"Aku benci sekali pada Arina... dia selalu saja menggangguku, dari awal aku merintis karir sampai sekarang, dia gak pernah biarin aku hidup tenang!" kecam Ane.
"Jadi, kita membenci orang yang sama?" Sendi mengepal erat kedua tangannya.
Malam ini, Ane dan Sendi bertemu di salah satu kafe, dan malam ini adalah pertemuan kedua mereka setelah yang pertama di rumah sakit.
Sebenarnya sejak pertemuan yang kedua itu, mereka saling bertukar nomor, hanya saja mereka baru sempat bertemu karena baru punya waktu untuk ketemuan. Apalagi Sendi masih harus bolak balik panti rehabilitas jadilah ia tidak bisa bebas untuk kesana kemari.
Ane mengangkat tinggi sebelah halis sambil menatap Sendi "Yah. Tapi, apa masalahmu dengan dia?" tanyanya penasaran.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com