Hati alice merasa sakit dan kehampaan.
Semua telah berahir untuk kisahku kalian tau itu.
"Yap!" alice menatap kedua pria tampan itu dengan senyum pahitnya.
"hah kau mencoba bunuh diri!" dean terkejut dengan pernyataan alice, dia menatap alice dan tidak mendapat jawaban kemudian menatap leon berharap leon dapat menjelaskan
"bos? Apa maksudnya?"
"ya.. dia mencoba melompat dari jembatan tadi malam dan juga membenamkan dirinya di bathtub pagi ini" raut muka leon terlihat kesal saat memandang alice namun bagaimanapun sisi ketampanannya tidak pernah hilang membuat alice yang melihat leon menjadi salah tingkah
"aku hanya mencoba mengahirinya di jembatan kalau kejadian tadi pagi aku… aku.." alice menyangga jawaban leon tapi perlahan nadanya mulai melemah. Sambil melihat kedua pria itu pensaran akan lanjutan kata-kata alice dia mulai melanjutkan kata-katanya
"aku… tidak sengaja ketiduran" muka alice memerah saat dia mengungkapkan kebodohan yang dilakukannya tadi pagi.
"apa? Hahaha kak kau sungguh manis.. boleh aku mencubit pipimu! Aku sangat gemas" melihat reaksi dean wajah alice semakin memerah. Belum sempat dean mendekati alice dia di hentikan oleh aura yang aneh,
"ehem!" leon berdehem seolah memperingatkan dean bahwa jika mendekati alice maka harus melangkahi mayatnya dulu.
"hehehe bos aku hanya bercanda, oh iya…" leon berbisik ke telinga leon
"apa kau melihat sesuatu saat menyelamatkan kakak ipar di bathubnya hehehe, wah bos kau sangat pro…" dean sangat senang menggoda bosnya itu hingga dia hampir tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi leon yang salah tingkah dan wajah tampannya memerah.
"hahahaha Kevin kau pasti akan menyesal tidak datang kemari, liat ekspresi bos yang langka ini hahaha"
"aku melihatnya dengan jelas dari kamera cctv, bos mukamu seperti ubi rebus" Kevin menyela dengan nada yang sangat datar di balik telfon, seolah tidak ada ketertarikan di nada bicaranya. Kevin memang memiliki masalah komunikasi, semua perkataan yang dia ucapkan semuanya datar bahkan ketika menjerit sekalipun. Itu membuat dean semakin tertawa terbahak-bahak hingga meneteskan air mata.
Apa yang mereka tertawakan dan muka leon berubah merah seperti itu? Ah ntahlah mereka memang orang-orang aneh, tapi itu membuat hatiku sedikit hangat. Sudah lama aku tidak melihat keceriaan ini. Gumam alice yang sedari tadi mengamati
"hais! Kalian berdua hentikan !" leon mencoba mengambil sisi tenangnya
"oke oke baiklah… kita masuk ke intinya" dean berkata sembari mengatur nafasnya dan menghapus airmatanya.
"kakak cantik… apa kau sudah gila… apa kau tidak ingin membalaskan kematian kedua orang tuamu?"
"apa makasudmu?" alice bertanya bingung
"ya.. misalnya si paman jo itu dengan menipu keluargamu dia sekarang hidup enak dan bahkan tidak memikirkan bagaimana nasib rekannya yang dia tipu!"
"aku tidak mencari tau tentang itu, karna dulu ayah berkata kami harus iklas dan melupakan semua itu melanjutkan kehidupan kami, selagi kami bersama maka tidak apa-apa" alice teringat kata-kata ayahnya.
Dean semakin curiga dengan perkataan ayah alice begitu juga dengan leon, namun leon masih memasang muka tenang yang tampan bak patung dewa romawi kuno itu. leon tau dean akan menjelaskan pada alice lebih baik dari dirinya. Bukan karna leon tidak pandai bicara tapi setiap kata yang leon ucapkan bagai kebenaran dan langsung ke intinya dia takut alice akan terguncang, beda dengan dean yang sudah biasa memakai kata-kata pujian sehingga kalimatnya sedikit bisa diterima.
"hm… baiklah, Kevin apa kau mendengarnya?" dean mengalihkan pandangannya pada layar hpnya
"yap aku sudah mencari info dari paman jo…" tiba-tiba tv di sebrang meja makan menyala dan menampilkan beberapa data dari paman jo dan perusahaannya. Kevin memang seorang peretas handal jadi segala informasi bisa dia dapatkan dengan mudah dan dengan cepat dapat menghubungkan informasi ke gadget atau media elektronik siapa saja termasuk di rumah leon, hanya saja dia tidak bisa meretas cctv di kamar leon dan gadget milik leon, leon telah membuat sistem keamanannya sendiri yang bahkan Kevin tidak bisa menembusnya, jadi karna hal itu Kevin sangat kagum dan patuh pada bosnya itu.
Kevin melanjutkan perkataanya dari balik telfon setelah data muncul di tv "dia mendirikan perusahaan JO grup sekitar satu tahun yang lalu dengan cara mengganti semua aset perusahaan JS grup menjadi atas nama dirinya dan juga dia menanamkan modal yang besar pada JO grup sehingga dialah pemegang saham terbesar di perusahaan itu" Kevin terus memaparkan rincian informasi yang dia dapatkan, alice seakan tidak percaya ternyata selama ini paman jo mengganti perusahaan yang ayahnya rintis dari nol menjadi miliknya dan berinvestasi pada perusahaan dengan uang yang ayahnya pinjam dari retenir itu, emosinya sedikit demi sedikit timbul.
"perusahaan game ini dulu sempat menduduki popularitasnya saat meluncurkan game dengan judul world of alice dengan tema game petualangannya, perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar dan si tua Bangka itu suka menghambur-hamburkan uang dia bahkan menceraikan istrinya dan mempunyai banyak gadis simpanan, saat ini perusahaannya sedang mencari inverstor baru untuk menyokong perusahaannya"
Mendengar penjelasan Kevin alice merasa tidak asing dengan nama game itu.
"world of alice?"
"itu adalah game yang di buat ayah beberapa tahun terahir yang dibuat khusus untukku, setiap malam dia berusaha keras membuatnya aku melihat usaha kerasnya. namun setelah kebangkrutan, ayah tidak pernah membahas tentang games itu, tidak menyangka ternyata paman jo juga mengambil itu!" alice mengepalkan tangannya kuat di benaknya dia sangat marah tentang yang dilakukan paman jo, dia tidak pernah mengira sejauh itu yang paman jo rampas dari ayahnya. Dan kenapa ayahnya hanya diam saja waktu itu? Hal ini mengganjal pikiran alice.
"jo grup? Bukan kah itu salah satu perusahaan kecil yang meminta Xing grup menanamkan modalnya ke perusahan itu?" dean bertanya pada leon
"ya.. kau benar" leon menjawab dengan santai
Xing Grup? Apa yang mereka maksud Xing grup yang terkenal itu!. Alice mencerna baik-baik apa yang dikatakan dean, dia tidak percaya mereka mengetahui informasi bila JO grup meminta Xing grup untuk menanamkan modalnya ke perusahaannya, semua orang di negri itu tau Xing grup adalah salah satu perusahaan terbesar di Negara ini dan mereka memiliki beberapa industri yang rata-rata semuanya menguasai pasar salah satunya dengan perusahaan games nya. Dan Xing grup terkenal dengan kerahasiaan informasi yang sangat ketat bahkan hantupun tidak dapat menembus informasi itu, Xing grup memiliki rahasia yang sangat banyak bahkan isu mengatakan mereka sebenarnya didirikan oleh alien hahaha gosip konyol.
jadi bagaimana dean dan leon bisa mengetahui ini? Bukankah mereka hanya seorang bartender? Gumam alice, kepalanya menjadi pusing. Belum sempat dia mengajukan pertanyaan dean sudah memulai aksinya
"oke baiklah kak, aku akan membuatmu membatalkan aksi bunuh dirimu yang koyol ini. Tunggu saja sebentar lagi"
"hah?" alice keluar dari pemikiran rumitnya, dia mulai melihat dean yang tersenyum jahat dan memegang handphonenya
"Kevin berikan nomer si tua Bangka itu dan sambungkan aku adanya"
"baiklah…"
Suara telfon tersambung, melihat apa yang dilakuka dean, leon tidak menanggapinya. Ekspresinya masih setenang sungai yang dalam dia hanya memainkan tabnya sesekali dan memperhatikan ekspresi alice yang kebingungan. Ingin rasanya dia memeluk alice dan memberi ketenangan pada alice.
*seseorang menjawab telfon
"halo.. siapa ini"
"halo mr. jo saya perwakilan dari xing grup, mengenai investasi yang anda inginkan, kami akan memberikannya"
"benarkah… tapi apakah kau benar dari xing grup?"
"Apa anda meragukannya? Tidak masalah kami tidak membutuhkan sebuah perusahaan kecil yang masih meragukan kami, lagipula apakah ada yang berani mengaku sebagai perwakilan xing grup? Bukankah kau tau xing grup sangat menjujung kerahasiaan mereka dan menindak tegas segala kecurangan yang mengatasnamakan mereka?"
Mendengar kata-kata dean yang tegas paman jo mulai berfikir.. memang selama ini tidak ada yang berhasil mengganggu xing grup atau mereka akan menanggung akibat yang sangat mengerikan.
"ba.. baiklah tuan, maapkan saya karna ucapan saya tadi" paman jo sedikit ketakutan.
"tidak apa-apa,mengenai investasi kami.. kami harus menyelidiki latar belakang perusahaan anda terlebih dahulu, karna kami tidak ingin menyianyiakan investasi kami,"
Baiklah tuan kau bisa menanyakan apa saja padaku
"oke… ceritakan kejadian satu tahun lalu mengenai penggantian nama JS grup menjadi JO grup juga dengan pemilik sebelumnya"
"apa! Dari mana anda tau memngenai ini" paman jo terkejut selama ini hanya 3 orang yang mengetahui kejadian ini yaitu dirinya, ayah alice dan seseorang yang berada di atasnya. Tapi dia tidak mungkin mengungkapkan siapa seseorang itu pada Xing grup karna dia pasti akan berahir saat ini juga. Seseorang itu hampir setara dengan Xing grup jadi dia harus menutup mulutnya rapat-rapat atau dia akan mati
"mr. jo… apa kau memandang rendah xing grup? Kami akan mengetahui apa yang ingin kami ketahui, kau tidak perlu menutupinya… kita akan menjadi rekan sebentar lagi, benarkan ? hahaha" dean mencoba mengakrabkan dirinya dan menyakinkan mr. jo bahwa dia juga sejahat dirinya. Dengan kata-kata manis dean ahirnya paman jo dengan leluasa mengungkapkan kejadian satu tahun lalu itu tapi tetap merahasiakan seseorang dibalik aksi ini.
"hahaha baikah tuan, sebenarnya pemilik sebelumnya adalah orang yang sangat bodoh, demi putrinya dia mengorbankan segalanya… aku tidak perlu repot-repot mengambil semua ini, dia begitu bodoh hanya demi kebahagiaan yang dia junjung junjung selama ini dia harus mati dengan mengenaskan hahaha"
Alice terkejut mendengar apa yang dikatakan paman jo, matanya tebelalak dia mencerna perkataan itu. Dean, Kevin dan leon juga terkejut. Kemudian dean mematikan telfonnya.
"kak…" dean tidak tau lagi harus bagaimana dia merasa bersalah pada alice. Tapi itulah yang sebenarnya terjadi
Apa ini? Demi aku? Ayah mengorbankan semuanya demi aku? Ada apa ini sebenarnya? Kenapa dia berkorban demi aku. Ayah dan bunda tidak pernah mengatakan apa-apa. Mereka selalu ceria di depanku. Tidak perduli apapun meraka seolah tidak ada kejadian apapun.
"apa ini semua gara-gara aku?" air mata mengalir di mata alice, suaranya gemetaran. Tangannya mengeras
"mereka meninggal karna aku?!!!!" alice tidak percaya dengan apa yang dia dengarkan. Kepalanya menjadi semakin sakit dan tiba-tiba kehilangan kesadarannya.
"kak!"
"alice!"
Leon segera menangkap tubuh alice, menggendong alice kembali ke kamarnya. Dean merasa bersalah akan hal yang dia lakukan.
"bos aku tidak bermaksud, dan tadi aku tidak menduga kalau si tua Bangka itu mengatakan hal seperti itu..."
Leon berhenti dan menatap dean dengan tatapan tajamnya
"sudahlah… kau harus meminta maaf kepadanya nanti"
"baiklah" dean tertunduk lesu dia hanya melihat leon pergi dengan alice di gendongannya berjalan ke kamar.