webnovel

OUR JOURNEY

Judul sebelumnya: Rumitnya Persahabatan [REVISI] Entah berapa lama lagi kita dapat bersama. Intinya, waktu yang aku habiskan bersama kalian sangat berharga bagiku. Selalu ada canda dan tawa serta duka di setiap perjalanan kita

Enjizoo44 · Teen
Not enough ratings
134 Chs

Bab 100

"Byy, kamu nanti selesai kuliah jam berapa?" Tanya Raya sambil menyiapkan bekal untuknya dan Nicholas.

"Kayaknya hari ini aku bakal pulang agak sorean. Yah, gak kaya kemarin-kemarin sih sampe malem," jawab Nicholas.

"Nanti kita bisa dinner diluar gak? Atau mau aku masakin dirumah?"

"Lihat sikon deh ya. Aku berangkat dulu," kata Nicholas lalu pergi setelah mencium kening Raya.

"Baik, pembelajaran hari ini Ibu cukupkan," kata Dosen Raya lalu keluar dari ruang kelas. Raya pun segera merapikan seluruh alat tulisnya dan berjalan untuk menuju apartemennya. Apartemen Raya dan Nicholas lumayan jauh dari kampus, sekitar tiga puluh menit dengan shinkansen dan sedikit berjalan kaki. Raya mampir di supermarket untuk membeli beberapa bahan masakan. Nicholas bilang, ia ingin agar Raya memasak makanan saja untuk mereka.

Setelah sampai di rumah, Raya terlebih dahulu membersihkan dirinya dan membersihkan sedikit apartemennya. Ia lalu memasak dan selesai dalam waktu sekejap. Raya menunggu Nicholas sambil merebahkan dirinya diatas sofa dan menonton TV. Tak berselang lama, kekasih Raya akhirnya sampai juga.

"Lama gak nunggu?" Tanya Nicholas.

"Lama lah aku pulang jam tiga tadi. Tapi gapapa. Kamu mandi dulu aja aku mau manasin makanannya," kata Raya lalu bangkit dari tidurnya.

Nicholas langsung menuruti kata-kata Raya. Tak lama kemudian, Nicholas sudah selesai membersihkan badannya dan siap untuk makan malam bersama Raya.

"Gimana? Enak gak? Udah cocok jadi mantu Tante Sherina belum?" Tanya Raya sambil bercanda.

"Enak," Nicholas hanya menjawab tanpa melihat ke arah Raya.

"Lihat sini dong kalau ngomong," kata Raya dan Nicholas tersenyum sekilas ke arah Raya dan kembali melahap makanannya.

Raya hanya pasrah dan membiarkan Nicholas memakan makanannya dengan tenang. Nicholas tanpa berkata apapun langsung masuk ke ruangannya dan melanjutkan projek yang akan dikumpul tiga hari.

Raya juga telah selesai membersihkan bekas makanan miliknya dan Nicholas. Raya lalu duduk di sofa sambil mengerjakan tugas kuliahnya. Empat jam sudah berlalu, secara kebetulan Raya dan Nicholas masuk ke kamar mandi bersamaan. Mereka berdua saling menatap mata satu sama lain.

"Apa?" Tanya Raya namun Nicholas hanya menggeleng.

"Sayang, aku mau dipeluk dong," kata Raya manja. Sama seperti sebelumnya, Nicholas meraih badan Raya tanpa berkata-kata.

"Kamu kenapa?" Tanya Raya sambil mendongakkan kepalanya menghadap Nicholas. Nicholas diam, sepertinya dia sudah tertidur.

"Kenapa sih kamu diemin aku? Udahlah pasti kamu bosen sama aku," kata Raya. Raya mengira jika Nicholas sudah tertidur lelap. Tapi nayatanya, Nicholas hanya memejamkan matanya. Entahlah, Nicholas hanya merasa....Bosan

****

"Anak-anak kelas kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan nama kamu nak," kata wali kelas Saka yang baru.

Hari ini Saka resmi bergabung dengan SMA Galaxy.

"Perkenalkan nama Gue Saka, sebelumnya Gue sempet berhenti sekolah sekitar satu tahun," kata Saka dan membuat teman-temannya menganga.

"Silahkan duduk di sebelah... hmm."

"Di sebelah saya aja Bu," kata Andrew.

"Iya boleh, silahkan nak," Saka lalu berjalan dan duduk di sebelah Andrew.

"Deg-degan gak sih Lo?"Tanya Andrew.

"Iya weh parah bat nih berasa mau loncat keluar," kata Saka sambil memegangi jantungnya.

"Christ sama Karin lagi ada ekstra, jadinya gak ada disini. Kebetulan Gue juga duduk sendiri jadinya sama Lo deh," kata Andrew.

"Lo gak ikut ekstra?"

"Nggak, Gue ikut basket. Nanti Gue temenin Lo ke ruang osis buat milih ekstra yang Lo minati."

"Permisi, mau minta nomer nya boleh gak?" Tanya salah satu siswi bersama dengan kedua temannya.

"Boleh," kata Saka lalu mengetik nomer HPnya di Handphone milik siswi itu.

"Makasih ya, btw Lo ganteng banget," kata siswi itu lalu berlari menjauhi Saka.

"Ganteng banget astaga...."

"Tumben ada yang bening masuk kelas kita..."

"Terkenal banget Lo anjir padahal baru hari pertama," kata Karin yang baru saja datang.

"Christ mana?" Tanya Saka.

"Masih di ruangan club. Ada lagi tuh yang mau minta nomor Lu," kata Karin sambil menunjuk jendela luar dengan dagunya.

Ada banyak siswi yang berteriak histeris dari luar kelas Saka. Andrew pun kebingungan melihat tingkah siswi yang berlebihan itu.

"Ehmm, Gue minta Nomer Lo boleh?" Tanya salah satu siswi sambil menyerahkan ponselnya.

"Boleh, nih," kata Saka dengan senyuman.

"Lihat dia senyum ke Gue. Aaaaa!!!" Pekik siswi itu.

"Btw, Lo udah punya pacar belum?"

"Belum, but soon," jawab Saka yang menurut semua siswi terlihat sangat keren.

"Makasih ya Saka," kata siswi itu lalu berlari pergi.

****

"Egi Gue bakal kangen sama Lo," kata Reiga lalu memeluk adik tirinya.

"Iya Gue juga kak, Gue duluan ya kak. Do'ain," kata Egi lalu berjalan menjauh.

"Sayang banget semua temennya masih pada sekolah." gumam Reiga.

"Hujan lagi hujan lagi, huh," kata Lily didepan pintu saat akan berjalan menuju kampusnya.

"Udahlah, terobos aja," kata Lily lalu membentangkan payungnya dan perlahan berjalan ditengah derasnya hujan. Ditengah perjalanan, Lily mendapati Asep yang sedang berdiri di sebelah mobilnya dengan menggunakan payung. Asep melambaikan tangannya ke arah Lily.

"Lily!" Panggil Asep.

"Kenapa Sep?" Tanya Lily.

"Lo mau berangkat bareng gak? Ya, walau pun Gue emang niat jemput Lo sih," kata Asep.

"Boleh deh, daripada Gue kehujanan. Makasih ya," kata Lily lalu masuk ke mobil Asep dengan bantuan Asep.

"Sore ini Lo senggang gak, Ly?" Tanya Asep sambil fokus menyetir.

"Sore nggak soalnya Gue harus ngajar. Tapi malem, lumayan," jawab Lily.

"Lo mau dinner gak? Bukan maksud apa-apa, Gue cuma pingin lebih deket aja sama Lo, gimana?"

"Boleh, tapi jangan nungguin ya soalnya anak didik Gue suka tiba-tiba minta tambahan waktu belajar," kata Lily.

"Kalau nggak sekarang kapan-kapan juga boleh kok."

Lily dan Asep melanjutkan perjalanan dengan sedikit obrolan ringan. Setelah sampai, Asep buru-buru turun dan membukakan pintu untuk Lily.

"Makasih ya Sep, maaf loh ngerepotin," kata Lily.

"Kan Gue yang memang mau jemput Lo, untung Lo mau. Kalau nggak sakit hati Gue," kata Asep sambil tertawa.

"Yaudah, Gue masuk duluan yah."

"Barengan aja, kan habis ini kita satu kelas kan?"

Lily mengangguk, Asep dan Lily akhirnya berjalan bersama ke kelas mereka.

"Rei, panas gak?" Kompor Hao saat melihat Reiga menatap Lily dan Asep yang terlihat begitu akrab.

"Panas gak? Panas gak? Panas lah masak nggak, ciah!!" Kata Nathan yang ikut mengejek temannya itu.

"Diem ah Lu," kata Reiga lalu mengalihkan pandangannya.

"Kalau suka bilang, Lo yang sering nasihatin itu ke Gue. Giliran Lo lagi jatuh cinta, malah kek orang bloon," kata Putra.

"Apa yang harus Gue lakukan wahai man-teman? Saya lelah dengan kepura-puraan ini," kata Reiga dengan mata melasnya.

"Tanya kepada Lord Nathan," kata Hao sambil menunjuk Nathan ala-ala mempersembahkan.

"Lo mau belajar gak dari Gue? Gak gratis tapi," kata Nathan.

"Please Nath, bantu Gue. Gue udah ketemu sama belahan jiwa Gue," kata Reiga.

"Alah, sama Chery juga bilangnya gitu. Tahu-tahu di selingkuhin," kata Hao mengejek.

"Sama Hana juga tuh, segala barang yang disentuh Hana dibeli semua mentang-mentang gak kekurangan uang," ledek Putra.

"Kan beda, Gue yakin Lily beda," kata Reiga begitu meyakinkan.

"Iyalah beda kalau sama mah kembar," kata Nathan dan tertawa bersama kedua temannya.

"Kalian mah gitu, bantu kek Gue," rengek Reiga.

"Sekarang Lo buruan ke kelas terus duduk di sebelah Lily. Pepet sampe mentok," kata Putra.

"Jangan sampe Lo ngebiarin Lily dianter jemput sama orang kaya tadi," imbuh Hao.

"Makasih ya, Gue mau coba sekarang. Do'ain," kata Reiga lalu segera menuju kelasnya.

"Ciah, dia percaya hahahhaa," kata Hao dan Putra sambil tertawa lepas.

"Anjir goblok banget temen Lu, Nath! Udahlah yok kelas," kata Hao lalu berangkat ke kelas juga bersama Putra dan Nathan.

"Gue boleh duduk di sini kan?" Tanya Reiga kepada Lily.

"Mulai tuh mulai," kata Hao yang mengawasi dari belakang bersama Putra. Nathan duduk di depan karena minus.

"Duduk aja, kan ini bukan kursi Gue," jawab Lily yang masih fokus dengan buku catatannya.

"Ada tugas yah? Lihat dong," kata Reiga dengan nada dingin.

"Lo emang belum buat? Padahal tugasnya dikasih dua bulan lalu," kata Lily lalu menyerahkan bukunya.

"Siapa bilang belum? Orang udah! Gue cuma pingin lihat, seberapa hebat sih Lo ngerjain tugas. Apakah Lo bisa mengalahkan kepintaran Gue?" Kata Reiga lalu duduk di sebelah Lily sambil melihat buku milik Lily.

"Terserah Lo deh Ga," ucap Lily sambil geleng-geleng kepala.

"Waduh Gue belum buat anjir, gimana nih? Kemarin katanya gak ada tugas, Hao sialan!" Kata Reiga dalam hati namun berusaha untuk tidak merubah ekspresi wajah datarnya.

"Si Reiga pasti belum ngerjain tugas," kata Putra sambil terus menatap punggung Reiga yang bergerak gelisah.

"Kemarin dia nanya ke Gue ada tugas gak, Gue jawab nggak. Padahal tugas banyak banget hari ini. Gue sampe bawa tas dua," kata Hao.

"Ekhem! Ho titip absen yah. Gue ada kepentingan yang nggak bisa Gue tinggalin," teriak Reiga kepada Hao.

"Kepentingan apa tuh? Sama Chery kah? Atau Hana?" Tanya Nathan yang ikut menggoda Reiga.

"Ada apa nyebut nama Gue Nath?" Tanya Chery yang baru saja sampai.

"Nih Reiga nyariin Lo," kata Asep sambil menunjuk Reiga.

"Asep sialan!" Gerutu Reiga dalam hati.

"Kenapa Rei?" Tanya Chery lalu menghampiri dan memeluk lengan Reiga.

"Balikan! Balikan! Balikan! Balikan! Balikan!" Teriak seluruh mahasiswa yang ada di kelas itu. Wajar saja, semasih mereka pacaran dulu mereka merupakan pasangan idaman. Reiga yang super tampan, dan Chery yang menjadi putri kampus.

"Balikan Rei!!!!" Teriak Asep paling keras. Reiga hanya menatap kesal Nathan.

"Mampus, rencana Reiga hampir gagal. Maksudnya udah gagal," kata Hao yang menatap kasihan temannya itu.

"Sorry Rei," kata Nathan tanpa suara sambil mencakupkan tangannya.

"Iya Gue nyariin Lo. Mau bolos gak?" Tanya Reiga sambil merangkul Chery dan sesekali melirik ke arah Lily.

"Kamu emang gapapa kalau kita bolos?" Tanya Chery yang tersenyum karena Reiga merangkulnya.

"Gue gapapa, Gue bisa titip absen sama temen Gue," jawab Reiga dengan wajah sok kerennya.

"Oke Gue mau!"

"Ho inget yah, Gue sama Chery," kata Reiga lalu berjalan sambil berpegangan tangan dengan Chery.

"Pasangan kampus balik lagi!!! Uhuuuuu!!!" Teriak semuanya girang.

Lily mencoba untuk menghiraukan Reiga dan Chery. Dia sedang cemburu. Asep yang melihat Lily seperti orang marah, langsung menepuk punggung Lily dan membuat Lily terksiap.

"Ha?"

"Apaan ha? Lo kenapa?" Tanya Asep.

"Nggak...Nggak papa kok," kata Lily sambil memaksakan senyumannya.

"Cemburu tuh si Lily," kata Hao sambil menepuk pundak Putra.

"Nathan sih pake nyebut nama Chery."

Reiga berjalan dengan perasaan kesal di depan Chery. Langkahnya sangat cepat sehingga membuat Chery kewalahan.

"Rei pelan dikit kenapa jalannya? Kaki aku sakit," kata Chery sambil menatap kakinya yang menggunakan higheels.

"Ck! Cepetan dikit napa sih Lo? Lagian siapa suruh pake sandal tinggi macem menara Eiffel?" Teriak Reiga.

"Iyakan udah kebiasaan. Besok aku pake sepatu deh," kata Chery sambil berusaha menyamakan langkahnya dengan Reiga.

"Terserah sih, Gue mau pulang Lo mau ngapain? Tidur sama pacar Lo?" Tanya Reiga sambil menaikan alisnya.

"Aku udah putus sama dia Reiga. Lagian aku ditipu sama dia," kata Chery.

"Karma!" Kata Reiga lalu menghiraukan Chery.

****

"Ngapain kita semua disuruh baris disini?" Keluh Tiara yang bersender di pundak Reihan.

"Ada yang mau di umumin sama pak kepsek," jawab Reihan.

Setelah pidato yang lumayan panjang, para siswa akhirnya dibubarkan.

"Nayara...!!!!" Teriak Gisel lalu masuk kedalam kelas Nayara dan memeluk erat Nayara.

"Kenapa?" Tanya Nayara.

"Kangen lah."

"Cih, udah baikan toh?" Tanya Rani yang berdiri di depan Nayara sambil melipat tangannya bersama Santi di belakangnya.

"Apaan sih Lo! Pergi sana!" Teriak Gisel. Seperti biasa, jika ada yang menganggu dia dan Nayara, maka Gisel akan marah.

"Sama Sandrina gimana, Nay? Masih musuhan kah?" Tanya Santi.

"Nggak, kita udah baik-baik aja, iyakan Nay?" Kata Sandrina yang sudah berada di belakang Nayara entah sejak kapan.

"Circle kita tuh, bukan cuma lima cewek doang, tapi udah enam. Sama si jalang," kata Tiara sambil merangkul Sandrina.

"Sayang kata-katanya dijaga dong," kata Reihan.

"Hehe Sorry ya San," kata Tiara.

"Cih!" Rani lalu pergi bersama Santi.

"Hahahah kalah dia," kata Wulan sambil tertawa mengejek.

"Lain kali jangan dilandenin," kata Nayara tiba-tiba.

"Ha?" Tanya temannya serempak.

"Percuma ngeladenin dia, kita gak bakal menang," ucap Nayara.

"Maaf Nay, habisnya dia ngeselin sih," kata Tiara.

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Enjizoo44creators' thoughts