12 Who Are You?

Hampir 2 jam alice pingsan, leon terus berada di sampingnya. Mengamati luka-luka di wajah alice sesekali menyeka air mata alice yang jatuh terus menerus.

Bahkan ketika pingkan kau masih saja menagis, hidup apa yang sebenarnya sudah kau lewati. Siapa sebenarnya yang membuatmu menjadi seperti ini? Aku janji aku akan menghancurkan mereka!

Alice mulai tersadar dan perlahan membuka matanya, dilihatnya sosok tampan dengan mata coklatnya yang indah. raut wajahnpria itu sedikit terkejut namun senang melihat alice sadar. Alice merasa kehangatan dari sosok itu. Perlahan dia mulai menagis dan memeluk leon.

"semua ini salahku!" alice menagis di dekapan leon. Leon hanya diam dan mengelus punggung gadis malang itu. Dia memberikan waktu alice menagis agar gadis yang dia sayang itu merasa lega.

"tidak ini bukan salahmu… ini salah mereka orang-orang di balik kemalangan keluargamu, jangan sia-siakan pengorbanan ayah dan bundamu alice, kau harus cari kebenarannya… aku bisa mencari dan membunuh mereka jika kau mau" mendengar kata-kata leon alice mulai terdiam dari tangisnya, benar yang dikatakan leon dia harus mencari kebenaran kenapa semua ini terjadi padanya dan kedua orang tuanya. Tapi tetap saja dia belum bisa memaafkan dirinya sendiri.

Knock knock…

"kak, apa kau sudah sadar?" suara di balik pintu memecah keheningan. Alice mulai melepaskan pelukannya dari leon dan menghapus semua airmatanya

"masuklah dean"

"baik.."

"kak, aku minta maaf karna kejadian tadi kau jadi bersedih seperti ini" dean mengatakan permintaan maafnya dengan tulus dan wajahnya yang tampan berubah sendu bagai anak kucing

Alice melihatnya dengan senyum kecil di wajahnya

"tidak, justru aku yang harus berterimakasih pada kalian, berkat kalian aku tau yang sebenarnya, dan betapa bodohnya aku yang ingin mengahiri hidupku dan membiarkan mereka hidup dengan tenang setelah melakukan itu kepada kami." Ada kebencian dan juga penyesalah di kata-kata alice.

"kak kau tidak perlu khawatir aku, Kevin dan bos akan membantumu! Kami akan membunuh mereka yang menyakitimu!" ucapan dean penuh dengan semangat

" hahaha.. kau tidak perlu bercanda dengan ingin membunuh mereka" tawa alice sedikit demi sedikit terdengar karna dia menggangap dean berusaha menghiburnya.

"aku serius kak.. apa ada yang lucu? Bosku ini bisa membunuhkannya untukmu!" dean menepuk lembut bahu leon.

Raut muka alice jadi serius mendengar ucapan dean yang seakan tidak bercanda. Dia melihat leon si pria tampan di depannya juga menggunakan ekspresi serius.

"ka.. ka..kalian siapa sebenarnya?"

Leon dan dean sejenak saling berpandangan.

Haruskah aku memberitahunya?

Kau yang memulai semuanya kau juga yang harus menjelaskannya!

Baiklah bos..

Mereka seakan berkomunikasi di balik tatapan itu.

"kak.. kami sebenarnya pem.." belum selesai dean berbicara, tiba-tiba Kevin menyela pembicaraannya. Dengan nada datarnya dia menjelaskan kepada alice dari balik telfon yang digenggam dean

"kami seorang pembunuh kak, aku menyediakan informasi mengenai korbannya dean akan menjalin komunikasi dengan orang luar karna dia suka berbicara manis dan suka menggoda wanita cantik, lagi pula wajahnya akan sia-sia jika tidak di gunakan…"

"hei.. apa kau ingin berkelahi denganku!" dean menyela perkataan Kevin

"hm"

"Baiklah-baiklah lanjutkan penjelasanmu" dean mengalah dan Kevin melanjutkan perkataanya

"dan leon bos kami ini dia yang mengatur apa yang harus kami lakukan dan dialah yang membunuh mereka"

Alice tidak percaya dengan apa yang dia dengar, dia memandang leon yang salah tingkah, leon menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil melihat alice. Takut gadis itu salah paham dia mulai memberi pembelaan

"aku bukan sembarangan membunuh seseorang, aku hanya membunuh orang yang memang berhak mendapatkannya"

"benar kak.. kau melihat berita ahir-ahir ini kan tentang mentri hukum, beberapa pejabat dan pengusaha yang ahir-ahir ini mati terbunuh… itu kami yang melakukannya, mereka memang berhak mendapatkannya karna sikap mereka yang seperti binatang…" dean seakan menahan amarahnya yang seakan masih tidak terima dengan sikap korban yang dia bunuh.

"maksudmu?" alice masih belum paham dengan perkataan dean,

"Apa maksudnya mereka bagai binatang?"

"tn. Jack si pengusaha properti itu misalnya, dia telah memperkosa pembantu rumahnya dan menyiksanya, karna tidak tahan dengan kehinaan ahirnya wanita itu bunuh diri dengan melompat dari jembatan yang akan kau gunakan sebagai tempat bunuh diri waktu itu. Wanita itu meninggalkan seorang anak lelakinya sendiri di dunia ini. Anak itu setiap malamnya akan mengunjungi jembatan itu untuk mengenang ibunya dan mencegah seseorang melakukan bunuh diri disitu. Bos leon merasa kasihan pada anak itu dan tidak sengaja mencari tau apa yang terjadi dan dia menemukan bahwa itu perbuatan pengusaha itu. Maka kematian adalah hal yang setimpal, belum lagi korbannya bukan hanya anak kecil itu"

anak kecil? mungkinkah anak yang waktu itu? Ternyata dia hanya berbohong saat dia mengatakan dia sedang menunggu temannya selesai mengamen. Ternyata dia tau bahwa aku akan mengahiri hidupku waktu itu.

"apa kau masih takut terhadap kami? Kami bukan orang jahat kak.. percayalah" dean membujuk alice

"aku percaya, mana ada orang jahat yang akan menolongku ketika aku akan terjun dari jembatan" alice melirik leon. Leon menjadi salah tingkah.

"dan.. apa hubunganmu dengan xing grup?" alice masih penasaran dengan hubungan ke tiga pria ini dengan perusahaan besar yang misterius itu. Bahkan detektif profesional sekalipun tidak akan mendapatkan informasi apa-apa mengenai perusahaan besar itu, jadi bagaimana tiga pemuda itu dengan santainya mengatasnamakan xing grup saat menelfon paman jo

"sebenarnya, bos adalah anak dari pemilik xing grup, paman menyuruhnya untuk mengambil alih usahanya tapi bos menolak, dan hanya mau mengawasi xing grup dari luar. Dan dia tidak ingin terikat oleh xing grup.. dia memilih untuk mendirikan nite bar sebagai tempat mengawasi xing grup dari luar. Supaya tidak ada yang mengetahui bahwa dia adalah tuan muda xing grup hehehe" dean menjelaskan seakan dia mempunyai berbagai informasi mengenai bosnya itu.

"kenapa?" alice bertanya pada leon

"xing grup bukan hanya yang kau lihat dari luar, banyak yang kamu tidak tau, dan ini belum waktunya untuk kau mengetahuinya. Intinya aku belum siap dengan semua tanggung jawab di dalam tanggung jawab lainnya dari xing grup" kata leon.

"oke" alice tidak ingin memaksa leon. Dia tau bahwa ada sesuatu di xing grup tapi dia juga tidak ingin mengetahui lebih banya karna dia bukan siapa-siapa disini. Biarlah leon yang akan menceritakannya suatu hari

"dan waktu itu kau memberiku infus. Apa sebenarnya kau juga seorang dokter?"

"hahaha kak kau begitu polos" dean tertawa sambil memegang perut sixpacknya.

"bos bisa menjadi segalanya kak, dia mengerti tentang medis,IT, bahkan juga memasak… saat kami melakukan misi di salah satu rumah mentri bos pernah terkena tembakan di perut kirinya, dia mengambil peluru dan menjahit lukanya sendiri, dan juga kemampuan peretasannya saja mengalahkan Kevin, satu lagi bos juga sangat ahli bekelahi, lihat saja otot otot menggodanya ini.." dean menjelaskan sambil melihat tubuh sexy leon. Membuat leon risih.

"apa yang kau lihat!"

"hehehe mungkin jika di kehidupan ini aku adalah wanita aku akan menikahimu bos, kau adalah paket komplit dari tuhan yang hanya dia ciptakan 1000 tahun sekali hahahha" dean mulai menggoda leon.

"jangan dengarkan dia, dia memang sudah gila" kata leon kepada alice

Alice hanya terdiam, dia merasa tidak ada keraguan di kata-kata dean. Apabila itu benar berarti betapa beruntungnya dia yang pernah memeluk leon bahkan tidur seranjang dengannya. Dia bahkan pernah meraba tubuh suci lelaki tampan yang hanya di ciptakan 1000 tahun sekali itu hahaha.

"sepertinya aku butuh waktu sendirian… aku butuh waktu mencerna semua ini"

"baiklah kami akan meninggalkanmu sendiran, tapi ingat jangan melakukan hal yang macam-macam"

Chup… leon meninggalkan alice dengan mengecup kening alice. Dean yang tidak percaya apa yang dilihatnya merasa bosnya seharian ini tidak seperti dirinya sendiri yang bersikap dingin dan maskulin, tapi hari ini bosnya begitu hangat dan perhatian.

avataravatar
Next chapter