Kim Namjoon POV
Pukul 11 siang aku tiba di Minerva. Tidak terlalu ramai hari ini, hanya ada beberapa pengunjung yang sedang membaca. Seorang laki-laki berdiri dibelakang meja resepsionis kali ini. Dia menyapaku dengan ramah dan memintaku mengisi data pengunjung. Karena berfikir mungkin aku akan menghabiskan hari liburku disini, akhirnya aku memutuskan untuk menjadi anggota Minerva.
"Dimana aku dapat menemui Kim Sora?", tanyaku pada pegawai laki-laki itu
"Oh, Kim Sora ssi ada di lantai 2. Kau bisa naik lewat tangga ini", katanya mempersilakanku naik
"Gomawo", kataku
Aku menaiki tangga menuju lantai 2, Children Area lebih kecil dibandingkan tempat membaca dibawah. Disini terdapat banyak rak-rak buku mini dengan sampul buku berwarna-warni. Terdapat karpet besar dan empuk ditengah-tengah ruangan, yang diatasnya diletakkan bantal-bantal kecil dan berbentuk lucu. Lalu disebelah kanan terdapat mainan kayu memenuhi dua rak besar, dan terdapat kursi-kursi dan meja kecil tempat anak-anak membaca. Ruangan ini menyenangkan sekali, sangat berwarna-warni, pasti anak-anak akan senang menghabiskan waktu disini.
Kulihat Kim Sora sedang duduk dikarpet di depan sebuah rak buku. Disampingnya terdapat sebuah kardus besar berisi buku-buku. Ia mengenakan celana jins, dan kemeja bunga-bunga lengan pendek. Ia menguncir tinggi rambutnya hari ini. Wajahnya terlihat serius menatap satu persatu buku yang ada di dalam kardus.
Aku berjalan memghampirinya, kulepas sepatuku dan berjalan di karpet mendekatinya.
"Annyeong Sora ssi", kataku tersenyum
"Ah oppa, annyeong", jawabnya sambil menengok ke arahku dan tersenyum
"Apa yang sedang kau lakukan?", tanyaku sambil duduk di sampingnya
"Aku sedang menaruh buku-buku baru di rak ini. Buku-buku ini baru selesai kami data dan kami sampul", katanya sambil menunjukkan satu buku cerita bergambar
"Kau sibuk?", tanyaku lagi
"Ah tidak, ini hanya perlu disusun di dalam rak ini lalu selesai", katanya. "Apa yang akan kau lakukan hari ini, oppa?", tanyanya lagi
"Aku belum tau", kataku mengangkat bahu. "Boleh aku bantu?", tanyaku sambil mengambil sebuah buku
"Tentu", jawabnya
Kami mengobrol sambil meletakkan buku-buku di rak dihadapan kami. Area anak-anak saat ini baru dikunjungi 4 orang anak dengan ibu mereka. Semuanya terlihat asik melakukan aktivitas masing-masing.
"Sora, ayo kita makan siang", ajakku setelah melihat jam tanganku yang menunjukkan pukul 11.45.
"Ne, mau makan apa kita?", tanyanya
"Kau tau restoran disekitar sini yang tidak terlalu ramai?", tanyaku sambil menatapnya
"Mmm ... didekat sini ada Little Seoul. Mereka punya ruangan privat dan makanan mereka pun enak", jelasnya bersemangat
"Kita makan disana kalau begitu, Aku sudah lapar. Kajja! (Ayo!)", kataku sambil berdiri
Kuulurkan tanganku untuk membantunya berdiri. Ia menaikkan alisnya melihat uluran tanganku.
"Eh?", katanya
"Ayo aku bantu..", jawabku malu
Akhirnya Sora menerima uluran tanganku untuk membantunya berdiri. Kurasakan sensasi menggelitik ketika tanganku bersentuhan dengan tangannya. Kami menjadi sedikit canggung. Aku memegang belakang leherku karena malu. Dan kulihat pipinya bersemu merah. Kami tidak saling menatap selama menuruni tangga menuju lantai satu.
"Ah indah sekali langit hari ini", kataku melihat ke langit sambil meregangkan tanganku
"Ne, cerah sekali ya", balas Sora
Kami saling tersenyum dan mulai berjalan ke arah Little Seoul. Setibanya kami disana, Sora menyapa pemilik kedai dan menanyakan ruang privat untuk kami. Lalu sang pemilik mengantar kami menuju sebuah ruangan kecil di lantai dua. Sebetulnya tempat makan dibawah tidak terlalu ramai, hanya saja aku ingin lebih berhati-hati. Bila ada fans atau seseorang yang mengambil gambar kami saat makan berdua pasti akan menimbulkan berita. Dan aku sangat menghindari hal itu.
Kami memesan Jajangmyeon dan Bbq galbi. Memang benar makanan disini sangat enak. Ini pertama kalinya aku makan hanya berdua saja dengan seorang wanita sejak kami debut. Aku merasa canggung, entah mengapa jantungku terus berdegup kencang. Padahal ini hanyalah makan siang biasa, bukan sebuah kencan. Kulihat Sora sangat menikmati makanannya dan terlihat santai.
"Apa kau sering makan ditempat umum seperti ini, oppa?", tanyanya
"Well, tidak juga. Biasanya bila makan di restoran, kami akan memesan tempat privat seperti ini juga. Kami tidak ingin terlalu mencolok", kataku setelah mengunyah dan menelan makananku.
"Apa kau punya kegiatan untuk siang ini?", tanyaku lagi
"Ani yo (tidak) ... sebetulnya aku tidak terlalu sibuk setiap hari. Aku hanya mendata buku dan melihat laporan Minerva. Semua tugas sebagian besar sudah dilakukan managerku", jawabnya sambil tersenyum
"Kalau begitu, apa kau mau menemaniku berkeliling Seoul?", tanyaku. "Mmm ... aku hanya ingin mengunjungi beberapa museum dan galery yang ada di Seoul, tapi sepertinya akan membosankan bila aku pergi sendiri", jelasku lagi
Aku menundukkan kepalaku karena malu, aah kenapa wajahku terasa panas. Aku meliriknya, kulihat Ia mengerutkan keningnya menatapku.
"Baiklah! aku juga belum pernah mengunjungi museum selama aku tinggal di Seoul", katanya mengangkat bahu dan tersenyum. "Kapan kita akan pergi?", tanyanya lagi
"Bagaimana kalau setelah ini? Aku akan menelepon supirku untuk mengantar kita", kataku lagi
"Supir? apa kau harus ditemani supirmu kemanapun kau pergi?", tanyanya ingin tau
"Ani yo ... hanya saja, aku belum mempunyai surat izin mengemudi, jadi aku tidak bisa pergi mengemudi sendiri", kataku malu sambil mengusap belakang leherku
"Eh? Jinjja?", tanyanya tak percaya
"Ne, aku mencoba tes berkali-kali tapi tidak pernah berhasil, bahkan Suga hyung mengatakan, aku lebih baik tidak mengendarai mobil demi kedamaian dunia", kataku tertawa
Sora pun tertawa mendengar ceritaku.
"Kalau begitu, kita naik mobilku saja ya", katanya lagi masih tertawa
Dia cantik sekali, matanya berbinar ketika ia tertawa. Aku merasa nyaman bersamanya. Ada perasaan tergelitik yang aneh ketika ku menatapnya, entah perasaan apa ini.
Setelah makan siang, kami kembali ke Minerva. Aku menunggu Sora di depan pintu masuk lantai dasar. Ia sedang ke kantornya untuk mengambil tas dan kunci mobil. Setelah itu kami menuju mobilnya yang berada di belakang gedung Minerva, parkir khusus untuk para pegawai.
Kami memutuskan untuk mengunjungi Arario Gallery di Dongnam. Aku merasa canggung karena harus duduk di kursi penumpang. Disampingku Kim Sora sedang memasang sabuk pengaman dan mulai menyalakan mesin mobil.
"Sudah berapa lama kau mendapatkan SIM?", tanyaku
"Mmm aku mulai belajar mengendarai mobil sejak aku lulus SMA. Lalu mendapatkan SIM ku saat aku berumur 20 tahun", jawabnya sambil mengingat-ingat
"Wah pasti menyenangkan sekali ya bisa bebas mengendarai mobil dan pergi kemanapun", kataku menatap kaca depan mobil
"Pasti kau bisa mendapatkan SIM suatu hari nanti, oppa", katanya tersenyum
"Aku sangat canggung bila harus mengendalikan sesuatu, itulah yang menyebabkan aku tidak bisa mengendarai mobil", kataku cemberut
Aku memegang sebuah kalung manik-manik berwarna-warni yang menggantung di kaca tengah mobil, namun kalung itu langsung putus dan terjatuh ke lantai mobil.
"Andweee!", kataku panik dan memungut kalung tersebut
Sora terlihat kaget, namun tidak lama langsung tertawa melihat wajahku.
"Oppa, wajahmu lucu sekali ... omoo ... kyeopta (cute)", katanya masih tertawa sambil mengemudikan mobil
"Aah mianhae (maaf) Sora ssi", kataku sambil menunjukkn kalung putus tersebut
"Haha gwaenchana, aku akan membetulkannya nanti", katanya lagi. "Jadi betul ya, yang dikatakan orang-orang bahwa oppa adalah God of Destruction (Dewa Penghancur) ?", katanya sambil tersenyum
"Aaah ... ya begitulah. Aku tidak tau mengapa aku selalu merusak barang yang aku pegang. Banyak sekali barang di tempat tinggal kami yang rusak karena aku ... aaah menyebalkan sekali", kataku sedih sambil menggelengkan kepala
"Tapi kau terlihat sangat lucu, oppa. Aku yakin kau tidak sengaja melakukannya", katanya lagi masih tersenyum sambil menatap jalanan di depannya
"Maafkan aku Sora, aku benar-benar tidak sengaja merusak kalungmu", kataku lagi sambil terus menggenggam kalung itu di telapak tanganku
"Tidak apa-apa, itu kalung buatanku ketika ada workshop kerajinan tangan di Minerva. Tapi karena kekecilan akhirnya aku menggantungnya sebagai hiasan", jelas Sora
"Aku akan menggantinya, aku merasa sangat bersalah", kataku merasa bersalah
"Ah tidak usah, kau tidak perlu menggantinya", katanya bersikeras
Akhirnya kami tiba di Arario Gallery. Bangunan gallery ini berbentuk kubus dan bernuansa modern. Aku pernah baca mengenai gallery ini, disini banyak dipamerkan karya-karya seniman komtemporer yang berasal dari Korea maupun Asia.
Kami menghabiskan waktu selama 3 jam berkeliling dan menikmati karya-karya seni disini. Kim Sora pun ternyata tau banyak mengenai seni-seni yang dipamerkan. Aku merasa senang sekali dapat menghabiskan waktu dengannya.
Pukul 17.30 kami memutuskan untuk kembali ke Minerva, karena aku meminta supirku untuk menjemputku disana. Suasana di Minerva sudah cukup ramai karena dipenuhi orang-orang yang telah pulang kerja. Sora agak khawatir bila aku harus menunggu di area membaca lantai satu, dia tidak ingin terjadi kehebohan bila pengunjung melihatku sendirian disana.
Akhirnya ia menawarkanku untuk menunggu didalam ruang kerjanya di lantai dasar. Ruangannya berbentuk segiempat. Ada sebuah meja kerja dengan komputer dan telepon yang menghadap ke pintu. Lalu ada rak besar di sebelah kanan berisi file-file kerja dan pajangan cantik berbagai bentuk dan ada kulkas kecil di samping rak tersebut. Disebelah kiri terdapat jendela yang menghadap ke parkiran dan sofa panjang didepan jendela tersebut. Walaupun tidak terlalu besar, ruangan ini sangat rapi.
Kim Sora mempersilakanku untuk duduk.
"Apa kau lelah, oppa? Kau mau minum sesuatu?", tanya Sora sambil menaruh tasnya di meja kerjanya
"Apa kau punya cola?", tanyaku
"Tentu", jawab Sora, lalu membuka kulkas untuk mengambil dua kaleng cola
Ia duduk disampingku sambil menyerahkan sekaleng cola kepadaku.
"Gallery tadi luar biasa, baru kali ini aku melihat karya seni seperti itu", katanya sambil meneguk cola
"Nee", kataku setuju. "Besok kita akan kemana? Aku ingin sekali mengunjungi K-pop museum", kataku menatap kearahnya
"Well, terdengar menyenangkan", jawabnya tersenyum kearahku
*toktok
Terdengar ketukan dipintu
"Eonnie, apa kau sudah kembali?, ada yang ingin kubicarakan", seorang wanita berseragam Minerva masuk ke ruangan
"Aku ingin .. aaahh!!", katanya terkejut, sambil menutup mulutnya
Aku dan Sora saling berpandangan.
"Ah Aeri ssi, tolong jangan bilang siapapun ya", kata Sora menghampirinya dan menaruh telunjuk di depan bibirnya
"Apa dia betul RM??", tanyanya terbelalak
"Ne ... aku RM, senang bertemu denganmu", kataku tersenyum
"Eonnie, kau kenal dengannya? Mengapa kau tidak memberitauku??", kata Aeri membelalak ke arah Sora
"RM ssi, aku adalah fansmu! aku sangat menyukaimu, kau adalah biasku!", kata Aeri melompat-lompat kegirangan
"Karena aku tau kau akan bersikap seperti ini, Aeri ... tolong tenangkanlah dirimu dulu, baru nanti kita bicara", kata Sora mengernyitkan dahinya sambil mendorong Aeri keluar ruangan
"Oppa, maafkan aku. Aku tidak tau dia akan bersikap seperti itu", kata Sora menyender kepintu sambil memegang dahinya
"Gwaenchana, banyak fans ku yang melakukan hal yang lebih dari itu", kataku tersenyum menatapnya
Ponselku bergetar dan kulihat pesan dari supirku, yang mengatakan bahwa ia sudah menungguku diluar. Aku berdiri dan berjalan kearah Sora.
"Aku harus pergi, aku sangat menikmati hari ini. Sampai bertemu besok?", kataku berdiri dihadapannya
"Ya sampai bertemu besok. Aku juga sangat menikmati hari ini", kata Sora tersenyum
Aku keluar ruangan dan langsung menuju mobilku. Aku tersenyum mengingat waktu yang kami habiskan bersama hari ini. Kupejamkan mataku, besok aku akan bertemu dengannya lagi, semoga besok menjadi hari yang sama menyenangkannya seperti hari ini, kataku dalam hati.
—————————————————————
Stay safe and stay gold,
Borahae 💜💜💜