Andrea berdiri di depan cermin sambil memegangi bibirnya. Masih terasa jelas lumatan hangat bibir Evans padanya.
"Kenapa kau begini?" gumam Andrea.
Andrea tak tahu jika Evans dan Selena dalam proses perceraian. Andrea sama sekali tak ingin dicap sebagai wanita perusak rumah tangga.
Walaupun sebenarnya yang merusak semuanya adalah Selena. Karena kebohongannya yang mengaku hamil, Evans mau tak mau harus menikahinya.
"Aku benci padamu, Evans! Aku benar benar benci padamu!" pekik Andrea sambil menangis.
Setegar apapun ia mencoba melupakan Evans, tetap saja. Saat Evans menciumnya tadi, ia sempat terlena dan ikut menikmati meski hanya sepersekian detik.
"Andrea! Kau kenapa?" tanya Silvy dari luar kamar mandi.
"Tidak, aku sedang berlatih akting," ucap Andrea berbohong.
Andrea mencoba menghapus air matanya dengan guyuran air. Namun ia terbayang lagi bagaimana Evans menyentuhnya.
"Aku rindu padamu, Evans," ucap Andrea lirih.
***
Keesokan harinya ...
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com