webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
416 Chs

Kedatangan Bibi

"Tadi kamu ingat tak panggil aku dengan apa?" tanyaku pada Hamzah.

Dia berpikir, "panggil apa?"

"Itu pas tadi kamu datang. Kamu panggil namaku kan, siapa coba?"

"Iya tah?"

Aku mengangguk.

"Tapi aku tak ingat."

"Kalau nama sendiri, kamu ingat?"

"Hamzah kan?" tanyanya memperjelas.

"Iya. Tapi namaku?"

"Tidak tahu. Memangnya siapa?"

"Ah masa tak ingat." tukasku, "tapi tak apa. Kepalamu sudah tak sakit lagi kan?"

"Tidak. Aku justru sakit karena berpikir sesuatu. Tapi sekarang sudah baik-baik saja, kok."

"Alhamdulillah." ujarku.

"Tapi aku khawatir sama kamu. Bajumu pasti basah."

"Tak apa. Aku sudah biasa hujan-hujanan."

Dia meraba lengan bajuku, "masih basah. Nanti ketika sampai langsung ganti baju, ya. Nanti aku minta dibuatkan air hangat."

"Terima kasih." jawabku sambil tersenyum.

Mobil telah membawa kami ke halaman rumah.

Ketika sampai, aku lebih dulu keluar lalu membawa kursi roda agar Hamzah bisa duduk di sana.

Setelah itu kami masuk ke dalam rumah.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com