ngerti, Mbak Andra kemana?"

"Mbak Andra udah balik duluan kemarin sama Bang Jay. Zayn panas," kata Reiga.

"Astaga, kok Gue gatahu sih?"

"Kita baru dikasih tahu tadi," kata Reiga.

"Putra juga udah duluan cabut, ada kelas katanya," kata Hao.

"Nathan belum bangun Fey?" Tanya Reiga yang sudah memegang kopi ditangannya.

"Belum, dia baru aja tidur. Kemarin bantuin Gue buat jagain Tania," jawab Freya.

"Pasti capek ya Fey?" Tanya Alexa.

"Iyalah, itu mah pasti. Tapi Gue gapapa kok jujur," kata Freya dengan senyuman.

"Makanya lain kali pake pengaman," ujar Reiga bercanda.

"Tameng gitu maksud Lo?"

"Apa kek."

****

"Wah udah selesai aja nih masak sarapannya," kata Justin yang baru saja bangun.

"Bangunin yang lain juga Jus, Gue bangunin Nayara sama William dulu," kata Gisel dan diangguki Justin.

"Nayara....Nayara....Ayo makan dulu Gue udah selesai masak nih," teriak Gisel di depan kamar Nayara.

"Nayara..."

Ceklek!

"Kalian tuh ngapain hayo? Curiga Gue Lo buatin ponakan buat Gue," ejek Gisel.

"Kita cuma tidur doang," kata Nayara.

"Gue ga peduli sih, ayo sarapan!" Gisel lalu mendahului Nayara dan William menuju meja makan.

"Yang habis malem pertama ekhem!" teriak Christ.

"Malam pertama mata Lu! Gue gak ada ngapa-ngapain ya!" teriak William.

"Udah Will kita tahu kok itu privasi kalian berdua. Mending Lo makan aja semua wortel yang ada di atas piring Lo itu," kata Andrew.

"Loh kamu gak suka wortel?" Tanya Nayara yang sudah hampir selesai dengan sarapannya.

"Iya, aku gak suka karena teksturnya keras," jawab William dengan senyuman.

"Makasih ya Nay, udah ngizinin kita buat acara di sini. Jarang-jarang soalnya Lo setuju," kata Karin.

"Semenjak Nayara sadar dari koma bener-bener berubah banget sih sifatnya. Dulu dia itu orangnya private tapi sekarang udah mulai terbuka sama orang-orang," kata Egi.

"Gi, Lo tahu kan kalau Lo cinta pertama Nayara?" Tanya Christ.

"Bukan Egi tapi Andrew," kata Nayara langsung dan membuat teman-temannya menatap ke arah Nayara.

"Dulu, Gue gak pernah suka sama Egi, yang dulu Gue suka itu Andrew. Tapi sekarang udah nggak," kata Nayara.

Tanpa aba-aba Dita langsung mengambil tasnya dan keluar dari rumah Nayara.

"Dita!" Teriak Nayara.

"Ahh sial Gue gak bermaksud!" Nayara lalu berlari keluar dan mengejar Dita.

"Dita tunggu!" Teriak Nayara lalu menarik tangan Dita.

"Andrew memang cinta pertama Gue tapi Gue gak pernah pacaran sama dia. Itu semua masa lalu. Gue cuma gak suka kesalahpahaman diantara Gue dan temen-temen Gue, Lo jangan marah tentang yang ini, oke?" Kata Nayara.

"Gue gak marah," teriak Dita.

"Gue tahu Lo marah, Gue tahu Lo lagi kesel. Lagian Gue udah ada William, 'kan? Ayo balik dulu acaranya belum selesai," kata Nayara lalu diangguki Dita.

"Babe are you okay?" Tanya Andrew sambil mengelus bahu Dita.

"Yes," jawab Dita dengan senyuman.

"Gue minta maaf karena kejujuran Gue udah bikin kalian semua awkward. Gue minta maaf sekali lagi," kata Nayara.

"Gue juga minta maaf karena udah baperan," kata Dita.

"Lebaran kali ye maaf-maafan," kata Egi.

"Intinya Nayara udah berani minta maaf atas kejujurannya. Tumben banget ngelihat orang jujur minta maaf," kata Karin.

"Sekarang mending kalian semua pulang, Nayara mau istirahat besok sekolah," kata Nathan yang baru saja sampai.

"Kak Nathan. Udah selesai Kak acaranya?" Tanya Andrew.

"Kalau belum ngapain Gue disini kalau gitu?" kata Nathan lalu duduk diatas sofa.

"Kak ada makanan sisa tuh, kalau mau makan aja," ucap Karin.

"Kita pulang ya Nay, Kak," kata Gisel lalu keluar dari rumah Nayara bersama yang lainnya.

"Dikira Gue anjing kali ya dikasih makan sisa," gumam Nathan.

"Kak, Nayara mau balik tidur yah," kata Nayara lalu hendak menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

"Heh tunggu dulu," kata Nathan.

"Apa?" Tanya Nayara lalu menghadap ke arah Nathan.

"Nggak jadi deh."

"Cih!"

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Enjizoo44creators' thoughts