webnovel

CHAPTER XV

Jimin duduk ditaman perusahaan. Setelah ribut kecil dengan Suzy, ia merasa sangat butuh udara segar. Ditambah lagi semenjak Seulgi membantunya untuk latihan dance, ia semakin tidak nyaman karena perempuan itu selalun mencoba untuk lebih dekat dengannya dengan cara yang berlebihan.

Namun Jimin benar-benar sudah tidak bisa menendang Seulgi karena ia seniornya dan tidak mungkin trainee baru seperti Jimin berlaku tidak sopan kepada seniornya terlebih Seulgi terbilang sukses bersama girl groupnya.

Mengingat Suzy yang selalu berusaha untuk menjadi asisten membuat hati Jimin lebih sakit karena tidak pernah terfikir ia bisa membuat seseorang yang ia cinta malah seperti ini. Tapi sejujurnya dengan adanya Suzy disekitarnya itu membuat Jimin selalu bersemangat.

Ia pulih dengan cepat saat Suzy mengurusnya memberinya makan, sesekali menyisipkan coklat untuk Jimin cemili saat malam hari. Memberikan ciuman diam-diam. Semua yang Suzy lakukan membuat Jimin bersemangat.

Jimin membuang nafasnya dan saat ia menoleh, V datang dan menyapanya. Ia duduk bersama Jimin. Entah kenapa Jimin masih merasa kesal dengan V.

"Ada apa denganmu? Ada hal yang ingin kau ceritakan?", tanya V yang menyadari guratan kegelisahan diwajah Jimin.

"aniyo. aku baik-baik saja hanya saja aku memikirkan apa kita bisa sukses atau tidak", Jimin berbohong.

V terkekeh, ia mengetahui bahwa Jimin memang bukan orang yang pandai berbohong, "kau mulai gerahkan dengan Seulgi Sunbae?", tebak V.

Jimin menyiku V, "kau memang mengenalku haha".

"tahanlah sebentar, kita akan memiliki dunia kita sendiri nanti", ujar V mencoba menenangkan Jimin walau V tahu bukan hanya itu yang Jimin khawatirkan.

"apa didunia kita nanti akan ada tempat untuk Suzy?", gumam Jimin sambil melempar pandangannya ke langit.

V menoleh dengan cepat, "apa maksudmu?".

"aku sangat takut ia akan merasa sakit nantinya".

"jangan terlalu takut akan yang terjadi nanti".

Jimin merasa selama ini ia tidak tahu apa harus bercerita mengenai hal ini atau tidak, ia pun masih ragu karena ia begitu ingin memiliki Suzy.

"saat aku berada disana seperti mimpi kita", Jimin menunjuk langit, "apa Suzy akan ada disana atau hanya melihatku dari bawah sini? Apa Suzy akan tersenyum bangga atau menangis karena rindu yang menyakitkan? Apa ia akan tertawa bahagia saat melihatku atau malah membenci seorang pacar yang tidak punya waktu?", kata Jimin dengan nada suara yang putus asa.

V mengerti perasaan itu karena itulah yang sudah lama ia rasakan karena Eun Hye. Tapi ia tidak pernah menyesali perasaan itu.

"kau tidak tahu bagaimana nantinya tapi kalau kalian konsisten pasti semua akan terlewati. yang jelas, jangan terlalu menggenggam pasir karena ia akan keluar dari jari-jarimu dan jangan kau lepaskan begitu saja karena ia akan terbang tertiup angin", tutur V sembari merangkul Jimin. Ia melihat mata Jimin berkaca-kaca. Lelaki kasar itu sudah berubah menjadi lelaki yang sangat lembut untuk Suzy.

Jimin tiba-tiba melepaskan rangkulan V dan berdiri menghadapnya, "ku peringatkan kau, lebih baik mulai skarang kau melap sendiri keringatmu atau aku yang akan menyekanya dengan kain lap".

V mengingat saat ia menggoda Jimin karena ia sadar Jimin memperhatikannya pada saat itu, ia tertawa, "aku tidak janji", V pergi meninggalkan Jimin.

"ha? apa maksudmu? woah kau jangan macam macam hei kim taehyung!!!!", Jimin mengejar V yang masih terus-terus menggoda Jimin.

***

Suzy harus menahan rasa cemburunya saat Seulgi mengajari Jimin dalam latihan menarinya. Jimin tidak ada kurang saat menari namun ekspresi wajah Jimin dirasa terlalu kaku. Iya itulah dia, dia tidak terbiasa untuk terlalu banyak senyum apalagi bertingkah imut atau manis.

Berbeda dengan Suga yang memang sudah memiliki charm menjadi lelaki cool. Namun Jimin lebih terlihat galak apalagi kalau ia sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Maka dari itu Seulgi diminta untuk membimbingnya karena Seulgi perempuan sehingga bisa memberi tahu Jimin bahwa selera perempuan saat melihat idol itu seperti apa.

Tapi menurut Suzy wajah galak Jimin sebetulnya terlihat sexy. Suzy juga penasaran memang bagaimana Jimin dance satu lagu full.

Saat Suzy sedang membawakan minum untuk Jimin, ia tidak melihat ada Jimin diruang itu. Hanya ada Seulgi yang sedang marah-marah sendiri.

"maaf, apa kau lihat Jimin-ssi?", tanya Suzy dengan hati-hati.

Seulgi menoleh dan memelototi Suzy, "Aku tidak tahu kemana lelaki menyebalkan itu pergi. Ada apa sih dengannya?", Seulgi benar-benar sudah tidak tahan dengan cara Jimin mencuekinya.

Suzy hanya memasang wajah kebingungan dengan apa yang Seulgi ucapkan.

"aku itu mendekati dia karena yang aku tahu, dia bukanlah orang sembarangan dikorea. Aku tidak mungkin sebaik ini kalau hanya dengan trainee biasa. Toh semua boy band selalu menyukaiku. Tapi artismu itu benar-benar dingin padaku. Aku kesal sekali tapi aku tidak bisa menolak permintaan CEO kita", tuturnya dengan meluap-lupa, "bilang ya pada artismu itu. Jangan sombong!", Seulgi keluar dengan wajah kesal sekali.

Suzy menghela nafas, ia mengerti perasaan perempuan itu. Memang Jimin sangat jago membuat orang tersulut api. Ia harus mencari Jimin.

Suzy memutari seluruh perusahaan dan akhirnya bertemu Jimin di taman belakang perusahaan. Taman itu memang tempat yang pas untuk bernafas dari latihan atau pekerjaan yang suntuk dikantor ini.

Jimin terkejut melihat Suzy duduk disampingnya. Sudah beberapa hari Suzy tidak berbicara padanya walaupun Jimin selalu menghampirinya. Suzy benar-benar mengacak-acak suasana hati Jimin.

"kenapa?", tanya Jimin karena Suzy memandangi wajahnya.

"tidak. Aku hanya mau tau, apa yang salah dengan wajahmu itu".

Jimin melotor mendengan ucapan Suzy, "apa maksudmu? wajahku asli, aku tidak pernah operasi. Kaukan tahu", ia meraba wajahnya bingung.

Suzy menggeleng karena bukan itu maksudnya, "bukan masalah operasi. Boleh tidak aku melihatmu perform satu lagi full?".

"ada apa? kenapa tiba-tiba begitu?", Jimin merasa ada yang salah dengan Suzy.

"tidak apa-apa. aku belum pernah melihatmu menari. aku ingin melihat sebelum kau debut, anggap saja ini akses vvip?".

Jimin berfikir sebentar, "boleh tapi dengan satu syarat".

"apa?".

"nanti saja. kau harus bayar, anggap saja bayar tiket. deal?", Jimin mengulurkan kelingkingnya.

"deal", Suzy melingkarkan kelingkingnya namun ia tertawa karena ternyata jari kelingking Jimin lebih kecil daripada punya Suzy.

Jimim buru-buru menarik tangannya, sementara Suzy tertawa tidak percaya.

"semua orang takut padamu tapi kau hanya memiliki jari sebesar itu", Suzy menggodanya dan tertawa. Jimin pergi meninggalkan Suzy yang masih menertawakannya.

***