"Kau benar," ujar Keisha. Helaan napasnya terdengar begitu berat. "Semua memang bisa dirancang dan direncanakan. Sejauh yang aku tahu, manusia hanya bisa melakukan itu namun keputusan tetap ada di tangan Tuhan."
"Itulah yang aku maksud, Kei… kamu pasti akan mendapatkan apa yang kamu inginkan selama kamu tetap teguh berusaha untuk mencapai itu."
"Ya… mungkin kau benar. Maaf, aku hanya merasa tidak tahu harus berbuat apa dengan keadaan ini. Seakan-akan aku tidak akan lagi dapat kesempatan bersamamu."
"Kei…"
Delima berdiri, titik-titik air meluncur turun di setiap lekuk tubuhnya yang basah. Ia melangkah mendekati Keisha, lalu duduk di samping pemuda itu. Membelai pipi yang mulai terasa kasar sebab rambut-rambut halus telah tumbuh, juga di dagu dan bibir atasnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください