Delima muncul kembali di tepi laut di antara batu-batu besar di pantai itu. Sang gadis naik ke daratan, perlahan-lahan tubuh telanjang yang basah kuyup itu ditutupi oleh pakaiannya yang seperti sebelumnya, hingga sempurna menjadi songket dan kebaya.
Sembari terus melangkah menuju kerapatan pepohonan di pantai itu, Delima tersenyum tanpa menoleh ke belakang. Ya, suara-suara ketakutan itu tidak lagi terdengar.
Terlepas dari tradisi para Putri Duyung itu sendiri, Delima merasa pilihan ini hanya dia sendiri yang bisa menentukan. Dan ya, dia telah membantu setidaknya seorang gadis kecil yang nyaris saja tewas tenggelam. Walaupun sepenuhnya Delima sadar bahwa hal ini mungkin pula disebabkan dari 'karma' atas yang telah dilakukan ibunya terhadap ayah kandungnya.
Ia juga menyadari, seandainya air laut lebih jernih pada saat ini, besar kemungkinannya manusia-manusia itu akan melihat wujud aslinya. Tapi tidak, Delima bersyukur untuk itu. Risiko ketahuan itu jadi bisa ia abaikan tadi.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください