Valeri merasakan seperti di kutub saat memasuki ruang kerja Ayhner. Sebelumnya, Ayhner menyuruhnya untuk mengantarkan minuman ke ruang tengah. Tapi, beberapa saat kemudian inner menyuruh Valeri untuk mengantarkan minuman tersebut ke ruang kerjanya saja.
Baru saja Valeri memasuki ruangan kerja Ayhner, keadaan di sana sudah sangat mencekam. Terlihat Shelia yang tengah menangis dengan wajah yang berantakan, bahkan cenderung tertekan. Ayhner pun hanya duduk terdiam membisu dengan kedua tangannya bertumpu lutut. Serta kedua telapak tangannya menutup setengah wajahnya. Pertanda dia benar-benar sedang kalut.
Dan Tuan Mike pun terlihat marah. Semua orang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Valeri berpikir pasti ada sesuatu yang terjadi pada keluarga Hamilton. Karena Ayhner benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya seperti saat ini.
"Apakah kau hanya akan berdiri di situ saja seperti patung?" sentak Shelia setelah melihat Valeri sudah berada di ambang pintu.
Tatapan tajam segera mengarah kepada Valeri yang terlihat gugup karena tidak siap mendengar hardikan dari Shelia.
Ayhner dan Tuan Mike seketika langsung mengarahkan pandangan mereka ke arah pintu masuk.
"Maaf, Nyonya, Saya hanya merasa kehadiran saya sedikit tidak tepat saja," ucap Valeri sedikit terbata karena memang benar-benar terkejut. Saat dirinya sedang melalui, justru Shelia memergokinya.
"Letakkan minumanmu di meja dan segera pergi dari sini! Sejak awal memang kehadiranmu tidak pernah tepat di keluarga ini. Pergilah sekarang juga!" ucap Shelia dingin.
Tuan Mike mengamati Valeri dengan teliti. Dulu, Tuan Mike pernah bertemu dengan Valeri saat Valeri masih remaja. Tapi, hanya beberapa kali saja karena memang Tuan Mike jarang berkunjung. Mike tidak menyangka jika Valeri sudah benar-benar dewasa dan matang. Serta punya paras yang cantik dan menarik. Ayhner hanya mengamati kehadiran Valerie secara sekilas. Valeri menyajikan minuman tanpa berkata apapun.
"Lakukan tugasmu dengan cepat dan pergilah dari sini. Kau bukan keluarga Hamilton. Jadi, jangan pernah berlama-lama di tempat ini!" ucap Shelia sekali lagi. Akhirnya Valeri pun memilih untuk keluar dari ruangan tersebut.
"Sejak kapan gadis itu berada di sini?" tanya Tuan Mike begitu pintu tertutup rapat.
"Baru beberapa hari, paman," jawab Ayhner datar.
"Apakah kau punya maksud tertentu membawanya ke sini?" tanya Tuan Mike yang seketika mendapat tatapan tajam dari Shelia.
"Maksud tertentu apa yang paman bicarakan? Apa Paman juga tertarik dengan gadis benalu itu?" ucap Shelia tak terima.
"Shelia, jaga bicaramu," ucap Ayhner memperingatkan ucapan Shelia yang menyebut Valeri benalu.
"Kau pikir apalagi, maksud Ayhner membawa gadis belia seperti Valeri ke rumah ini? Tentu dia punya alasan. Hanya saja kita tidak tahu, apa alasan suamimu itu, membawa gadis muda ke rumah ini?" ucap Tuan Mike menohok. Tatapan terlihat puas saat mengatakan itu, langsung di depan Shelia.
Ayhner menghela nafas dalam. Dirinya bahkan tidak tahu alasan apa yang membuat dirinya membawa Valeri ke rumah ini. Awalnya hanya marah kepada Gadis itu karena kasus ayahnya. Kemudian kasihan lalu marah kemudian kasihan lagi dan akhirnya berpikir untuk membuat gadis itu terpenjara di rumahnya ini. Tapi, sejauh ini Ayhner juga bingung kenapa gadis itu bisa berada di rumahnya. Dan dia malah tidak merasa terganggu dengan kehadiran orang lain di sekitarnya. Padahal sejak dulu Ayhner tidak suka orang asing berada di dekatnya.
"Jangan sampai ucapan paman baru saja itu membuat Ayhner berfikir yang tidak-tidak," ucap Shelia tegas.
Ayhner lalu lalu menatap ke arah Shelia dengan kesal.
"Apa maksudmu berbicara seperti itu Celia?"
"Aku tahu sejak awal kau hanya kasihan pada perempuan itu. Lalu menampungnya di sini. Tapi aku tidak suka jika karena ucapan paman tadi kau jadi punya sesuatu atau perhatian lebih kepada Valeri," ucap Shelia datar.
Tuan Mike terkekeh. "Apa kau sekarang merasa tersaingi setelah kebusukanmu terbongkar? Aku jadi penasaran sebenarnya sejak kapan kau berpura-pura hamil? Bagaimana bisa saat kecelakaan terjadi, dokter mengatakan kau keguguran?" Shelia seketika pucat pasi.
"Dan, coba katakan padaku, dokter mana yang mengatakan bahwa kau saat itu sedang hamil? Sungguh rasanya aku ingin membunuh dokter tersebut,karena telah membohongi kakakku."
"Jika mereka masih hidup, pasti mereka akan membunuhmu saat ini juga, karena sudah berani membohongi mereka sejauh ini."
"Dan anehnya, saat ini pun kau seperti tidak punya malu dan kau tidak merasa bersalah sama sekali. Apa kau tidak penasaran dari mana Ayhner mendapatkan kabar kehamilan palsumu tersebut? Dan siapa saja orang yang sudah tahu akan hal itu?" ucap Mike panjang lebar.
"Terimakasih, atas perhatian Paman. Tapi hal itu akan aku tanyakan secara pribadi kepada Ayhner,"ucap Shelia seraya menatap tajam ke arah Ayhner.
"Aku tahu dia tidak akan pernah membocorkan rahasia ini kepada siapapun. Karena di antara kami berdua, rahasia tetaplah rahasia. Dan kami akan menutupi kekurangan kami masing-masing."
"Lalu bagaimana dengan kekuranganmu yang tidak bisa memiliki anak! Siapa yang akan menutupnya? Bagaimana jika publik tahu seorang menantu Hamilton tidak bisa memiliki keturunan? lalu mau dikemanakan harta sebanyak ini. Bukankah semua itu akan sia-sia. Apakah hanya akan dibagikan kepada Dinas Sosial saja! Pikirkan itu baik-baik Nona Shelia yang terhormat."
"Sejak awal keluarga Hamilton memiliki kriteria tinggi kepada setiap calon menantunya. Tapi, entah kenapa Ayhner begitu buta memilihmu sebagai calon istri saat itu!" ucap Mike hampir lepas kendali.
"Cukup, paman! hentikan semua ini. Apapun yang terjadi, dia tetaplah istriku. Dan Paman tidak boleh melampaui batas," ucap Ayhner.
"Aku tahu. Bagaimana pun , wanita licik ini tetaplah istrimu. Meskipun dia sudah berbohong sejauh ini, tapi kau tetap diam. Kau benar-benar beruntung Shelia, memiliki suami yang menerima kekuranganmu seperti Ayhner. Bahkan aku berani bertaruh. Dia tidak akan menanyakan soal kehamilan palsumu itu, jika saat ini aku tidak datang ke sini untuk menanyakan perihal keturunan. Pasti dia memilih untuk diam, dan kau pun merasa seolah dia tidak tahu tentang kebohonganmu!"
Mike akhirnya beranjak untuk pergi. Tapi sebelumnya Tuan Mike berpesan kepada Shelia juga Ayhner.
"Jangan sampai publik tahu jika kau tidak bisa memiliki keturunan. Cepat pikirkan cara bagaimana kau punya anak."
"Kami akan mengadopsi seorang bayi," ucap Ayhner sedikit ragu.
"Aku tidak akan setuju akan hal itu. Aku menginginkan darah seorang Hamilton, bukan darah anak yang tidak jelas asal-usulnya!"
"Apa Paman bercanda? Paman tahu kan, aku tidak bisa memiliki keturunan?" ucap Shelia putus asa.
"Kau tidak bisa punya keturunan, Shelia. Tapi berbeda dengan Ayhner, Ayhner bisa melakukan hal itu. Jadi pikirkan baik-baik saranku. Apakah kalian akan mencari ibu surogasi, atau Ayhner akan menikah lagi?"
"Itu tidak akan terjadi!" teriak Shelia histeris. Yang membuat Mike semakin terasa lebar.
"Bagaimana jika alasan Ayhner membawa gadis itu kesini, sangat berhubungan erat dengan kegagalanmu sebagai seorang ibu, Shelia,"
Seketika Shelia pun menjadi pucat dan lemas. Begitu juga Ayhner.