Keesokan harinya, aku duduk di ruang kerja, meja kayu besar di depanku dipenuhi alat-alat gambar dan kertas-kertas penuh sketsa. Cahaya pagi menembus jendela besar di sisi ruangan, memberikan suasana hangat yang memotivasiku untuk melanjutkan pengerjaan manga terbaru. Kali ini, aku sedang mengerjakan salah satu adegan paling ikonik untuk volume terbaru Naruto.
Sungguh menyenangkan membuat adegan ini. Bahkan setelah sekian lama, aku masih merasa antusias membayangkan bagaimana para pembaca akan bereaksi. Apakah mereka akan merasakan emosi yang sama seperti yang kurasakan saat pertama kali membaca manga ini di duniaku yang lama?
Aku mengerutkan dahi, mencoba mengingat detail adegan itu dengan sempurna. Tanganku terus bergerak, menghasilkan garis-garis yang hidup di atas kertas.
Tiba-tiba, pintu ruang kerja diketuk dengan sopan. Aku mengenali ketukan itu.
"Masuk," kataku tanpa mengalihkan pandangan dari kertas di depanku.
Pintu terbuka, dan sosok yang sudah sangat akrab bagiku melangkah masuk. Pak Tua Jenskin, kepala pelayan keluarga Carval, berdiri di sana dengan map tebal di tangannya. Pria berusia lanjut dengan rambut pirang yang mulai memutih di beberapa bagian itu tetap memancarkan kharisma yang sulit dilupakan. Matanya yang hijau terang seakan menyimpan pengalaman hidup yang tak terhitung jumlahnya.
Dia membungkuk sedikit sebelum mendekat, menjaga sikap formalnya seperti biasa. "Tuan Eldric," sapanya dengan suara berat namun ramah. "Saya membawa laporan penjualan manga yang Anda minta."
Aku berhenti sejenak, meletakkan pena di atas meja, lalu menatapnya dengan penuh minat. "Ah, akhirnya. Sudah beberapa minggu sejak peluncurannya. Bagaimana hasilnya?" tanyaku sambil meraih map yang ia sodorkan.
Pak Jenskin tersenyum tipis, lalu berkata, "Saya rasa Anda akan puas dengan hasilnya, Tuan. Bahkan mungkin lebih dari itu."
Aku membuka map itu dengan rasa ingin tahu. Di dalamnya, terdapat lembaran-lembaran yang merinci penjualan Naruto, Doraemon, dan Your Name.
Saat aku membaca angka-angka itu, mataku membelalak. Penjualan Naruto ternyata melampaui ekspektasiku. Manga tentang ninja muda yang penuh semangat ini rupanya langsung memikat hati banyak pembaca, terutama para bangsawan muda dan rakyat yang mampu membelinya. Ternyata tema perjuangan, persahabatan, dan pengakuan memiliki daya tarik universal, bahkan di dunia ini.
"Penjualan Naruto luar biasa," kata Jenskin, seolah menegaskan pikiranku. "Terutama di kalangan anak-anak muda, baik bangsawan maupun rakyat biasa yang ingin memahami perjuangan sang protagonis."
Aku mengangguk puas. Lalu mataku beralih ke laporan Doraemon.
Doraemon ternyata tak kalah sukses. Kisah robot kucing dari masa depan ini sangat disukai oleh anak-anak, bahkan Lumi sendiri sangat menikmati ceritanya. Melalui laporan ini, aku tahu bahwa manga ini telah menjadi favorit keluarga yang ingin membaca sesuatu yang ringan, lucu, namun penuh pelajaran
"Dan Doraemon, Tuan, telah menjadi pilihan utama di kalangan keluarga. Cerita yang menghibur namun tetap mendidik membuat banyak orang merekomendasikannya kepada teman dan kerabat mereka," lanjut Jenskin.
Namun, yang paling mengejutkan adalah laporan Your Name.
Your Name benar-benar fenomena. Manga ini meraih popularitas tidak hanya di kalangan anak muda, tetapi juga orang dewasa yang tertarik dengan cerita cinta yang penuh keajaiban. Aku tidak menyangka cerita tentang dua jiwa yang bertukar tubuh dan terhubung melalui takdir akan begitu menggetarkan hati pembaca di dunia ini.
"Pak Jenskin," kataku, masih terkejut dengan laporan itu. "Penjualan Your Name... benar-benar luar biasa."
"Benar, Tuan," jawab Jenskin sambil mengangguk. "Banyak bangsawan muda yang mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan cerita ini. Bahkan, ada beberapa surat yang meminta keluarga Carval merilis cerita serupa dalam waktu dekat."
Aku tertawa kecil. "Ternyata cerita romantis dengan sentuhan takdir memang tak lekang oleh waktu, ya?"
"Memang begitu, Tuan. Namun, ada satu laporan yang menarik perhatian saya secara khusus."
Aku mengangkat alis. "Oh? Apa itu?"
Pak Jenskin membuka map di tangannya dan mengeluarkan sebuah surat. "Ini adalah laporan dari salah satu distributor utama kita. Mereka mengatakan bahwa stok manga Anda habis dalam waktu kurang dari seminggu di beberapa wilayah. Ada permintaan yang sangat tinggi untuk cetakan ulang, terutama di kota-kota besar."
Aku terkekeh mendengar kabar itu. Ini jelas kabar baik, tetapi juga menjadi tantangan. Jika permintaan terus meningkat seperti ini, aku harus memastikan rantai produksi dan distribusi tetap berjalan lancar.
"Kalau begitu, kita harus segera mencetak ulang. Pastikan distributor kita mendapatkan pasokan yang cukup. Jangan sampai para pembaca kecewa karena tidak mendapatkan apa yang mereka cari," perintahku.
"Saya sudah mengatur hal itu, Tuan," jawab Jenskin dengan tenang. "Namun, ada satu hal lagi. Beberapa bangsawan telah mengajukan permintaan khusus untuk edisi koleksi manga Anda, dengan tanda tangan pribadi dari Anda."
Aku terkikik kecil. "Tanda tangan, ya? Tentu, aku bisa melakukannya. Pastikan mereka tahu bahwa edisi itu akan dirilis secara terbatas. Eksklusivitas adalah kuncinya."
Jenskin tersenyum tipis. "Tentu, Tuan. Saya akan menyampaikan itu."
"Baiklah," kataku sambil menutup map. "Laporan ini benar-benar kabar baik. Tapi ini baru permulaan. Kita harus terus menjaga kualitas dan memperluas jangkauan. Dunia ini masih penuh dengan peluang."
"Betul sekali, Tuan. Saya yakin dengan visi Anda, manga akan terus berkembang menjadi bagian penting dari hiburan di dunia ini," jawab Jenskin dengan nada penuh keyakinan.
Kami kemudian membahas keuntungan dari penjualan. Sistem mata uang di dunia ini menggunakan tiga jenis koin: perunggu, perak dan emas. Setiap 100 perunggu bernilai 1 perak dan seterusnya.
Harga manga yang kami tetapkan adalah 50 koin perunggu untuk edisi standart, 50 koin perak untuk edisi yang lebih baik dengan menggunakan bahan-bahan yang lebih berkualitas.
Dan untuk edisi bertanda tangan nanti mungkin aku akan menetapkan seharga 100 koin emas dan hanya menyediakan 100 stok saja.
Menurut laporan, keuntungan total dari penjualan tiga manga ini mencapai 4.200 koin emas. Untuk permulaan, aku sudah cukup puas dengan hasil ini
Setelah Jenskin pergi, aku bersandar di kursi, membiarkan pikiran-pikiran melayang.
Naruto, Doraemon, Your Name... semuanya berhasil. Tapi ini baru awal. Dunia ini masih penuh peluang. Akan ada lebih banyak cerita yang kuhidupkan, dan manga akan menjadi bagian penting dalam budaya hiburan di sini.
Dengan semangat baru, aku mengambil pena dan kembali menggambar.