webnovel
#ROMANCE
#BL
#YAOI

Mimpi

PENGUMUMAN! Buku 1 TAMAT [Berlanjut ke Buku 2 dengan Judul MIMPI: Takdir Yang Hadir] Catatan: Buku ini akan dibagi jadi 3/trilogi. Buku 1: MIMPI (Isi 202 bab) Buku 2: MIMPI: Takdir Yang Hadir (Segera!) Buku 3: MIMPI: Akhir Sebuah Takdir (Belum) . . SINOPSIS: Renji Isamu. Pria 29 Tahun. Biseksual. Novelis BL selebriti nomor 1 Di Jepang. Tampan, berdompet tebal, professional, namun sebenarnya tidak bahagia. Renji terbiasa melakukan one night stand. Dengan lelaki. Dengan perempuan. Dengan teman. Dengan pelacur. Baginya semua sama saja. Di masa lalu Renji tidak seperti itu. Hanya saja kekecewaan yang mendalam telah merubahnya. Karena sang ayah membenci dirinya yang bisa mencintai laki-laki juga, Renji terpisah dari Veer dan keluarganya dari Jerman. Dia lalu melarikan diri ... Dan kemudian hidup seorang diri di Jepang. Di Jepang Renji jatuh cinta lagi dengan Jean. Seorang gadis. Tapi, lagi-lagi dia jatuh patah. Dan saat dia akan serius dengan Haru, seorang lelaki, kenyataan telah menamparnya keras-keras. Dua kali gagal pernikahan. Renji tidak ingin menjalani kehidupan romansa dan persetan dengan segalanya. Namun, pada suatu hari Renji bertemu dengan Ginnan Takahashi. Seorang gigolo. Pelacur pria di sebuah bar 24 Jam. Mereka bertemu tanpa sengaja. Mereka saling menatap tanpa rencana. Dan mereka jatuh cinta dengan begitu banyak cerita. . . . NB: Biseksual adalah kecenderungan bisa mencintai laki-laki maupun perempuan sekaligus. . . IG: @mimpi_work (CEK DAN FOLLOW. BERISI VISUAL PARA TOKOH DAN SETTING DI DALAM NOVEL)

Om_Rengginnang · LGBT+
レビュー数が足りません
220 Chs
#ROMANCE
#BL
#YAOI

Bab 162: Percakapan Rahasia 1

"Ah… Haha… K-Kau…" Nana langsung menahan tawanya sebelum pecah. "Ehem! Tidak apa-apa, Sayang. Mama akan merahasiakan yang satu ini. Kau tidak perlu merasa ini atau itu. Anggap saja Mama tak pernah melihatnya," Dia pun langsung merapikan lingrie itu di dalam lipatan sebelum menatanya bersama pakaian yang lain.

Ginnan jelas tidak bisa melupakannya begitu saja.

Saat Nana berbalik, dia pun balas memandang dengan perasaan masih setengah telanjang. Ah, bukan. Lebih tepatnya masih mengenakan lingrie nakal tadi tanpa tahu tempat.

"Maaf, Ma… aku… aku benar-benar lupa," kata Ginnan tersendat. "Aku… aku harusnya membuang benda itu."

"Hm? Kenapa harus dibuang? Tidak-tidak… Aku juga masih menyimpan lingrie pertamaku sampai sekarang kok," kata Nana. Dia malah duduk di samping Ginnan dan memanjangkan pembahasan itu.

Dari sudut pandang Ginnan, dia tak mungkin meminta wanita itu berhenti bukan? Bicara padanya dengan sikap biasa saja belum bisa.

"Ugh..."