Rayi memegang kedua pipi Luna , menciumi bibir Luna berkali - kali . Sampai Luna harus memukul perut Rayi agar dia menghentikan ciumannya .
" auh sakit " Rayi mengerang kesakitan
" awas aja cium - cium lagi " Luna mendorong Rayi ,
" sambil duduk minum teh di lobi depan ya " pinta Rayi masih meringis menahan sakit
" ga usah lah aku pulang aja " Luna menyambar tas nya di dalam mobil , tapi dia kalah cepat dengan Rayi yang tiba - tiba mengendong Luna ala bridal wedding .
" turunin ga , aku panggilin polisi nih " teriak Luna , Rayi tak bergeming dan tetap mengendong Luna sampai didepan sebuah cafe yang berada di lobi .
Di depan cafe Rayi menurunkan Luna , buru - buru Luna akan berlari tapi tangan nya sudah dipegang oleh Rayi
" masuk atau aku cium di sini " ancam Rayi , Luna menghela nafas kemudian dia masuk kedalam cafe dengan tangan yang masih dipegang Rayi . Luna mengikuti Rayi yang terlebih dahulu memesan minuman . Setelah selesai Rayi dan Luna duduk disudut cafe .
" udah lepasin " kata Luna ketus , Rayi segera melepas tangan Luna
" maaf ya pagi itu aku ga langsung ngasih kabar kamu , soalnya ada urusan urgent " kata Rayi , tapi tidak ada respon dari Luna
"begitu sampai aku telepon ponsel kamu udah ga bisa dihubungin " Rayi coba mengapai tangan Luna tapi Luna buru - buru menarik tangan nya ke bawah meja.
Belum selesai Rayi berbicara diluar cafe terdengar ramai orang berantem
" kamu ya , habisin uang aja rambut diwarna kayak ayam yang dijual dipasar ngerti ga malu - maluin mama " kata wanita paruh baya
" maaf maaa " kata wanita muda meminta maaf pada mamanya,
Rayi yang familir dengan suara itu buru - buru keluar menghampiri mereka yang tak lain adalah mama dan adik perempuannya ,
" ma malu dilihat banyak orang " Rayi mencoba melerai malah kena pukul tas mamanya
" kamu kakaknya malah nyembunyiin anak nakal ini " mama Rayi memukul Rayi dan Gladis bergantian , persis kayak anak kecil .
Luna yang juga penasaran mengikuti Rayi dan takjub dengan kejadian itu melihat Rayi yang berwibawa di kantor dipukuli oleh mamanya seperti anak kecil .
" maaf ma " kata Gladis meminta ampun , " ma ga malu sama calon mantu mama itu " tunjuk Gladis pada Luna yang melihat didepan cafe . Rayi buru - buru berlari berlindung dibelakang Luna .
" bantuin ya Lovely ku " kata Rayi sambil mendorong Luna maju mendekati mamanya , Luna tersenyum kearah mama Rayi membuat raut wajah mama Rayi yang tadinya bengis langsung berubah manis saat Luna menghampirinya .
" aduh cantiknya calon mantu ku " kata mama Rayi memeluk Luna , melihat Luna dari atas bawah . Luna hanya pasrah melihat dua saudara itu berlindung dibelakangnya .
" ini baru anak gadis , cantik wangi senyumnya kayak bidadari , aduh pasti jadi kesayangan papa ini " puji mama Rayi membuat Luna tersipu
" nama nya aja udah Lovely ma , pasti jadi kesayangan dong " kata Rayi merangkul mesra pinggang Luna .
Luna tak bisa mengelak lagi karena mama Rayi ada didepannya sedang mengambil foto Rayi denga Luna
" ngapain mama foto kak Rayi sama pacarnya " kata Gladis , Luna spontan menoleh dia sadar bahwa dia telah salah sangka mengira Gladis yang ternyata adik Rayi
" mau mama pamerin ke temen - temen mama kalo mama punya mantu cantik " kata mama Rayi senang
" Luna ma namanya , Lovely Luna " kata Rayi bangga , Luna hanya bisa tersenyum .