Ayu berada di tengah hiruk pikuk para pekerja lalu lalang mengerjakan pelaminan, dan lainnya.
Asistennya Anita terus mendampingi dirinya turut mengawasi mereka dengan seksama.
Terdengar tawa Veronica Young bersenda gurau dengan calon mertuanya, Nyonya Catarina.
Model cantik angkuh memandang Ayu dari kejauhan, seolah-olah tanda kemenangan sudah di depan mata menjadi Nyonya Michael Putra Prasojo selamanya.
Tak lama lagi pertemuan dua keluarga pasangan mempelai dimulai hanya tinggal menunggu kedatangan putra sulungnya kembali dari kantor.
Alano tiba lebih dulu mencium pipi Mama Catarina, lalu menyalami kedua orang tua calon kakak iparnya, lalu duduk di sebelah papanya, Tuan Prasojo.
"Kau sudah hubungi kakakmu untuk segera pulang?" tanya Tuan Prasojo kesal.
Alano mengangguk. "Sebentar lagi, Dad! Michael bilang padaku sedang perjalanan ke sini."
Veronica langsung memasang telinganya dengan baik. Di saat menjelang pernikahan, tunangannya malah menjauh darinya.
Model cantik itu sangat curiga peran seorang Ayu Saraswati sangat mempengaruhi hubungan mereka.
Ketika Alano mohon diri mengganti pakaian ke kamarnya sendiri. Veronica berpura-pura ingin melihat kamar Michael yang telah berubah menjadi sebuah kamar pengantin.
Ia buru-buru menyusul Alano mencari tahu tentang sikap perilaku calon suaminya belakangan ini.
Tangannya langsung membuka kamar calon adik iparnya. Tubuh atletis Alano persis sama dengan Michael, dadanya bidang berotot.
Veronica tidak bisa menahan air liurnya sendiri.
"Hei, apa yang kau lakukan di sini?" gertak Alano kaget. Kemejanya sudah terlepas, ia baru saja ingin mengganti dengan kaos yang lebih nyaman.
Model cantik itu menggigit bibir pura-pura bersalah. "Maafkan aku, Alano. Apa kau tahu sikap Michael sungguh aneh saat ini?"
Matanya tak berhenti memandang tubuh itu, mencoba mendekati dengan hati-hati.
"Aku harus bagaimana agar Michael tidak bersikap kejam padaku, menyelamatkan pesta pernikahan yang sudah di depan mata," keluh Veronica sambil memeluk Alano.
Aroma maskulin terhirup dari tubuhnya, wanita jalang itu tak berhenti melancarkan aksinya.
Sementara Alano berusaha melepaskan pelukan. Namun tunangan kakaknya malah mendekapkan diri padanya.
"Veronica, berhentilah merayuku! Sebentar lagi kau menikah dengan Michael, aku tak ingin keluargaku mengetahui jika kita memiliki skandal!" seru Alano marah.
Tapi model cantik itu malah berusaha skandal itu terjadi, tangannya bermain di tubuh Alano yang bisa menjadi sumber masa depannya, ketika Michael tak menginginkan dirinya lagi.
"Alano, aku hanya ingin kita ---" Tepat di saat bibir mereka bertemu.
Tiba-tiba saja pintu kamar Alano terbuka.
God Damn it!
Adik bungsunya, Sebastian Putra Prasojo terkejut melihat pemandangan di dalam kamar kakaknya.
"Hei bro! Oh, what the hell ---?" kalimatnya terputus tak tahu harus berkata apa lagi.
Veronica dan Alano sama terkejut langsung melepaskan diri masing-masing,
"Hey Sebastian, perkenalkan ini calon kakak iparmu, Veronica Young. Kami baru selesai berbicara hal penting. Apa Michael yang menjemput dari bandara?" tanya Alano kikuk.
Ia buru-buru mengambil kaos di lemari pakaian, mengenakan di depan mereka.
Veronica menyalami Sebastian, kemudian segera pergi meninggalkan keduanya di kamar.
"Michael menjemputku tadi di bandara, ia ada di bawah sekarang, mencari kalian berdua. Apa yang kau lakukan dengan tunangannya, Alano? Kenapa kalian begitu dekat tadi!"
Mata Sebastian tidak buta. Ia melihat keanehan sikap mereka berdua tadi. "Kau sedang bermain api, Alano!"
Teguran keras membuat telinga dan hati Alano kesal. Matanya menyalang membalas tatapan tajam adiknya.
"Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Veronica. Michael yang sering berbuat ulah, akhirnya wanita itu itu sering mengadu padaku!" jawabnya berkilah.
Sebastian memandangnya sinis. "Apa Michael tahu tentang ini?"
Alano membuang muka, keluar kamar tanpa memberi jawaban.
Adik bungsunya baru pulang dari Amerika, tapi harus menyaksikan tontonan vulgar di kediaman orang tuanya.
Sebastian menyusul Alano ke bawah untuk berkumpul dengan keluarganya.
Rahang Michael berubah keras, ketika melihat kedua adiknya duduk bersama mereka namun bersikap kaku dan saling bermusuhan.
Begitu pun Veronica berada di sampingnya. Michael melirik gesture tunangan si wanita jalang itu blingsatan tak karuan bertemu mata Sebastian dan Alano di seberang meja makan.
Skandal mereka diketahui adik bungsunya! Bedebah kau, Alano! Umpat Michael kesal di dalam hati.
Terdengar suara pria paruh baya, penuh wibawa. Pembicaraan penting dibuka oleh Papa Prasojo. Mereka menyimak seluruh kata-katanya dengan baik.
"Aku rasa tak ada yang perlu ditambahkan lagi saat ini. Pesta pernikahan putra putri kita antara Michael Putra Prasojo dan Veronica Young tinggal beberapa hari lagi. Sesuai permintaan mereka, ini untuk kalangan keluarga dan kerabat dekat saja. Setelah ini, kita akan membuat resepsi yang mewah di gedung megah," ujar Tuan Prasojo.
Kedua orang tua Veronica Young mengangguk setuju, tak perlu banyak mengeluh. Semua pesta ini telah dibiayai calon menantunya, Michael Putra Prasojo.
Mereka mendengar dari putrinya sendiri, kediaman mewah akan diserahkan setelah pernikahan.
Sangat menakjubkan jika kekayaan keluarga Tuan Prasojo berpindah pelan-pelan seiring Veronica menjadi Nyonya Besar di sini nanti.
Ketegangan di antara Sebastian, Alano dan Veronica mulai mencair seiring terjadi percakapan santai antar kedua orang tua pasangan saat ini.
Michael beranjak dari kursi, membiarkan dua keluarga berbicara panjang lebar tanpa dirinya.
Ia beralasan memeriksa persiapan pelaminan yang tak jauh dari mereka.
Di depan kolam renang yang luas, kursi tamu akan disusun berjejer rapi di halaman rumput yang kini beralas kayu dan berlapis karpet tebal.
Semua telah berubah. Kerja yang bagus, Ayu! Kau membuat seperti pesta pernikahan yang sesungguhnya!
Wanita mungil itu sedang sibuk mengawasi para pekerja, tidak menyadari Michael berdiri di sampingnya.
"Kau memang profesional, kediaman ini berubah drastis karena tangan lincahmu!" pujinya tulus.
Paduan modern dan tradisional tidak saling bertabrakan, tapi saling melengkapi.
"Oh ini memang sudah bagian pekerjaanku. Tapi Nyonya Catarina memang memiliki selera bagus menata rumah besar ini sudah terlihat asri dan elegan. Aku hanya sedikit menambahkan saja sesuai keinginan mamamu." ujar Ayu datar.
Perbincangan mereka harus terhenti, adik bungsunya datang menghampiri mereka.
"Michael, bisa kita bicara sebentar?" tanyanya dengan mimik serius.
Kakak sulungnya, Michael mengangguk. Ia sudah tahu yang ingin di sampaikan adiknya. "Oya, kenalkan ini Ayu penyelenggara pesta pernikahanku!"
Sebastian menyalami tangan Ayu, tersenyum tipis menyambutnya. Sekarang wanita mungil itu bertemu tiga pria keturunan Tuan Prasojo.
Kemudian ia membawa Michael menjauh dari Ayu. Pembicaraan penting yang sangat menohok, sesaat tiba di kediaman orang tuanya.
"Michael, apa kau sungguh yakin ingin menikah dengan Veronica?" tanyanya pelan.
Kakaknya hanya memandang tenang, lalu mengambil sebatang rokok dari sakunya membakar sebentar, dan menghisapnya dalam-dalam.
Mata birunya tajam melihat ke sekeliling. Veronica terlihat gelisah begitu juga Alano di tengah derai tawa ke dua orang tua mereka.
"Kau melihat sesuatu yang tak perlu kau lihat, Sebastian!" jawab Michael tegas.
Tapi adiknya menuntut kejelasan. "Mereka berpelukan di kamar Alano, apa kediaman ini berubah menjadi rumah bordil huh!"
Asap rokok menghilang terbawa angin, begitu pun nasib wanita jalang Veronica merusak keharmonisan keluarga Tuan dan Nyonya Prasojo.
Sebagai putra tertua, Michael melindungi keluarganya dari ketamakan dan kelicikan keluarga Veronica Young.
"Tenanglah, Sebastian! Aku memperbaiki kesalahanku di pesta pernikahan nanti. Tetaplah bersikap wajar ke mereka berdua, itu sangat membantu dari pada menggerutu!" Michael memberi kode yang telah dimengerti adiknya.
Keduanya berbicara santai berusaha menipu kedua orang lainnya yang memandang balik penuh curiga.
Dua lawan dua.
Walau Michael tidak ingin adik bungsunya ikut campur urusan dirinya.
Tapi Sebastian Putra Prasojo cukup dewasa mengetahui skandal di antara Veronica dan Alano.
***