Keesokan harinya ketika mereka bangun, Rose bersikap seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka berdua. Rune mengerti bahwa gadis itu merasa malu karena tadi malam ia begitu rapuh. Kini ia ingin bersikap biasa.
Sebagai laki-laki yang pengertian, ia langsung dapat membaca situasi dan merespons sikap Rose dengan baik.
"Bagaimana kalau kita sarapan di luar?" tanya Rune saat ia bangun dari tempat tidur dan meregangkan tubuhnya. "Aku sedang ingin bermalas-malasan."
Nada suaranya terdengar santai dan mampu membuat Rose yang diam-diam merasa canggung menjadi nyaman. Gadis itu mengangguk. "Di seberang jalan ada kafe yang buka untuk sarapan. Kita bisa makan di sana."
"Aku akan cuci muka dulu," kata Rune sambil berjalan ke kamar mandi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com