webnovel

Blue Diamond Ring

Berawal dari kegagalan hubungan sebelumnya, Vina akhirnya tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat tangguh, mandiri dan memiliki kerajaan bisnis yang besar. keluarganya mencoba untuk membantunya melupakan masa lalunya dengan menjodohkan Vina pada beberapa eksekutif muda. tetapi, semua ditolak oleh Vina yang belum bisa melupakan pria di masa lalunya. setelah sepuluh tahun perpisahan, tanpa sengaja, Vina bertemu kembali dengan seseorang yang telah dirindukannya selama 10 tahun. akankah mereka kembali bersama? Atau dapatkah Vina menghindarinya, sehingga Ia tidak akan jatuh pada luka yang sama sepuluh tahun lalu? ikuti kisah vina dalam blue diamond ring..

Ri_Chi_Rich · 都市
レビュー数が足りません
44 Chs

Gelap

Rangga plot -

"vina, bangun vin.. Vin!!!", lelaki itu mengguncang-guncang tubuh istriku.. A..apa yang terjadi? Kenapa vina ada dibawah dan lelaki itu menyanggah tubuhnya? Apa yang kulakukan! Vina.. Istriku, pingsan dengan lelaki itu dilantai.

"vin.. Vin... Vin. Kamu gapapa?", lelaki itu semakin terlihat cemas! Dia.. Dia merangkul istriku! Apa yang dilakukan?? Emosiku kembali naik.

"lepaskan dia!", aku menarik paksa tubuh vina dari pelukan lelaki itu.

"kamu siapa???? Kembalikan vina!!" dia mencoba menarik tanganku sebelum aku benar-benar berdiri, membawa vina dalam pelukanku.

Aku sangat kesal dengannya saat ini. Aku ingin membawa istriku, tapi dia justru mencegahku! Andai tak ada vina diatas kedua tanganku, aku pasti sudah memukulinya lagi!

"tidak ada yang lebih berhak terhadap vina, kecuali aku! Aku adalah suaminya!!!"

"apa buktinya?? Lepaskan vina!!", kini dia mau mengambil istriku dari dekapanku. Aku meraih tangan vina. Dan menunjukkan jari manis vina kepadanya.

"Lihat cincin dijari manisnya!", kali ini kutatap lelaki itu, dia tampak mulai mempercayaiku. Dan aku cukup bangga melihat wajahnya yang berlumuran darah. rasakan! Itu adalah balasan untuknya, bagaimana bisa istriku bergoncengan dengannya, memegang pinggangnya dan lari dariku! Hatiku sangat panas, api membara dalam dadaku tak kunjung hilang, justru semakin berkobar! Kurasa, bogemku itu sudah cukup membuatnya sadar siapa aku!!

Tunggu.. Ku tatap vina kali ini.. Bogemku, mengenai wajahnya juga! Bagaimana bisa? Apa vina yang tadi terakhir kupukul?! Seketika dunia seakan berhenti berputar, waktu seakan berhenti.. Tuhan, bagaimana ini... Pipi kirinya terlihat biru memar dengan darah keluar dari sisi bibir dan hidungnya.. Apa yang sudah kulakukan????

"hey!!! Apa kau benar-benar suami vina?", lelaki itu menyadarkanku dari lamunanku, tapi aku sudah tak fokus lagi dengannya. Aku berdiri, menggendong vina di kedua tanganku dan membawanya keluar setengah berlari,

"siapkan mobil, kita kerumah sakit sekarang!"

"baik pak, tapi ini gang sempit, mobil sudah siap tujuh ratus meter dari sini. Di jalan raya.", Fadli mengingatkanku, bahwa kami berada di gang yang hanya cukup dengan motor. Kami tadi memarkir mobil di ujung jalan, diujung gang ini.

Baiklah, tak ada pilihan lain, aku membawa vina diatas kedua tanganku, kupercepat langkahku! Sangat muak aku berada dirumah ini! Suasana rumah ini, kehangatan rumah ini.. aku berlari keluar dari rumah ini.

"hey!! Vina.. Mau kau bawa kemana dia!! Tunggu... Jelaskan padaku!!", lelaki itu mencoba mengejar, tapi fadli cukup sigap memberi komando. Beberapa bodyguard langsung menghadangnya sehingga ia tidak dapat mendekatiku dan vina.

Pikiranku tak tentu arah.. Aku berjalan semakin cepat, Sejujurnya aku sangat marah dengan wanita yang sedang ku gendong ini.. Mengingat kejadian tadi..

 

Flashback on

Betapa kesalnya aku dengan vina, kenapa dia bisa begitu bodoh melakukan meeting di apartemennya! Mengundang pria masuk ke apartemennya, beramah tamah dengan pria br*ngs*k macam reza! Aku benci saat mendengar rekaman itu! Vina dengan mudahnya Mengikuti semua arahannya, mendanakan perusahaan, meminjamkan uang! Aku benar-benar tak habis pikir, betapa mudahnya wanita ini merasa iba dengan seseorang!

Entah kenapa, disitu aku merasa iri juga dengan reza! Dia sudah dekat dengan istriku dari saat mereka SMA! Mungkinkah mereka berteman cukup dekat? Logikaku masih jalan, Kalau mereka bukan teman baik, bagaimana mungkin vina mau berbaik hati dengannya?? Perasaan ini sungguh membuat darahku mendidih. Aku sangat cemburu dengannya. Masa lalu vina.. Hubungan apa dengan reza? Ketua osis? Hah! Apa hebatnya ketua osis? Apa hebatnya pengaruh lelaki itu dulu disekolahnya hingga istriku mau memberikan bantuan kepadanya???

Aku sudah berusaha meredam rasa marahku dengan tidak menatap istriku. Aku takut akan melakukan hal yang sangat buruk yang dapat menyakitkannya. Di mobil, aku juga sudah berusaha menyibukkan diri pada pekerjaan. Tapi tak ada yang bisa kulakukan. File, data dilaptopku, sudah beberapa kali aku membacanya tapi tak ada yang masuk kedalam otakku. Aku ga bisa berkonsentrasi dengan pekerjaanku. Aku sudah berusaha membolak balik, membaca kata demi kata, tapi.. Rasa kesal dan panas didadaku begitu mencuat! Sulit untukku mengendalikannya.

Aku ingin sekali menatap wajah vina, meminta penjelasan akan semua ini, tapi aku takut justru aku berbuat sesuatu yang melukainya. Aku coba kembali meredam emosiku. Dadaku terasa makin sakit. Pikiranku semakin tak rasional.

Vina, apa yang dia pikirkan sekarang. Sedikit, aku coba mencuri pandang. Apa dia memikirkanku? Apa dia tahu kemarahan dan cemburuku? Tapi, kenapa dia tidak menyapaku? Atau sekedar melihatku, memastikan keadaanku baik-baik saja. Kenapa dia cuek sekali? Aku semakin kesal, kubuat sedikit keributan, membolak balik kertas, menjatuhkan pulpenku, mengetik entah apa yang kuketik dengan memencet keyboard sekencang mungkin, tapi hening!! Dia tidak menatapku sama sekali. Apa vina menganggapku hanya mainan yang tidak punya hati? Aku meliriknya, dan vina Malah asyik melihat pemandangan diluar jendela. Apa-apaan ini.. Tak pentingkah perasaanku baginya??

Mobil sudah memasuki gerbang FGC. Kutarik napasku dalam-dalam.. Baiklah.. Aku sudah tak kuat lagi menahan emosiku dan berlama-lama lagi seperti ini. Aku memasukkan laptop dan semua kertas-kertas kedalam tas kerjaku.

Sudah kuputuskan, aku akan berbicara dengannya. Sebentar lagi, kami akan turun. Aku akan membawanya ke dalam pelukanku dan aku akan coba menanyakan semuanya. Aku sudah tak tahan lagi untuk memeluknya, menciumi seluruh tubuhnya dan memberikan tanda kepemilikanku atas dirinya. Vina adalah istriku.. Hanya aku yang boleh menyentuh dan memilikinya. Hanya aku yang boleh ada dalam pikirannya.

Hatiku sedikit sejuk mengingat sebentar lagi aku akan menggendong istriku. Kupercepat langkahku keluar. Dan.. Sungguh diluar dugaanku.. apa yang vina lakukan?? Saat aku membuka pintunya, aku melihatnya membuka pintu mobil diseberangnya, berlari keluar!

"vinaaa!", aku coba memanggilnya, dia tidak berhenti dan terus berlari.

Aku berdiri, melihat kemana vina berlari. Dan saat itu, dia menaiki sebuah motor!

"vinaaaaa! Vinaaaaa!", aku coba memanggilnya dan berlari ke arah motor yang dinaiki vina.

"vinaaaaaaa", panggilanku terakhir saat motor itu melaju.

Apa-apaan ini.. Istriku, meninggalkanku.. Dia tidak memberikan penjelasan apapun, tapi justru kabur dengan lelaki lain!! Kabur!!!!

"ikuti motornya!!", aku berteriak! dua mobil bodyguard langsung bergerak mengikuti mereka. Aku hanya berdiri mematung. jantungku berdegup kencang, tubuhku gemetaran menahan semua emosi dan kemarahanku.

Vina kabur, lari dariku disaat aku lengah!!! Apa dia tahu kalau dia sudah menghancurkanku? betapa sakit hatiku saat itu? Melihat istriku berusaha berlari sekencang yang dia bisa, menaiki motor lelaki s**l*n itu, dan tangannya me... Me-rang-kul pinggang lelaki itu????? Arghhhhh.. Saat itu, hatiku sangat sakit sekali melihat mereka. Aku berusaha mengejar, tapi motor itu sudah tancap gas sangat kencang, dan kulihat istriku berlindung dibalik punggung lelaki itu saat motor melaju! Rasa itu bagai menyayat seluruh tubuhku!

"pak..", aku menatap ke arah suara.

"batalkan semua jadwal! Cek cctv dan cari tahu info siapa lelaki itu, termasuk sedang apa dia dikantorku! Kau hanya punya waktu kurang dari 5 menit, kerjakan sekaraaaaang!", aku begitu marah, kutarik kerah baju fadli, dan menjelaskan apa yang harus segera dia lakukan! fadli yang sudah mendengar perintahku saat itu, langsung menjalankan arahanku. Kurang dari lima menit dia sudah membawa seorang gadis kepadaku.

"pak, ini nona cecilia. Lelaki tadi adalah dennis, kekasihnya. Dia kesini mengantar nona Cecillia berangkat kerja!", fadli menjelaskan dan wanita itu tampak ketakutan.

"telepon pacarmu, tanya dimana dia sekarang!", tanpa menjawab ya, wanita itu langsung mengeluarkan handphonenya dan menelpon pacarnya.

"honey, kamu dimana sekarang?", dia terdiam mendengar jawaban diseberang teleponnya. "baiklah, tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu keberadaaanmu. A..aku kembali kerja lagi. Bye!!"

Klik

Wanita itu menutup teleponnya dan menatapku masih dengan sedikit ketakutan.

"dennis dirumah sewaannya, pak!"

"apaaaaa? Ru..mah sewaaaan??", kali ini darahku mendidih!!! Apa yang dia lakukan dengan istriku dirumah sewaaan?

"berikan alamatnya!!!", aku semakin gusar. Segera fadli mencatat alamat di handphonenya, dan kami langsung menuju kesana.

Kami berhenti didepan gang sempit. Fadli berjalan lebih dulu, bertanya ke beberapa orang yang kami temui dijalan dimana alamat itu. Hingga kami sampai dirumah sederhana namun asri.. Pepohonan rindang didepannya membuat rumah ini terlihat sangat hangat!! Aku kembali membayangkan kehangatan didalamnya! Apa yang istriku lakukan didalam sana dalam kehangatan rumah ini?? Aku sangat tak sabar. Fadli ingin mengetuk pintu, tapi aku sudah sangat panas mengingat kehangatan rumah ini, sehingga aku memilih menendang pintu ini sekuat yang kubisa, dan

Braaaaak!

Vina.. Ya, vina istriku benar benar disana! Duduk dikursi dengan secangkir teh hangat! Teh hangat, kehangatan rumah ini.. Hangat... Arrrghhhh! Pikiranku sudah sangat emosi, aku hampir tak bisa melihat apa didepanku!

"hey, apa-apaan ini?", lelaki itu menghampiriku. Tapi aku sudah tak bisa lagi mengontrol diriku! Kehangatan rumah ini, teh hangat.. Istriku merangkulnya di motor!!

BUUUUG!

Entah berapa kali aku memukulnya hingga ia tersungkur kebawah dan

Buuuug!! Pukulan terakhirku... Terasa sedikit aneh.. Lelaki itu dilantai, tapi pukulan tadi kenapa sangat dekat? Lelaki itu masih duduk dibawah, tapi dia bergerak kesamping memapah tubuh wanita yang terjatuh..

Vina.. Vina melindunginya!!! Vina terjatuh terkena pukulanku..

Flashback off

Arrghh..

Aku coba menghapus semua kekesalanku, semuanya.. Dan kuberanikan menatap istriku.. Tak sadarkan diri, wajahnya memar, dan oh tuhan. Kali ini aku berhenti melangkah! Ketakutan dan kepanikan menjalar keseluruh tubuhku.

Luka dikepala belakang istriku.. Kebocoran dan sumbatan darah diotaknya.. Akibat pukulan piring malam itu, jambakan yang dilakukan cindy, kini.. Aku.. Aku melukai istriku sendiri.. Aku memukul wajahnya???!

"pak, apa bapak lelah? para bodyguard bisa membantu mengangkat istri bapak sampai mobil!", fadli berdiri disampingku yang masih terdiam dan dia menawarkan solusi.

"apa kau bilang? Kau pikir aku akan nenyerahkan istriku pada orang lain??? Kau pikir aku akan biarkan orang lain menyentuh istriku? Kau pikir aku begitu lemah sehingga tak bisa memapah istriku sendiriiiii?", aku berteriak dan melampiaskan emosi dalam hatiku

"maaf pak... Hmm.. Mobil masih dua ratus meter didepan!", kali ini tangan fadli menunjuk ke arah mobil yang sudah terlihat jelas didepanku, menyadarkanku.. Kalau aku harus segera membawa istriku kerumah sakit!!

Aku berlari kali ini. Cukup kencang, untuk segera sampai di mobil dan tak berapa lama, kami sampai dimobil. fadli membuka pintu, aku duduk dan vina kududukan dalam pangkuanku.

"kerumah sakit airin, cepaaaat!", aku memberikan instruksi.

"baik pak!"

Mobil melaju meninggalkan gang sempit, aku masih memeluk vina yang belum juga tersadar dalam pangkuanku. Rasa bersalah kini memenuhi hatiku, tak ada lagi rasa marah yang tersisa. Aku sungguh takut akan kehilangan istriku. Kenapa aku bisa begitu buta sampai tak melihat bahwa yang aku pukul adalah istriku sendiri????

Semakin kueratkan pelukanku padanya, mencium keningnya dan rasanya aku ingin memukul diriku sendiri atas apa yang telah kuperbuat! Apa yang kulakukan???? Aku bukannya melindungi istriku.. Tapi.. Aku justru melukainya. Aku melukainya setiap kali aku ingin melindunginya.

Mobil telah memasuki kawasan rumah sakit. Aku segera turun, membawa vina dalam gendonganku ke IGD.

"selamat pagi! Ada apa dengan pasien, pak?", seorang perawat dengan ramah menyapaku.

"panggil dokter airin!"

"a..apaaa??"

"apa kau tuli? Airin, panggil dokter airin sekaraaaaaang!!", aku berteriak. Perawat itu pergi dan mengambil telepon. Tak berapa lama, pintu sisi lain dari IGD terbuka, dan airin sudah berlari menujuku.

"ada apa dengan vina?"

"di..dia pingsan.."

"lagiiii??"

"i..iya.. Kali ini salahku", aku menunduk kali ini, pandanganku tertuju pada vina yang masih tak sadarkan diri. Rasa bersalah sudah tak terbendung dalam hatiku

"rebahkan dia diranjang, biar kulihat!"

Aku langsung merebahkan tubuh vina, airin medekatinya dan terlihat tatapannya sangat kaget

"dek, apa yang kau lakukan padanya?!"

"a..aku.. Ga sengaja meninjunya.."

"apaaaaa?"

"sebenarnya bukan ke vina, tapi dia melindungi orang itu...", aku coba membela diri, tapi airin hanya menatapku dengan tatapan kesal dan marah, lalu kembali fokus pada vina

Airin membersihkan luka-luka dan memar di wajah vina, dengan bantuan perawat disampingnya. Dia sudah tidak menghiraukan keberadaanku.

"aah.. ", tak berapa lama vina bergerak dan mulai sadar,

"vina, bagaimana keadaanmu, apa yang kau rasakan saat ini?"

"aaah... Kepalaku.. Aaah... !!", vina belum membuka matanya, dia meringis kesakitan, dan darah mengalir dari hidungnya.

"oh Tuhan!!", airin terdiam sesaat

"Berikan informasi ke bagian CT scan, pasien akan melakukan Tindakan CT scan sekarang! Hubungi dokter Andreas, dokter roby, dokter Faridha dan dokter senior, dokter lucas! Kita akan melakukan operasi kraniotomi sesegera mungkin!", dia melanjutkan perkataannya sambil menatap dua perawat disampingnya. perawat segera bergegas mendorong tempat tidur vina. Perawat lainnya berlari menuju telepon, wajah airin tampak panik.. Aku hanya sekali melihat wajahnya yang seperti ini.. Saat mama meninggal dulu!

ada apa ini? melihat airin seperti ini, aku sangat yakin ini bukanlah kondisi yang baik. sesuatu yang buruk telah terjadi. hatiku semakin ciut dan ketakutan. apa yang harus aku lakukan sekarang? istriku, ada apa dengannya? operasi?

"a..apa yang terjadi dengan vina?", aku beranikan diriku bertanya tentang kondisi istriku. airin akhirnya menatapku. Tapi tatapannya sangat marah.

"kau puas sekarang? Berdoa saja supaya kau tidak menguburkannya besok!", kemudian dia meninggalkanku pergi tanpa memberikan sedikitpun penjelasan.