webnovel

CHAPTER XVI

Hari menghitung hari, bulan-bulan penuh tawa, debaran, kebahagiaan, kebersamaan hingga keringat, air mata, ribut kecil, kesunyian, semuanya berjalan seperti tidak ada yang bisa menghentikan.

Terkadang detik jam terlalu lama bergerak namun bisa juga ia berlari hingga tidak ada yang menyadari bahwa hari sudah harus berganti. Matahari dan bulan sudah bertukar tempat.

Adegan demi adegan telah membawa Bangtan Flowers dekat dengan waktu debut mereka. Semua staff yang membantu benar-benar tidak sabar dengan hari bahagia itu. Termasuk Lee Suzy yang senantiasa semakin sibuk dan juga harus semakin kuat dihadapan mereka.

Tak sedikit Bangtan Flowers butuh dukungan dan juga rasa percaya dari orang-orang sekitar mereka. Lee Suzy menjadi orang yang paling dekat tidak hanya untuk Jimin. Ia harus merelakan Suzy menjadi pendengar yang baik bagi yang lain.

Bangtan Flowers juga tidak menyangka bahwa teman seperti Lee Suzy benar-benar membantu mereka. Karena umur mereka ada seumuran atau tidak jauh karena hanya berbeda satu tahun. Mereka bersyukur memiliki Lee Suzy.

Pada suatu hari Suzy dipanggil untuk bertemu dengan Pak Hyun Jun dan Pak Byung saat ia sedang menemani Bangtan Flowers untuk shooting video mereka di perusahaan.

Suzy mengetuk pintu dan masuk, ia disambut oleh Pak Byun dan Pak Hyun Jun.

Suzy menyapa dengan sopan dan membungkuk, Ia dipersilahkan duduk oleh Pak Hyun Jun. Suzy menunggu sebenarnya apa yang ingin dibahas. Ia merasakan pasti sesuatu yang berhubungan dengan asmara ia dan Jimin.

Pak Hyun Jun duduk didepan Suzy bersama Pak Byun, "ya kau pasti sudah menyangka apa yang kita akan bahas disini nona Lee Suzy", kata Pak Hyun Jun membuka percakapan.

Suzy hanya mengangguk dan tersenyum, tetap dengan ekspresi yang belum mengerti sepenuhnya.

"Sebentar lagi kita akan mengatur jadwal Debut untuk Bangtan Flowers namun bagaimana denganmu dan Jimin? kami mengkhawatirkan kalian karena bagi kami, kalian bukanlah masalah namun tidak bagi fans Bangtan Flowers yang kita harapkan menjadi sangat banyak", ujar Pak Hyun Jun dengan ekspresi wajah yang tidak nyaman. Ia tidak suka mencampuri hal asmara artisnya, ia tidak pernah mencampuri masalah privasi artisnya selama tidak merugikan namun ini terjadi saat Jimin belum debut. Tentu ia bingung dengan hal ini.

Suzy menelan salivanya, merasakan tenggorokannya kering, ia berdeham, "sejujurnya, saya pun bingung. Sebetulnya kami pernah membicarakan hal ini namun Jimin tidak pernah setuju apabila kami harus putus".

"nona Lee, kami tidak meminta kalian untuk putus", ucap Pak Byun menyela.

"iya saya tahu tapi inilah yang saya fikirkan demi karir Jimin. Karena saya sangat takut bahwa suatu waktu fans akan tahu mengenai kami".

"Begini, kami menawarkan untuk jalan yang aman. Kalian boleh melanjutkan hubungan dengan perjanjian bersama perusahaan bahwa hubungan kalian tidak boleh bocor hingga waktu yang ditentukan", jelas Pak Hyum Jun, diikuti Pak Byun yang memberikan kontrak kepada Suzy.

Suzy membaca kontrak tersebut, berisi kurang lebihnya mereka benar-benar tidak boleh mengungkapkan hubungannya atau jika mereka mengungkapkan, Jimin harus mengundurkan diri dari groupnya. Suzy sebetulnya merasa hal ini benar tapi ia takut bagaimana kalau fanslah yang membongkar semua. Dan hal itu ada dipoin kesekian yang berkata bahwa konsekuensinya adalah Jimin harus rela mengklarifikasi dan juga melakukan sesuai reaksi fans, jika fans tidak suka maka Jimin harus tetap menutupi hubungan itu hingga akhir, namun sebaliknya jika fans suka Jimin boleh membukanya.

"lalu tidak ada waktu yang jelas kapan kami boleh memberitahu hubungan kami pada fans".

"Nona Lee, apa kau senang saat biasmu memiliki pacar diam-diam?", tanya Pak Byun.

Suzy tidak mengerti mengapa itu sepertinya sangat salah, karena memag ia tidak mengikuti trend, ia tidak tahu boy band, yang ia tahu hanya super junior saja, "maaf aku tidak tahu rasanya dan aku merasa apa yang salah?".

Pak Hyun Jun tertawa mendengarnya, "kau tidak memiliki bias siapapun?", ia memastikan.

Suzy mengangguk, "aku terlalu sibuk belajar dan bekerja".

"wow, baiklah. Para fans tidka mungkin menyukai seseorang yang sudah memiliki pacar disaat mereka baru merintis karir. Dan untuk membuat nama Bangtaj Flowers besar dan go internasional benar-benar membutuhkan waktu dan kerja keras. Jadi kita benar-benar harus serius menangani hal ini", Pak Hyun menatap Suzy, "kalian harus membuat keputusan, jika kalian tidak bisa memenuhi kontrak, maka jalan keluarnya adalah kalian putus dan Jimin tetap debut atau Jimin debut dan kalian berpacaran dengan aturan kontrak yang kami buat. Tidak ada pilihan lagi".

Suzy mengenggam kontrak itu, ia menghela nafas, terlalu berat dan sulit memutuskan ini begitu cepat, "apa kalian sudah berbicara dengan Jimin?".

"Belum. Kaulah yang harus berbicara dengannya. Jimin bukan tipe yang mudah untuk kami bujuk", kata Pak Byun yang sudah memahami karakter artisnya satu per satu.

Suzy memahami bagaimana kerasnya Jimin, seperti kata Pak Hyun Jun, tidak ada pilihan lain, "baiklah. aku akan mengabarkan secepatnya. Kami akan membicarakannya dengan baik-baik".

Pak Byun merasa lega karena Suzy memang perempuan yang sangat bisa diajak bicara, "terima kasih Nona Lee Suzy. kau boleh kembali bekerja".

Suzy berterima kasih dan bangun dari duduknya.

"Nona Lee, kuharap kau mendukung Jimin lebih dari fansnya nanti", ujar Pak Hyun Jun saat Suzy hendak pergi.

Suzy mengerti maksud dari CEO itu. Ia pamit dan pergi dari ruangan itu sembari membawa kontrak ditasnya. Ia bersyukur bahwa ia tidak dipaksa untuk memutuskan hubungannya dengan Jimin seperti yang difilm film korea. Ia harus mengatur waktu untuk bebicara dengan Jimin pada saat yang tepat. Seprti kata mereka, Jimin bukanlah orang yang mudah diajak bicara. Dan ia harus berhasil dengan hal ini.

***

Semua orang memberikan tepuk tangan meriah saat menyaksikan Bangtan Flowers shooting terakhir untuk video clip lagunya. Mereka sangat senang bahwa semua sudah selesai dan mereka akan menunggu hasil terakhir dari album pertama mereka.

Bangtan Flowers membuat lingkarang bersama, mereka meneriakkan kata-kata semangat dan merasa bersyukur semua sudah selesai. Pak Hyun Jun menghadirinya dan ia menyelamati Bangtan Flowers dan berkata bahwa mereka akan pergi makan malam bersama. Semua staff ikut senang.

Jimin meminta waktu sebentar, ia meminta handphonenya ke Pak Byun dan menelfon Suzy disudut ruangan yang sepi.

Mereka melakukan face time. Suzy sangat menyukai make up Jimin yang membuatnya terlihat sangat tampan dan manly. Rambutnya pun berwarna hitam. Jimin selalu memakai topi belakangan ini.

"bisakah kau datang untuk ikut makan malam bersama staf yang lain?", tanya Jimin.

"aku? tidak mungkin, aku bukanlah staf disana", Suzy menolak.

"apa maksudmu, kau sangat penting bagiku dan yang lain. kita harus merayakannya bersama. aku mohon", tutur Jimin.

Suzy mengangguk, "baiklah".

"dandanlah yang cantik", Kata Jimin sangat tidak sabar.

Suzy mengangguk , "baiklah. kau istirahatlah, aku ingin siap-siap".

"oke. aku kirimkan alamatnya nanti saat aku tau dimana kita akan makan".

"okay. bye".

"tunggu", kata Jimin, "berikan aku ciuman jauh".

Suzy tertawa, "mwahh", dan ia langsung menutup video call karena sangat malu setiap Jimin meminta kiss bye seperti itu.

Suzy buru-buru menelfon Ji Hyun untuk bertanya baju apa yang harus ia kenakan saat acara makan malam seperti itu. Mereka melakukan Video Call, Jihyun memilihkan baju yang ada dilemari Suzy namun sepertinya tidak ada yang bagus untuk ia pakai.

"kau harus beli baju", ujar Jihyun.

"apa cukup waktunya?", Suzy merasa khawatir.

"cukup, makanya kau siap-siaplah, jadi kau bisa memakai baju dari butik dan langsung pergi. Kita akan bertemu dibutiknya, akan kukirimkan alamatnya. oke".

"apa maksudmu?".

Jihyun mulai sebal dengan sikap polos Suzy, "ya apalagi kalau bukan dibutik temanku. Aku akan memilihkan baju untukmu. Sudahlat cepat. bye", Jihyun menutup telfonnya sebelum Suzy sempat untuk menolak.

Suzy langsung melesat kekamar mandi, ia harus tampil cantik ahri ini. Mengkeramas rambutnya yang sudah lepek.

30 menit kemudian, Suzy beres dengan make up dan baju seadanya lalu ia berfikir sejenak untuk membawa kontrak itu dan akan membicarakan pada Jimin kalau memang masih ada waktu nanti.

Ia pergi ke alamat yang Jihyun kirimkan. Ia pergi naik taksi karena sudah tidak ada waktu untuk menunggu bis.

Suzy sampai disebuah butik yang sangat indah dan juga glamour. Ia berkata untuk bertemu dengan Jihyun disini saat seorang pramuniaga bertanya. Ia memberikan jalan pada Suzy dan Suzy bertemu dengan Jihyun.

Mereka berpelukan sejenak, Jihyun sangat rindu dengan Suzy.

"tanpamu, aku sangat kesepian", ujar Jihyun saat melepas pelukannya.

"maaf eonnie".

"its okay. aku sangat senang kau menjadi pacar yang baik untuk Jimin".

Suzy menempelkan jari telunjukannya dan melihat sekeliling, "ssshhh, kau harus menjaga kata-katamu. tidak ada yang boleh tahu hal itu".

"oh baiklah, maaf maaf".

Jimin termasuk Bangtan Flowers yang lain serta staff yang mendukung untuk debut Bangtan Flowers sudah berkumpul disebuah tempat makan BBQ yang terkenal karena kelezatannya. Mereka semua duduk disatu meja panjang.

Malam ini malam terakhir dimana mereka bekerja keras. Dan akan menyerahkan ke pihak edit mauapun distribusi nantinya. Mereka semua sangat senang untuk hari ini walaupun besok mereka mulai bekerja lagi.

Pak Hyun Jun memang selalu dapat membuat karyawanya merasa nyaman. Sebagai CEO ia merintis perusahaan ini dari 0 dengan orang-orang yang loyal karena sikapnya yang bijaksana dan juga dermawan. Ia pun membolehkan Jimin mengundang Suzy saat tadi Jimin meminta izin. Namun dengan syarat, mereka tidak boleh memperlihatkan kemesraan, harus bersikap wajar.

Baru saja Pak Byun ingin membuka acara, semua mata menoleh melihat seorang perempuan datang dengan mengenakan busana yang simple namun cantik berwarna putih. Membuat wajahnya semakin terlihat manis.

Suzy menyapa semuanya dengan sopan dan membungkukkan badannya. Jimin otomatis tersenyum melihat Suzy tampak cantik malam ini. Ia sengaja meminta Pak Byun mengosongkan bangku didepannya agar ia bisa dekat dengan Suzy.

"Silahkan duduk Lee Suzy. Kau datang tepat waktu", Pak Byun mempersilahkan.

"annyeonghaseyo", sapa Suzy kepada semuanya dan ia duduk dengan rapih disamping Pak Byun dan tepat dihadapan Jimin.

Lelaki itu hanya mengenakan kaus berwarna hitam namun membuat dirinya semakin menonjol diantara yang lain. Suzy menahan senyumannya kepada Jimin. Mereka hanya saling menatap dan mencoba menyapa dengan tatapan masing-masing.

Pak Byun memberikan pidato singkat mengenai betapa excitednya beliau dengan project ini. Ia mempersilahkan Pak Hyun Jun memberikan sambutan dan juga RM sang leader Bangtan Flowers.

"saya harap, kalian selalu mendukung kami. Dan saya berharap, BANGTAN FLOWERS SUKSES", semua mengangkat gelasnya dan berseru, "BANGTAN!!!", semua minum dengan perasaan bahagia. Acara makan-makan pun dimulai.

Suzy memasak daging-daging dengan lihai. Ia pandai memanggang dan juga menggunting daging hingga menjadi sangat pas. Ia tidak pernah menyangka bisa berpartisipasi seperti ini.

Jimin memperhatikan Suzy, ia hingga lupa bahwa ia harusnya makan. Perempuan itu memelototinya agar memakan daging yang sudah ia berikan. Jimin meraih sumpitnya dan menaruh potongan daging ke dalam Salada, ia memakannya dengan penuh rasa senang. Matanya terbuka saat menyadari daging itu sangat lezat. Jempolnya mengacung pada Suzy, ia mengerti dan menambahkan daging-daging yang banyak ke piring Jimin hingga terkadang orang yang didekat Jimin seperti J-hope dan Jung Kook berteriak meminta daging.

Suzy tertawa melihat tingkah Jimin mempertahankan dagingnya saat J-hope yang sangat jahil ingin memintanya.

Dua jam acara makan-makan berlangsung sembari meminum soju dan beer. Untuk pertama kalinya mereka minum bersama. Namun Bangtan tidak boleh ikut minum. Mereka masih dibawah umur. Sehingga saat semua sudah setengah sadar dan bahkan teler, Pak Byun meminta Bangtan untuk pulang terlebih dahulu ditemani oleh Suzy dan supir mereka.

RM dan kawan-kawan pun bersedia pulang lalu pamit pada Pak Byun. Suzy mengekori Bangtan untuk pulang ke asrama.

Semua terjatuh tidur kecuali Jimin dan Suzy yang masih saja diam-diaman namun saat menatap satu sama lain mereka saling tersenyum.

Mobil pun sampai diasrama untuk mengantar mereka semua. Mereka kelelahan hingga langsung bubar untuk kekamar masing-masing.

Jimin menghampiri Suzy yang masih sibuk menurunkan barang-barang dari mobil bersama asisten yang lain. Ia membantu pekerjaan Suzy dan ahjumma.

"aigooo, tidak perlu. kau harus istirahat", ujar Ahjumma Chan yang melarang Jimin mengangkat tas-tasnya.

"tidak apa ahjumma. Ahjumma Chan dan Ahjumma Byeol lebih baik tidur. Aku akan membantu Lee Suzy", Jimin meletakkan tas-tas itu dilantai dan menuntut Ahjumma untuk masuk kedalam asrama. Mereka pun tidak bisa melawan jika Jimin sudah demikian.

Suzy tersenyum saat Jimin kembali dan bolak-balik membantunya membawakan barang-barang. Setelah mobil sudah pergi bersama pak Supir, Jimin menggenggam tangan Suzy.

Ia memeluk Suzy sangat erat. Ia mencium bau bakaran dibadan Suzy namun untuk pertama kalinya ia merasa tidak masalah.

"akan ku tunjukkan kau sesuatu. Kau boleh ke taman belakang sekarang. Aku mau mengambil sesuatu", bisik Jimin.

Suzy hanya memgikuti perintah Jimin. Ia duduk ditaman belakang. Tidak lama kemudian Jimin datang membawa speaker mini ditangannya dan ia sudah berganti celana menjadi celana pendek.

"apa yang akan kau lakukan?", Suzy penasaran.

"kau bilang ingin melihatku menari bukan? akan ku tunjukkan padamu sekarang".

Suzy terkejut, "wahhh baiklah, senangnya", ujar Suzy kegirangan.

Jimin berdiri dan menyetel lagu dengan handphonenya. Suara lagu terdengar dari Spekaer yang Suzy pegang. Sebuah lagu dari boyband terkenal.

Suzy terpana saat Jimin memulai gerakannya dengan sangat lincah. Suzy jadi teringat bahwa ia harus memperhatikan ekspresi wajah Jimin. Walaupun sangat sulit fokus apalagi melihat tubuh Jimin sangat lincah dan juga sexy. Gerakannya begitu cepat sesuai irama. Walaupun Suzy tidak tahu detail tarian boyband itu tapi melihat Jimin mengcover tarian itu membuat Suzy merasa bahwa itu lagu adalah milik Jimin.

Hembusan angin malam membuat Jimin semakin bersemangat apalagi saat ia sadar bahwa Suzy tidak melepaskan matanya pada dirinya. Ia benar-benar ingin memberitahu Suzy bahwa ia akan membuat Suzy bangga.

Jimin menghentikan tariannya dengan sempurna saat lagu sudah selesai. Suzy berdiri dan bertepuk tangan.

"kau hebat Jiminiee", puji Suzy.

Jimin menghampiri perempuan itu dan mencium bibir Suzy dengan sangat lembut. Suzy sedikit meronta karen takut ada yang lihat namun Jimin terlalu kuat untuk melepaskan pelukannya. Suzy hanya pasrah. Angin malam membuat mereka semakin menempel satu sama lain. Dibawah langit malam yang cerah, Suzy dan Jimin bersatu kembali.

Tidak pernah terfikir bagi mereka bisa menjalani hubungan yang sangat mendebarkan seperti ini. Jimin melepaskan ciumannya dan menatap mata Suzy, ia merasa matanya panas. Sudah lama sekali ia memendam rasa bersalahnya sudah menyeret Suzy kedalam hidupnya padahal ia akan jauh dari perempuan ini. Perempuan yang banyak berkorban demi dirinya.

Suzy mengerti mengapa mata Jimin memerah. Ia menggenggam tangan Jimin dan teringat akan kontrak hubungan mereka. Ia harus memberi tahu lelaki ini sekarang.

"ada yang harus kuberitahu padamu", ucap Suzy.

"apa itu?".

Suzy mengajak Jimin duduk dan ia mengeluarkan surat kontrak dari dalam tasnya.

"ini, kau harus baca terlebih dahulu", Suzy menyerahkan kontrak itu.

Jimin membaca kalimat dikontrak itu dengan sangat amat teliti. Setelah selesai, ia semakin ingin menangis. Jimin menunduk dan mendekap wajahnya. Ia tidak tahan lagi.

Suzy memeluk Jimin, "tidak apa-apa. Jangan menangis. Kita tetap kita, hanya saja waktu dan tempat yang akan berbeda", Suzy menahan air matanya, ia tidak ingin menambah beban kekasihnya.

"aku memutuskan untuk berpisah denganmu Jiminie tapi aku akan menunggumu", ujar Suzy, "aku akan merahasiakan hubungan kita. dan aku akan meraih cita-citaku sendiri agar kita bisa bersama saat aku sudah siap menunjukkan diriku sebagai kekasihmu".

"tidak, aku tidak bisa berpisah denganmu", Jimin berkata disela-sela tangisannya yang tanpa suara.

Suzy meraih wajah Jimin dan membawanya kehadapannya, "Kita harus berkorban. Kita tidak bisa egois saat ini. Menunggumu tanpa harus berharap lebih baik untukku. Kau tetap bisa menghubungiku saat kau senggang Aku akan menjadi fans pertama bagimu, aku akan menjadi seseorang yang penting agar kau bisa memperkenalkanku nantinya. Ku mohon Jiminie", ujar Suzy memohon.

Hati Suzy sudah sangat kuat. Ia tidak ingin mengganggu Jimin lagi. Ia tahu sesibuk apa para Idol dan Jimin akan terpecah konsentrasinya apabila mereka masih berstatus pacaran. Berpacaran bukanlah hal mudah apalagi dijalani dengan backstreet dan LDR. Suzy sudah memikirkan ini matang-matang.

Namun Jimin benar-benar belum bisa menerima bahwa keputusan yang Suzy ambil adalah mereka harus berpisah. Ia merasa Suzy terlalu cepat membuat keputusan.

Jimin mengusap air matanya, ia butuh waktu untuk berfikir, "aku akan membaca kontrak ini baik-baik dan kurasa aku sedikit marah padamu tapi aku tahu aku tidak pantas untuk marah".

Suzy mengusap kepala Jimin dengan lembut, "tidak apa. tapi aku akan selalu menunggumu karena aku mencintaimu", ujar Suzy.

Jimin menyandarkan kepalanya ke bahu Suzy. Ia ingin Suzy selalu ada disampingnya. Menemani dirinya meraih kesuksesan tapi itu adalah hal yang terlalu serakah yang ia inginkan.

Jimin hanya ingin bersandar sekali lagi pada Suzy dan setelah ini ia berjanji akan memikirkan kembali saat pikirannya sudah jernih kembali.

***