webnovel

Mengukir Namaku di Hatimu

Bian dan Jackran sudah berpacaran selama 7 tahun. Sama seperti pasangan lainnya hubungan mereka juga mengalami pasang dan surut yang masih bisa mereka selesaikan. Namun kali ini badai besar menerjang hubungan mereka. Mantan kekasih yang sangat dicintai Jackran kembali, ketidakyakinan Jackran terhadap hatinya sendiri menjadi badai yang menerjang hubungan mereka, Hubungan mereka dipenuhi permasalahan yang kompleks. Akankah mereka berdua mampu melewatinya ataukah mereka memilih jalan yang berbeda?

Skyb_019 · 若者
レビュー数が足りません
426 Chs

Pesta Itu, Memberikan Banyak Pertanyaan!

Pagi ini Bian bersiap-siap untuk menghadiri pesta perayaan ulang tahun salah satu teman SMAnya, Dian. Ia menggunakan mini dress simple yang memperlihatkan bahu indahnya. Tas kecil yang sesuai dengan dress dan juga highheels yang semakin memperindah kakinya. Bian berkali-kali melihat ke arah cermin untuk memastikan make up nya, Bian hanya menggunakan make up yang terlihat natural dengan lipstick berwarna pink, meskipun terlihat natural tapi tak bisa dipungkiri ia sudah berada di cermin semenjak dua jam yang lalu.

Setelah di rasa cukup Bian segera berlari kebawah karena dari tadi handphonenya sudah berbunyi, pertanda yang menjemput sudah tiba.

"Lama amat sih, ditungguin juga," belum sempat Bian menutup pintu mobil yang ia naiki, ia sudah diomeli oleh sang empunya, siapa lagi kalau bukan Fio.

"Sorry," Bian hanya tersenyum merasa tak enak.

"Udah keringatan ini Bi, keburu luntur make up aku," omel Fio,

"Ya udah, touch up lagi kan bisa," ucap Bian tak peduli, ia tahu Fio akan terus mengomel karena kebiasaannya yang suka terlambat dari waktu yang dijanjikan. Sebagai sahabat baik Bian, Fio tau betul kebiasaan sahabatnya yang susah diperbaiki ini. Meskipun Fio mencoba untuk mengerti tapi ia akan selalu mengomeli Bian dengan harapan Bian akan memperbaiki kebiasaan itu, ya walaupun susah.

Bian dan Fio memasuki pekarangan gedung tempat diselenggarakannya acara. Fio pun memarkirkan mobil ditempat parkir yang tidak jauh dari pintu masuk, hal ini bertujuan agar mereka tidak terlalu lama berjalan mengingat keduanya tidak begitu biasa menggunakan highheels. Belum sempat mereka keluar dari mobil, Fio menghentikan gerakan Bian,

"Kenapa, ayo buruan," tapi Fio tak juga bergeming, melihat Fio menatap lurus kedepan membuat Bian mengikuti arah pandang Fio. Bian kaget bukan main, ia melihat Jackran dan Tiara yang keluar dari mobil yan sama, mereka berjalan berdampingan dengan Tiara yang melilitkan tangannya ke lengan Jackran. Jackran terlihat tidak terganggu sama sekali.

"Yakin Bi lo bakalan masuk kesana?" Fio mulai mengkhawatirkan Bian, ia tau itu akan membuat Bian tidak nyaman dan Bian tidak akan menikmati acaranya.

"Saran aku, jangan deh Bi, daripada ini makin bikin kamu terluka," sambungnya.

"Aku nggak papa kok, lagian mereka kan Cuma teman," sambung Bian berusaha untuk tidak memperlihatkan kesedihannya kepada Fio.

Fio dan Bian nggak mungkin nggak hadir di acara salah satu teman dekat mereka sewaktu SMA, apalagi ia secara langsung datang mengunjungi Bian dan Fio untuk memberikan undangannya. Untuk menghargai rasa pertemanan mereka, Bian memutuskan untuk tetap masuk.

Bian dan Fio memasuki gedung, di dalam gedung sudah banyak wajah yang mereka kenali, siapa lagi kalau bukan teman-teman SMA mereka, dan ini menjadikan ajang reunian buat mereka karena sudah lama tidak bertemu. Saat sedang asyik mengobrol bersama teman-temannya, salah satu teman Bian menatap gerombolan Jackran, disana berkumpul anak-anak populer dengan latar belakang keluarga yang baik. Bian berusaha berdiri dibelakang temannya agar Jackran tak melihat dia, ia belum siap jika ia harus bertemu dalam keadaan seperti ini.

"Gila, itu Tiara kan?" tanya salah satu dari mereka

"Kamubkenal sama dia?" tanya Bian dengan wajah seriusnya.

"Siapa coba yang nggak kenal dia, dia itu anak dari sahabat ayahnya Jackran, mereka bikin perusahaan bersama dan perusahaan J itu mereka berdua yang bangun, terlebih Tiara cantik dan pintar, waktu kita kelas satu dia sangat populer," jawabnya panjang lebar.

Bian seketika merasa menjadi orang yang paling bodoh, disaat semua orang tahu siapa Tiara, ia satu-satunya yang tidak mengetahui tentang Tiara. Bian memasuki SMA J saat kenaikan kelas 2, yang berarti saat itu Tiara sudah tidak di SMA itu lagi, dan juga rata-rata anak SMP J bersekolah di SMA J juga jadi tidak mungkin mereka tidak mengenal Tiara, Jackran maupun teman-temannya yang lain.

Mc mulai mengambil alih acara. Acara berjalan lancar sampai dian meniupkan lilin dan memberikan cake pertamanya kepada pacarnya, Tomo.

"Potongan kedua ini aku mau berikan kepada pasangan yang baru saja balikan, dan kalian pasti udah pada tahu kan, sahabat baik aku Tiara dan Jackran, cake ini sebagai ucapan selamat dari aku buat mereka berdua,".

Bian yang mendengar ucapan Dian kaget bukan main dengan apa yang baru saja ia dengar, tak hanya Bian, Fio dan teman-teman dekat Bian pun merasa terkejut. Sejak kapan Dian dan Jackran bersahabat, karena yang mereka tahu, Dian masuk kedalam lingkup pertemanan mereka, yang kebetulan berpacaran dengan salah satu teman baik Jackran yaitu Tomo.

Dunia Bian seakan runtuh, Bian bagaikan disambar petir disiang bolong. Saat ia berbincang dengan Dian tadi tak sedikitpun Dian membahas tentang Jackran, padahal Dian tahu betul tentang hubungan mereka. Banyak hal yang membuat Bian bingung, selain karena kata sahabat yang diucapkan Dian tapi juga soal Jackran dan Tiara yang balikan. Jika tidak, kenapa keduanya seolah tidak keberatan dengan ucapan Dian tersebut.

"Kita pulang aja yuk," Fio tau saat ini Bian berusaha untuk terlihat baik-baik saja, dan Bian sedang tidak baik-baik saja.

"Aku toilet bentar," ucap Bian,

"Aku tunggu di mobil," Bian hanya mengangguk.

Keluar dari toilet langkah Bian terhenti setelah melihat Jackran dan Tiara juga menuju ke luar akan meninggalkan gedung. Belum sempat Bian bersembunyi, Jackran melihatnya dan berlalu begitu saja. Mata bian berkaca-kaca, ia kembali ke toilet, mencoba menetralkan dirinya, menatap cermin dan memperhatikan dirinya yang rapi namun terlihat berantakan, seolah ia ingin menertawakan dirinya sendiri atas apa yang terjadi beberapa hari belakangan. Bian kembali memperbaiki make up nya, setidaknya Fio akan melihatnya baik-baik saja.

Saat melangkah keluar toilet, langkah kakinya terhenti, ia melihat Jackran di dekat pintu toilet. Jackran sedang berdiri dan mempermainkan kakinya. Menyadari kehadiran Bian, Jackran pun menoleh, Bian berusaha untuk terlihat biasa saja.

Bian melangkah mendekati Jackran, ia hanya diam karena tidak tahu harus berbicara apa. Bian merasa atmosfir kecanggungan yang luar biasa, ntah apakah Jackran merasakan atau tidak, yang jelas ia ingin segera berlari dan pergi meninggalkan Jackran.

"Kemarin aku dapat kabar dari perusahaan J, kalau aku diterima magang di sana," ucap Bian berusaha untuk terlihat baik-baik saja, ia sama sekali tidak ingin membahas tentang Tiara ataupun apa yang ia lihat dan dengar di pesta ini. Bian mengingat betul pesan yang ia kirim ke Jackran agar mereka melupakan apa yang terjadi malam itu, jadi Bian memutuskan untuk menunggu Jackran siap menceritakan tentang Tiara mupun tentang masalalunya.

Selama 7 tahun bersama, Jackran tidak pernah sedikitpun berbicara tentang mengakhiri hubungan mereka, bagaimanapun besarnya pertengkaran mereka. Malam itu adalah pertama kalinya Jackran meminta waktu untuk sendiri yang dianggap Bian sebagai cara lain untuk menyudahi kisah mereka. Bian tidak akan membiarkan hubungan mereka berakhir begitu saja, setidaknya ia harus lebih berjuang, dan saat ini ia memilih untuk mengalah.