Armand, seorang pekerja kantoran biasa, meninggal dalam sebuah kecelakaan dan terbangun di tubuh Eldric Carval, seorang Duke di kerajaan medieval yang penuh dengan pedang dan sihir. Mengira hidupnya telah berakhir, ia malah diberi misi oleh sistem misterius: menjadi "Pahlawan Hiburan" yang akan membawa hiburan modern—seperti manga, musik, film, dan game—ke dunia yang sunyi dan terbelakang ini. Bersama keluarga dan sekutunya, Eldric berusaha mengubah dunia lama dengan hiburan baru. Akankah ia berhasil membawa perubahan? #Anime #Manga #Film #Musik #Game #Olahraga #Reinkarnasi #Keluarga #Anak #Ayah
Armand baru saja keluar dari gedung kantor tempatnya bekerja, sebuah gedung tinggi dengan kaca besar yang memantulkan langit kota yang mulai gelap. Ia menarik napas panjang, mencoba menghilangkan sedikit tekanan dari rutinitas harian yang semakin terasa menyesakkan. Sebagai seorang pekerja kantoran di dunia modern, ia memiliki karier yang cukup stabil. Rekan-rekan kerjanya baik, gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan ia merasa bahwa hidupnya tidak kurang dari banyak orang. Namun, dalam kesibukan itu, ada rasa kosong yang terus menghantuinya.
Rutinitas yang padat, pertemuan-pertemuan yang tidak pernah berhenti, dan target yang terus mengejar membuat Armand merasa terperangkap. Hiburan adalah satu-satunya pelarian baginya—film yang belum ia tonton, musik yang tak sempat ia nikmati, anime dan manga yang ia simpan di rak yang belum dibaca, serta video game yang selalu menjadi temannya saat stres. Ini adalah kebahagiaan kecilnya di tengah dunia yang terus berputar dengan kecepatan yang tidak pernah ia inginkan.
Namun, meskipun ia menyadari banyak hal yang belum sempat ia nikmati, ada satu penyesalan besar yang selalu menghantui pikirannya. Ia merasa tidak sempat benar-benar menikmati hiburan itu. Dalam kesibukannya, dia selalu menunda. Semuanya seperti berjalan begitu cepat, dan kini—setelah kecelakaan itu—ia sadar bahwa dia tidak akan bisa menikmati hiburan yang ia cintai lagi.
Ketika ia melangkah pulang di malam yang sunyi, tiba-tiba sebuah mobil meluncur cepat menabraknya. Seketika, rasa sakit yang luar biasa menghantam tubuhnya, dan dunia berubah menjadi gelap. Armand tidak tahu apakah dia kehilangan kesadaran atau mati. Dia hanya merasakan kepedihan yang semakin menghilang, seolah dirinya sedang jatuh ke dalam kekosongan yang abadi.
Namun, kenyataan ternyata jauh lebih aneh daripada yang dia bayangkan.
Ketika Armand membuka mata, dia merasa sesuatu yang berbeda. Bukan langit malam kota atau pemandangan yang ia kenal. Ia terbangun di sebuah tempat asing—bukan rumahnya, bukan rumah sakit. Pandangannya kabur sesaat, tetapi yang paling mencolok adalah kenyataan bahwa ia sedang terbaring di kasur yang empuk dan mewah. Kamar di sekelilingnya terlihat seperti sesuatu yang keluar dari buku sejarah, dengan furnitur kayu klasik, dinding batu, dan cahaya temaram dari bola lampu yang dipasang di sepanjang ruangan.
Ia menatap langit-langit kamar yang tinggi, dengan hiasan ukiran kayu yang rumit. Suasana yang terasa begitu kuno dan asing. Semua tampak seperti masa medieval, zaman sihir dan pedang, yang tidak pernah ia kenal.
"Di mana… saya?" bisiknya dengan suara serak, bingung dan ketakutan.
Armand berusaha bangkit, namun tubuhnya terasa aneh, lebih berat dari yang ia bayangkan. Saat ia mengangkat tangan, ia melihat pakaian yang dikenakannya—sebuah jubah besar berwarna gelap dengan lambang kerajaan di dada. Bukan pakaian biasa seperti yang ia kenakan di dunia modern. Kepalanya berputar, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.
"Saya… masih hidup?" tanya Armand dengan suara gemetar, meskipun hatinya merasa ragu dengan kenyataan ini.
Sebelum ia sempat mencari jawaban, suara yang aneh terdengar di dalam kepalanya. Suara itu jelas, seolah datang dari dalam pikirannya, namun ia tidak bisa melacak dari mana suara itu berasal.
"Selamat datang di sistem Pahlawan Hiburan, Eldric Carval."
Armand terkejut, hampir terjatuh dari tempat tidurnya. Eldric Carval? Ia mengernyitkan dahi. Nama itu sama sekali tidak ia kenal. Nama yang asing dan berat di telinganya. Tapi lebih mengejutkan lagi, tiba-tiba sebuah gelombang ingatan yang tidak ia inginkan memenuhi pikirannya. Nama itu, Eldric Carval, bukan hanya sebuah nama kosong. Itu adalah identitasnya sekarang. Semua ingatan tentang siapa dirinya, siapa keluarganya, dan bagaimana ia tiba di dunia ini muncul dalam sekejap.
Dia bukan lagi Armand, pria biasa asal dunia modern yang bekerja di kantor. Ia sekarang adalah seorang Duke di sebuah kerajaan yang tampaknya hidup di zaman medieval yang dipenuhi sihir dan konflik politik. Ia adalah Eldric Carval, pewaris kekayaan, tanah, dan kekuasaan.
Kepalanya berputar. Bagaimana bisa ini terjadi? pikirnya dengan panik. Bagaimana ia bisa berada di tubuh orang lain, di dunia yang sama sekali berbeda?
"Sistem?" Armand—atau lebih tepatnya Eldric—berbicara dengan suara gemetar, mencoba mengungkapkan kebingungannya. "Apa yang sedang terjadi? Kenapa saya di sini? Apa yang saya harus lakukan?"
"Benar," suara itu menjawab dengan tenang, "Sebagai Pahlawan Hiburan, tugasmu adalah mengenalkan hiburan modern ke dunia ini, yang terperangkap dalam keterbatasan zaman medieval. Dimulai dengan tahapan pertama: kenalkan Manga."
Kenalkan Manga? Eldric terdiam, kebingungannya semakin dalam. Apa yang dimaksud dengan "Manga"? Bukankah dunia ini penuh dengan pedang dan sihir? Bagaimana mungkin mereka akan mengerti tentang hiburan yang begitu sederhana?
Namun suara itu tidak memberi kesempatan untuk bertanya lebih lanjut.
"Ini adalah misi yang telah ditetapkan untukmu," suara itu melanjutkan. "Kamu harus memulai dengan mengenalkan hiburan baru kepada dunia ini. Tahapan pertama adalah mengenalkan Manga—sebuah bentuk hiburan yang akan membuka pikiran mereka dan membawa perubahan. Jika kamu berhasil, kamu akan maju ke tahap berikutnya."
Eldric—atau lebih tepatnya Armand—duduk tertegun. Manga? Bagaimana mungkin? Dunia ini sama sekali tidak mengenal apa itu Manga. Tapi, sistem ini tampaknya sangat serius. Ada perintah yang harus dilaksanakan, dan tidak ada jalan untuk mundur.
Dia memandang sekeliling ruangan yang tampaknya begitu asing namun dengan jelas menunjukkan bahwa ia kini adalah bagian dari dunia yang berbeda—dunia yang lebih primitif, namun juga penuh dengan peluang besar. Eldric, yang kini terperangkap dalam tubuh seorang Duke, tahu bahwa dia harus memulai misi ini.
Dengan perasaan campur aduk—bingung, takut, dan sedikit terkejut— namun juga bersemangat.