"Ya, udah. Ibu balik ke dapur dulu, ya. Mas Damar nanti ikut makan malam di sini, ya."
Pada akhirnya, seperti yang sudah diperkirakan sejak awal, memang percuma coba-coba menolak tawaran makan malam dari ibunya Kirana. Damar tetap saja tak bisa berkata banyak dan cuma mampu mengiyakan apa yang dibilang ibunya Kirana.
Sejujurnya Damar enggan makan semeja dengan Rendra. Walau sudah semakin bisa merelakan Kirana, Damar kadang tetap saja merasa perih saat Rendra dan Kirana tanpa sadar menunjukkan kemesraan mereka.
Selain itu, Rendra telah menjelma rival abadi bagi Damar. Dibandingkan dua bulan yang lalu, Rendra memang sudah tidak suka senewen sendiri jika melihat Kirana dan Damar sedang bersama. Meski begitu, biasanya tetap akan ada momen di mana dua pria itu berakhir perang dingin.
Namun, perkara malas makan semeja dengan Rendra tergeser begitu saja dengan rasa ingin tahu Damar terhadap hal lainnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください