webnovel

Bertemu Teman Lama

'Loh bukankah itu pria asing yang tadi? Ternyata dia masih disini.' gumam Louli dalam hati.

Louli berniat menghampiri pria asing itu yang tak lain adalah Kairav. Namun sayang, Kairav sudah terlebih dahulu masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkam rumah bordil itu.

"Uh, sial! Dia malah pergi!" keluh kesal Louli.

Louli segera pergi mencari taxi. Dia masih tak bisa melupakan Kairav. Entah kenapa wajah tampan tanpa ekspresi Kairav telah mencuri perhatiannya.

Malam ini, Louli merasa lelah. Dia memutuskan kembali ke apartemennya. Sampai disana, Louli langsung membanting tubuhnya diatas tempat tidur yang empuk dan nyaman.

"Hah? Pria itu kenapa membuatku penasaran?! Wajahnya lumayan juga, kalau dilihat bodynya juga bagus. Andai saja, tadi dia yang dapat. Melayaninya sampai pagi pun aku rela." Louli berbicara dengan dirinya sendiri sambil tersenyum.

Louli sedang membayangkan, seandainya dia menghabiskan malam bersama Kairav. Pikirannya melayang ke dunia halus.

*

Kairav yang masih saja merasa kesal pada teman-temannya yang mengajaknya ke rumah bordil. Meski Kairav suka bermain perempuan, tapi dia pilih-pilih. Tak sembarangan perempuan yang dia ajak bermain.

Kairav memilih wanita yang memiliki kelas elit untuk menemaninya diatas tempat tidur. Beberapa karyawannya juga berharap bisa berkencan dengan bosnya.

Kairav terus memacu mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi hingga sampai disebuah rumah yang cukup besar. Gerbang rumah itu langsung terbuka saat melihat mobil Kairav berhenti di depan gerbang.

"Selamat malam, Tuan." sapa security.

Kairav hanya membalasnya dengan anggukkan lalu masuk kedalam. Kairav memarkirkan mobilnya di bagasi, dia bergegas masuk kedalam rumah dan segera ke kamarnya.

Pagi tiba. Suara dering ponsel, membangunkan Louli dari alam mimpinya. Louli meraba kesamping tempat tidurnya untuk mengambil ponselnya.

"Hallo!" sapa Louli dengan nada malas, matanya masih tertutup.

"Hei! Louli! Cepat bangun!" suara teriakan keras dari seseorang disebrang telpon.

"Hmm, ada apa, Mei?" tanya Louli, sembari mengubah posisinya menjadi duduk.

"..."

"Iya, baiknya. Satu jam lagi aku kesana," ujar Louli.

Louli lempar kembali ponselnya diatas tempat tidur. Dia masih enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya.

"Membosankan." gumam Louli.

Dia pun akhirnya bangun dan keluar dari kamarnya. Louli berjalan ke dapur untuk membuat secangkir kopi. Selesai membuat kopi, dia berjalan ke ruang tv.

Kebiasaan Louli saat pagi, setelah bangun, dia akan membuat kopi lalu menonton tv sejenak. Saat Louli sedang asyik menonton tv, muncul sebuah berita yang membuat Louli mendesak kesal.

"SELAMATA PAGI! BERITA HARI INI! SEORANG PENGUSAHA KAYA, TUAN BASKARA, KABARNYA AKAN MELAKUKAN PELUNCURAN PRODUK TERBARUNYA." ucap reporter berita.

"Tuan, apa benar perusahaan Bas.corp akan membuat gebrakan dengan meluncurkan produk terbarunya?" tanya salah satu wartawan yang sedang mewawancari Tuan Baskara itu.

"Iya, benar! Dalam waktu dekat ini, kami akan segera meluncurkan produk terbaru," jawab Baskara sambil tersenyum.

Melihat berita itu, Lou langsung mematikan tv nya. Dia terlihat kesal melihat berita pagi ini.

"Cih! Mereka sama sekali tak peduli pada putrinya. Mereka lebih memilih untuk mengembangkan perusahaan ketimbang mencari tahu apa putri masih hidup apa sudah mati!" keluh kesal Louli.

"Sudahlah, sebaiknya aku cepat bersiap. Akan ada masanya dimana aku bisa berjaya."

Louli bangun dan bergegas ke kamar mandi. Selesai mandi, dia pun berdandan dengan pakaian seksinya dan wajah cantiknya, Louli bersiap untuk pergi.

Sebelum dia pergi, Louli selalu memakai masker untuk menutupi wajahnya dan kaca mata hitam. Kini Louli siap untuk pergi.

Dengan menaiki taxi yang ada di depan apartemennya, Louli pergi menuju rumah tempatnya mencari uang. Rumah bordil blossom.

Hari masih siang, rumah bordil pun tidak begitu ramai. Louli masuk kedalam, beberapa rekannya menyapa dirinya.

Louli membalasnya dengan senyuman. Lalu kembali melangkah masuk kedalam. Dia menghampiri Mamih-nya yang sedang duduk.

"Mamih!" panggil Louli dengan suara lembut dan manjanya.

Mamih menoleh kebelakang lalu tersenyum pada Louli.

"Anak Mamih yang paling cantik sudah datang. Kemarilah! Duduk disini!" Mamih menarik tangan Louli untuk menyuruhnya duduk.

Louli tersenyum pada Mamih. Beberapa gadis disana terlihat cemberut melihat perlakuan Mamih yang berbeda pada Louli.

Louli selalu diperlakukan istimewah, bahkan lebih disayang ketimbang anak asuh yang lain. Tak sedikit pula yang iri pada Louli, yang selalu dimanja Mamih.

"Lihat! Dia makin gede kepalanya," ucap gadis berbaju biru, saat melihat Louli.

"Iya! Hanya karena semalam dia mendapat Presdir jadi sombong dia! Ih, bikin kesal saja!"

Teman-teman Louli mulai membicarakan dirinya. Louli mendengarnya, tapi tetap bersikap cuek. Seolah tak mendengar apapun ucapan teman-temannya itu.

Louli melirik teman-temannya yang sedang membicarakannya sambil tersenyum sinis.

"Mamih, malam ini jangan kasih Louli presdir gendut lagi. Louli cape, mana uangnya sedikit." Louli berkata dengan nada manja, dia mulai merayu Mamih.

"Tenanglah, anakku. Malam ini, Mamih sudah siapin tamu khusus untukmu. Kali ini dijamin dompetnya tebal," bujuk Mamih sambil tersenyum penuh arti.

"Ah, Mamih. Malam ini Louli tidak mau terima tamu. Louli, mau menari saja." jawab Louli.

Louli bergelayut manja pada lengan kanan Mamih. Sikap manja Louli sengaja dia tunjukkan pada teman-temannya yang terus membicarakan dirinya.

"Oh baiklah. Lakukan apapun yang kau suka, sayang." balas Mamih.

"Mamih, kasih saja presdir itu pada yang lain. Biarkan mereka merasa juga, bagaimana rasanya presdir. Telinga Louli terasa panas, mendengar suara-suara bising yang menyebalkan!" sindir Louli sambil melirik ke teman-temannya.

"Baiklah, Baby. Malam ini, kamu bisa hadir menghibur yang lain. Tampilkan pesonamu, Baby." Mamih terlihat senang.

Teman-teman Louli yang sejak tadi memperhatikan Louli semakin kesal dengan tingkah Louli yang secara tak sengaja menyindir mereka.

"Cih! Dia!" salah satu temannya semakin kesal.

"Sudah! Apa yang kalian disini? Cepat bekerja!" teriak Mamih pada anak-anaknya yang lain.

Mereka langsung bubar. Louli tersenyum sinis pada teman-temannya. Seorang tiba-tiba menghampiri Louli dari belakang dan mengagetkannya.

"Hei!" orang itu berkata sambil menepuk pundak Louli.

"Aiya!" Louli terlonjak kaget.

"Hi hi hi hi," teman Louli itu tertawa melihat Louli yang terkejut.

Louli menoleh kebelakang, langsung emosi begitu melihat orang yang mengejutkannya.

"Luna! Kau ini keterlaluan! Bagaimana kalau aku terkena serangan jantung!" Louli menjadi marah pada temannya itu.

Dia memukul pelan lengan temannya itu. Namun temannya itu hanya tersenyum saja, lalu memeluk Louli, Louli pun membalasnya.

"Louli, lama gak ketemu. Bagaimana kabarmu?" tanya teman Louli yang bernama Luna.

"Luna, tentu baik. Bagaimana denganmu? Eh Hubby-mu tidak marahkah kau datang kesini?" Louli bertanya balik pada sahabatnya itu.

Louli dan Luna sama-sama anak asuh Mamih Laura. Namun beberapa bulan yang lalu, Luna bertemu dengan seorang pria yang mengajaknya menikah.

Setelah menikah, Luna meninggalkan rumah bordil dan tinggal bersama suaminya di luar negeri. Baru-baru ini, Luna kembali ke Seoul, dan berkunjung ke rumah bordil.