"Haiii .... Uda rapi aja nih makanannya", ujar Pras sambil mendorong troli baby kedua bayi kembarnya. Raffa dan Mika begitu tenang dengan botol susu ditangan mereka.
Xena mencium tangan mama Yani Shu saat melihatnya yang sedang menata makanan prasmanan.
"Mama dari jam berapa? Jam segini uda rapi. Mana Ryhan?", tanyanya sambil mencari-cari adik kecil Pras.
Pras ikutan mencium tangan mamanya.
"Dari tadi jam 6. Cepat juga ya tau tau Uda jam 7.30. Ryhan lagi banyak PR jadinya dia di rumah aja katanya ditemani sama si mba", ujar Yani Shu.
"Uda SD dia ya, pantas sudah mulai sibuk. Aku belum menengok rumah mama yang baru. Kapan-kapan deh main ke rumah mama", ujar Pras.
"Iya, kamu yang beli tapi kamu juga belum pernah datang ke rumah mama", ujar Yani Shu.
"Aku cari Lily sama Tante Yuni dulu ya", ujar Xena lalu berjalan ke dalam rumah setelah melihat anggukan kepala suaminya.
Di ruang tamu tampak terhampar karpet yang tersusun rapi dan Xena langsung masuk ke kamar Lily.
"Haaaiii Lily. Ini buat kamu aja, maaf ya aku ngga bawa buat yang lain", ujar Xena sambil memberikan sebuah cake cokelat kesukaan Lily.
"Waaah suka banget dari Bakery ini. Sekarang jarang beli abis uda mehong sangat", ujar Lily sambil melihat ke kotak kue yang diberikan Xena.
"Sini aku rapikan rambutmu. Mau aku sanggul kecil aja ya biar kelihatan simple", ujar Xena sambil menyanggul rambut Lily.
"Kamu pakai dress atau kebaya? Mumpung belum kelihatan besar perutnya", ujar Xena setelah selesai merapikan rambut Lily.
"Tolong make up aku dulu deh, aku ngga panggil perias abis aku pikir ngga perlu-perlu banget. Tapi daritadi liat kaca kok mukanya kelihatan pucat ya", ujar Lily sambil melihat bayangannya di cermin.
"Sini. Kamu belum beli make up yang aku kasih tau ya? Bentar, kayanya di mobil ada deh tas riasku, kemaren belum aku turunkan. Bentar ya", ujar Xena lalu berjalan keluar menuju Pras yang masih duduk mengobrol dengan Anthony.
"Papa minta kunci mobil dong, aku mau ambil kotak riasku", ujar Xena.
Pras memberikan kunci mobil yang ia keluarkan dari kantong celananya. Xena lalu menuju ke arah mobil dan setelah membuka kunci, ia mengeluarkan kotak riasnya dan mengunci pintu mobilnya lagi.
"Xena", panggil lembut suara di belakang nya. Xena menengok dan tersenyum.
"Hai kak Takeshi, Nina. Kalian baru datang?", tanya Xena ramah sambil tetap berjalan di depan mereka.
"Iya, kami baru tiba", jawab Takeshi ramah namun Nina tampak memasang muka masam setelah melihat Xena.
Xena lalu menghampiri Pras dan memberikan kunci mobilnya lalu berjalan ke kamar Lily tanpa menoleh ke belakang. Pras dan Anthony menyambut Takeshi dan Nina dengan ramah.
"Mana Lily?", tanya Takeshi kepada Anthony.
"Itu di dalam, kayanya lagi mau dirias sama Xena soalnya Xena Uda bawa peralatan lenongnya", ujar Anthony cuek.
"Hei, I will make you pay for Xena's service ya. Make Up nya bukan barang murah, mana mau dia beli yang asal-asalan", ujar Pras.
"Bro, please deh. Your Wife influence my wife ok. Dia merengek minta dibelikan make up seperti Xena", ujar Anthony sewot.
"Ya udah, nanti aku suruh Xena beli buat Lily, gw yang bayar", kata Pras.
"Thanks ya kak", ujar Anthony sambil merangkul Pras yang langsung ditepis oleh Pras.
"Kalian akrab sekali ya", ujar Nina bingung.
"Terang aja akrab, mereka kakak adik kok", ujar Takeshi cuek.
"Oh gitu. Tapi kadang ada juga kakak adik yang ngga akrab kan. Anak kalian kembar ya? Mirip banget", ujar Nina sambil memperhatikan kedua bayi Pras.
"Boleh aku gendong anakmu?", tanya Takeshi.
"Coba aja kalau mereka mau", ujar Pras cuek.
Benar saja, baik Mika maupun Raffa menolak untuk di gendong Takeshi.
"Mereka Uda besar, uda kenal orang. Kalau orang yang tidak pernah mereka lihat, mereka ngga akan mau di gendong. Coba mamanya, dari jauh juga pada lari samperin mamanya, minta gendong", ujar Pras santai.
"Kamu ngga kebagian Xena dong kak? Kasian deh", ledek Anthony.
"Eh berani ngeledek your brother ya. Emang bener si, Xena selalu dimonopoli mereka berdua", ujar Pras.
"Karena Xena cantik dan baik hati", ujar Takeshi pelan.
Pras dan Nina memandang tajam ke arah Takeshi sementara yang dipandangi dengan cueknya hanya melihat ke arah Raffa dan Mika.
"Pras, Mika sama Raffa biar mama kasih makan ya, mama buat bubur buat mereka tadi. Masih hangat kok", ujar Yani Shu tiba-tiba.
"Iya, tuh bawa aja sama trolinya ma. Sudah ready ma semuanya? Mama bawain pesanan aku ngga?", tanya Pras.
"Pesanan yang mana? Kapan kamu pesan? Kan setiap mama tanya kamu mau dibawain apa jawabnya terserah. Itu ada bubur sagu, mau ngga?", tanya Yani Shu.
"Ya mama, kan aku pesen kinca duren. Aku pengen kinca duren", ujar Pras.
"Ya kamu ngga omong. Ya uda besok mama buatin, nanti mama antar ke rumahmu", ujar Yani Shu lalu kemudian pergi membawa kedua cucunya.
"Dia mamamu ya?", tanya Nina.
"Iya, dia mamaku tapi bukan mama Anthony. Aku ngga mau share sama kamu ya Anthony", ujar Pras sambil menggoda adiknya.
"Tau kak. Mama Yani Shu cuma punya kamu dan Ryhan doang. Tapi kamu juga nguasain mami aku", keluh Anthony.
"Iya dong, kan aku serakah", ujar Pras cuek. Takeshi tampak tersenyum sini melihat kearah Pras.
Tak lama Xena tampak menggandeng Lily keluar dari kamar menuju ke arah Anthony.
"Sayang, kamu cantik banget", ujar Anthony. Lily tersipu malu saat Anthony membimbingnya untuk duduk di sofa disampingnya.
"Siapa dulu dong yang meriasnya, Xena gitu", ujar Xena lembut.
"Thanks ya sis, Hebat kamu", puji Anthony.
"Biasa aja akh", ujar Nina namun dicuekin oleh yang lain. Takeshi tersenyum memandang adiknya.
"Kamu cantik Lily. Jangan dengarkan omongan orang lain, dimataku kamu cantik", ujar Takeshi lembut.
Pras bangun dari duduknya lalu menghampiri istrinya yang langsung memeluk nya.
"Good Job sayang", puji Pras sambil mencium kening Xena.
Takeshi yang melihat memalingkan mukanya ke arah lain. Nina memandang tajam ke arah mereka.
"Mana Mika dan Raffa", tanya Xena.
"Sama mama lagi dikasih makan bubur. Ayo siap-siap bentar lagi acara dimulai. Eh mana Tante Yuni sama om Andika?", tanya Pras.
"Mami dan Papi baru nanti siang kesini kak. Mereka lagi ada acara keluarga Mami di luar kota", ujar Lily lembut.
"Ya uda ngga apa-apa. Ada kita disini kok yang temenin kamu", ujar Pras sambil mengelus rambut Lily lembut.
Selang beberapa saat tampak para tamu datang untuk melakukan pengajian untuk kesehatan Lily dan Bayi yang dikandungnya.