webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
167 Chs

Eps.24

Aroma menyengat tercium oleh indera penciuman Shea, perlahan ia membuka matanya, bahkan sorot matanya langsung tertuju pada wanita yang kini berada duduk tak jauh dari

ranjang mungil yang ia tempati

" aku dimana? " Shea masih tampak lemah

" kamu ada di puskesmas " wanita itu langsung menghampiri nya

" terus kenapa aku bisa ada disini ? "

" tadi kamu pingsan, jadi saya bawa kamu ke puskesmas terdekat "

Shea terus memandang wajah wanita yang kini sedang duduk di hadapan nya

" Terimakasih Tante " wanita itu hanya tersenyum

Dengan leluasa wanita itu memandangi wajah mungil Shea, anak dari laki-laki yang selama ini ia cintai

" sebaiknya, saya antar kamu pulang karena keluarga kamu pasti sangat hawatir "

Selama di perjalanan, Shea terus bercerita tentang masa-masa ia masih kecil dan bagaimana sangat posesif nya sang ayah jika tau dirinya sakit, dan menceritakan betapa sang ayah mencintai dirinya begitu dalam

" tapi, papi nggak pernah cerita tentang Tante " ucap Shea, sedangkan wanita itu hanya tersenyum yang tak dapat di artikan

Tidak terasa, mereka sudah sampai di depan gerbang istana Brian Alexander, pak satpam langsung membukakan gerbang dengan tergesa-gesa saat melihat Shea turun dari mobil

" Tante mampir dulu ya " ajak Shea, belum sempat ia menjawab tangan nya langsung ditarik oleh Shea

" ya ampun non.... no Shea dari mana aja sih " tanya Pak Yanto

" emang kenapa pak "

" itu papi non nyariin, ponsel non di hubungi nggak nyambung "

" ponsel aku lowbat pak " jawab Shea dengan santai berjalan menuju pintu rumah

" ya ampun Shea..... kamu dari mana aja sih, nggak biasa nya kamu nggak ngasih kabar sama orang rumah kalo pulang telat... " ucap Anita yang langsung menghampiri nya

" kamu tau nggak, papi kamu sampe ngomel-ngomel sama orang seisi rumah " sambung Anita

" maaf Oma... ponsel aku lowbat jadi nggak bisa ngehubungin " jawab Shea tanpa berbohong

Anita beralih memandang wanita yang berdiri di belakang Shea ia memperhatikan penampilan nya dari ujung kaki sampai ujung kepala

" dia siapa? "

" itu temen papi tadi kita ketemu waktu mau ziarah kemakam mommy " Anita terus memandang wajah cantik wanita itu

" selamat sore buk " sapa nya dengan ramah, dan di sambut hangat oleh Anita

Brian sedang berada di ruang kerjanya, berulang kali menghubungi ponsel Shea

" papi..... " Shea langsung memeluk Brian yang masih nampak hawatir

" ya ampun Shea.... kamu dari mana aja sih, kenapa baru pulang... kamu bikin papi hawatir loh... " Shea hanya cengengesan

" papi lebay deh.... "

" Shea kalo kamu mau pergi kemana-mana kabari orang rumah "

" ponsel Shea lowbat, jadi nggak bisa " balas Shea dengan menimang ponselnya yang sudah tak bernyawa lagi, Brian hanya menatap lekat wajah putri kesayangannya

" jangan ulangi lagi "

" siap komandan " Brian langsung memeluknya.

" oh ya... ada orang yang mau ketemu sama papi " ucap Shea tanpa ragu

" siapa? "

Shea langsung menarik tangan Brian, dan menuruni anak tangga bahkan terlihat dengan jelas siapa yang sedang berbincang dengan Anita di ruang keluarga

DEG

" Shalu.... " gumam nya

Untuk pertama kalinya Brian merasakan getaran di hatinya saat melihat Shalu, karena sudah sekian lama mereka tidak pernah bertemu kini wanita itu berada di hadapan nya, entah karena kebetulan atau ada yang lain di hatinya

" papi.... " Shea melambaikan tangan nya di depan wajah Brian menyadarkan ia dari lamunannya

" Brian... " Anita melihat Brian yang masih mematung di anak tangga, Sontak membuat Shalu ikut menoleh kebelakang tepat dimana Brian berdiri saat ini, bahkan terlihat dengan jelas ada kecanggungan antara Brian dan Shalu

Brian dan Shalu kini duduk di halaman samping rumah, melihat tanaman bunga yang mekar serta nampak ada danau buatan yang berukuran kecil di halaman tersebut

" sudah lama kita nggak ketemu " Brian memecahkan keheningan

" iya... sampai aku lupa, kapan terakhir kita bertemu "

" Bahkan, aku juga belum sempat mengucapkan terima kasih "

" untuk? "

" karena kamu sudah membawa mendiang istriku kerumah sakit "

" itu hanya kebetulan saja, karena saat itu aku berada di tempat yang sama " Brian tersenyum kecil

" Shea sangat cantik... dia mirip sekali dengan ibunya " ucap Shalu

" dimana kalian bertemu ? "

" di pemakaman Vee "

" kamu sering kesana? " Shalu hanya mengangguk ia nampak fokus melihat, beberapa angsa yang sedang berenang di danau buatan milik Brian

" apa kamu sudah menikah " entah dari mana peryataan itu muncul, dengan berani Brian menanyakan nya

Bagai belati yang tajam menyayat hati Shalu, membuat nya merasa kan sakit yang teramat perih mendengar pertanyaan itu

" saya belum menikah " jawab Shalu dengan tenang, namun berbeda dengan hatinya yang kini merasa perih

" kenapa....? kamu sudah cukup dewasa "Shea hanya tersenyum kecil

Brian teringat akan ucapan Restu dan Nathan tentang perasaan Shalu terhadap nya

" sudah hampir gelap saya harus kembali kerumah, karena adik-adik saya pasti sudah menunggu " alih-alih tak ingin menjawab pertanyaan Brian, Shalu memilih untuk pergi

" Tante mau pulang? " Shea menghampiri mereka

" iya sayang... Tante harus pulang "

" kita masih bisa ketemu lagi kan? "

Shalu sedikit melirik kearah Brian sebelum ia menjawab

" iya sayang... kita akan bertemu lagi " Shalu membelai lembut wajah mulus Shea

" terima kasih sudah mengantar kan Shea " ucap Brian

" sama-sama pak " Shalu berlalu melewati mereka

Brian berdiri di balkon kamarnya, menatap langit gelap memikirkan Shalu yang kini kembali hadir di depan nya, untung tadi ia sempat menanyakan dimana Shalu tinggal jadi ia bisa kapan saja datang untuk menemui nya kelak

Keesokan Hari

Shalu dan tim seni sekolah nya sudah siap-siap untuk acara pentas musik, bahkan gedung aula sudah dipadati oleh tamu undangan.

Bahkan teman-teman sekolah mereka sudah duduk di kursi penonton, bahkan tanpa di sadari ternyata perusahaan milik keluarga Yesaya dan Aiden menjadi sponsor acara tersebut.

Acara ini di selenggarakan dengan secara meriah, bahkan diikuti oleh belasan sekolah menengah atas seibukota.

Prak Prak Prak !!!!!!!!!

Suara tepukan bergemuruh di ruang aula setelah penampilan SMA Global Mandiri

" ya ampun akhirnya " ucap salah satu tim seni

" jantung gue rasa mau copot "

" gue juga.. apa lagi di depan gue ada kepsek "

" dan penampilan kita menjadi yang terbaik "

" ini semua berkat Lo Shea.... "

" enggak.... ini semua berkat usaha kita sama-sama " ucap Shea

" yang di bilang Shea bener, ini berkat kerja keras kita dan kita dan kekompakan kita akhirnya kita berhasil bawa piala kebanggaan ini ke sekolah kita " tambah Aiden

" Shea.... " Janet berlari menuju Shea dan langsung memeluknya

" selamat ya buat kalian semua... " ucap Janet " sekolah bangga punya tim seni kayak kalian " tambah nya

" kita akan rayain kemenangan kita sama-sama... gue bakalan traktir kalian semua di caffe laury " ucap Aiden

" wah.... makasih ya kak " ucap para tim seni, Brian hanya tersenyum manis

Tak lama kemudian, Yesaya dan teman-teman nya pun menghampiri mereka

" wah.... selamat yah, atas kemenangan kalian, karena kalian sudah membawa harum nama sekolah kita " ucap Daniel

" makasih ya kak Daniel " ucap tim seni

" terus kalian nggak ada acara untuk kemenangan kalian? " tanya Samudera

" kak Aiden mau traktir kita makan di caffe Laury " jawab salah satu tim seni

" seru tu... kita boleh ikut kan Den... Kitakan udah kasih dukungan buat kalian " ucap Ragil

" gak punya malu Lo.... " sindir Cheryl

" bodo'..... " balasnya

Aiden memutar bola matanya dengan kesal, sebenarnya ia tak ingin mengajak Yesaya and Gank, tapi ia tak ingin kelihatan buruk di depan Shea

" iya kalian semua bisa ikut " jawab Aiden